TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kantongi Sertifikat Halal, UMKM di Jateng Makin Nyaman Jualan

Bank Indonesia komitmen lakukan perluasan industri halal

Konsumen sedang melihat produk UMKM yang sudah bersertifikasi halal di Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Semarang, IDN Times - Pelaku UMKM di Jawa Tengah semakin nyaman berjualan sejak mengantongi sertifikat halal. Mereka juga merasa konsumen semakin percaya bahwa produk yang dibelinya aman untuk dikonsumsi. 

Baca Juga: Bank Indonesia Solo Pamerkan UMKM yang Ekspor ke Paris, Ini Produknya

1. Urus sertifikasi halal agar konsumen semakin percaya

Bank Indonesia Jawa Tengah menyelenggarakan Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Seperti UMKM asal Kabupaten Kudus, Jenang Mubarok. Produk oleh-oleh yang berdiri tahun 1910 itu kini sudah tersertifikasi halal sejak tahun 2000-an. Upaya mengurus sertifikasi halal ini dilakukan secara sadar seiring terbentuknya ekosistem halal di masyarakat.

‘’Jadi, kami mengurus sertifikasi halal ini pada tahun 2000-an. Dulu prosesnya masih manual, ada pengajuan lalu ada petugas datang melakukan verifikasi lapangan untuk mengecek usaha jenang kami. Setelah itu ya kira-kira 4 bulanan sertifikasi halal untuk produk jenang Mubarok keluar,’’ ungkap Humas Jenang Mubarok, Tri Hartanto saat ditemui di Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023).

Menurut dia, sejak awal berdiri jenang Mubarok ini sudah halal karena memakai bahan-bahan yang halal. Selain itu, proses produksi juga dilakukan sesuai syariat agama Islam karena pembuat jenang adalah pribumi muslim dari Kudus.

‘’Namun, dengan adanya sertifikat halal dan logo halal yang menempel di produk kami, konsumen jadi semakin percaya. Seperti tiap kali ikut pameran, kami melakukan edukasi ke konsumen terkait hal tersebut,’’ jelasnya.

2. Jenang Mubarok jamin produknya halal dari hulu ke hilir

Konsumen sedang melihat produk UMKM yang sudah bersertifikasi halal di Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Pemilik usaha jenang ini menjamin produknya halal dari hulu ke hilir, yakni mulai belanja bahan hingga menjadi produk jenang yang sudah dikemas.

‘’Kami ada berbagai produk di antaranya, jenang, dodol dan permen isi dodol. Bahan produk untuk jenang menggunakan minyak nabati dan hewani. Untuk minyak hewani, kami juga ambil dari penjual lemak sapi di Salatiga yang sudah bersertifikasi halal,’’katanya.

Upaya pelaku usaha untuk melakukan halalisasi pada produknya itu seiring rencana pemerintah yang mencanangkan Indonesia menjadi pusat industri halal global pada tahun 2024. Adapun, melalui acara FAJAR 2023, Bank Indonesia turut berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah melalui perluasan industri halal.

3. Pangsa pasar ekonomi syariah sebesar 14 persen

Konsumen sedang melihat produk UMKM yang sudah bersertifikasi halal di Festival Jateng Syariah (FAJAR) 2023 di Hotel Gumaya Semarang, Rabu (2/8/2023). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan, pemerintah mencanangkan Indonesia menjadi pusat industri halal global karena segala potensi itu ada di sini.

‘’Mau pangan, wisata, kerajinan, busana, semua ada potensi di Indonesia. Sehingga, visi itu sangat tepat dan menjadi tantangan kita untuk menjadi industri ekonomi halal di tahun 2024,’’ ujarnya.

Sementara, Bank Indonesia mencatat pengembangan ekonomi syariah khususnya di Jawa Tengah juga sangat potensial karena memiliki pangsa pasar sebesar 14 persen. Selain itu, pangsa aset perbankan syariah di Jateng pada 2023 meningkat dibanding tahun sebelumnya sekitar 10,65 persen. Kredit syariah di Jateng juga meningkat sebesar 13,60 persen (yoy) pada triwulan II 2023.

Baca Juga: 5 Program Bank Indonesia Akselerasi Ekonomi Syariah di Jateng

Berita Terkini Lainnya