Ancaman Virus Corona, Pengusaha: Kami Hanya Bisa Bertahan dan Berdoa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Virus corona makin merebak di Indonesia. Kondisi ini mengancam dunia usaha di Jawa Tengah.
Sejumlah bidang industri terdampak seperti tekstil, farmasi, garmen, hingga pariwisata. Covid 19 menyebabkan pasokan bahan baku industri di Jateng yang mayoritas dari Tiongkok menurun.
1. Bahan baku farmasi dan tekstil 80 persen dari Tiongkok
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah, Frans Kongi mengatakan, industri farmasi dan tekstil di Jateng mengandalkan pasokan bahan baku dari Tiongkok. Industri farmasi di Jateng 75 persen bahan bakunya dari Tiongkok. Lalu, bahan baku untuk tekstil 80 persen juga impor dari sana.
"Untung para pengusaha di Jateng sudah menyetok jauh sejak sebelum Imlek. Sebelum di sana juga mewabah virus corona. Namun, yang mengkhawatirkan stok bahan baku akan habis bulan depan, jika ini terus terjadi bisa menghambat produksi," ungkapnya saat dihubungi, Jumat (13/3).
Baca Juga: Tiongkok Sebar Luaskan Teori Konspirasi Soal Asal Usul Virus Corona
2. Pelaku usaha cari pasokan bahan baku dari negara lain
Selain itu, untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku pelaku usaha mulai mencari pasokan dari negara lain. Meskipun, kualitas dan kuantitas bahan baku tidak sesuai dengan standar produksi.
"Saat ini kami hanya bisa bertahan sambil berdoa semoga virus corona segera berlalu. Sebab, kalau ini berkepanjangan bisa berbahaya, khususnya bagi dunia usaha," kata Frans.
3. Hambat investasi masuk ke Jateng
Kondisi ini juga berdampak pada masuknya investasi ke Jawa Tengah. Buyer dari luar negeri memilih menunda bisnis ke Jawa Tengah karena virus corona.
Frans yang juga Wakil Ketua Bidang Perindustrian dan Tenaga Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah ini menjelaskan, sejak virus corona merebak dunia industri khususnya manufaktur lesu, karena buyer menahan diri untuk melakukan bisnis ke Jateng.
"Pesanan dari luar mulai berkurang. Ya, meskipun bisa pesan secara online tapi kadang mereka lebih mantap dengan datang sendiri. Maka itu, pengusaha sekarang semaksimal mungkin untuk mencari pasar baru baik di dalam atau luar negeri," katanya.
4. Terjadi efisiensi tenaga kerja
Sementara itu, kondisi ini juga berimbas pada ketenagakerjaan. Sejumlah industri terutama perhotelan dan pariwisata juga merasakan dampak virus corona.
Frans menambahkan, meskipun belum sampai PHK tapi perusahaan sudah melakukan efisiensi. Langkah yang dilakukan dengan merumahkan para pekerjanya.
"Mereka yang tidak ada kegiatan di tempat kerja sementara tidak bekerja. Maka itu, kami meminta kepada pemerintah untuk juga memperhatikan dunia usaha seperti memberikan stimulus dana talangan agar industri tetap berjalan," tandasnya.
Baca Juga: Pemerintah Hapuskan Tenaga Honorer, Ganjar: Yang Mau Ngisi Siapa?