BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen 

Kenaikan harga daging ayam ras sumbang inflasi

Semarang, IDN Times - Inflasi dalam tiga bulan terakhir di Jawa Tengah mengalami tren naik. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menilai indikasi tersebut menunjukkan bahwa ekonomi mulai membaik. 

1. Tren kenaikan inflasi indikasi ekonomi lebih baik

BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen Pasar Tanah Tinggi Tangerang (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Kepala BPS Jawa Tengah, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, tren tersebut menunjukkan ada kegairahan permintaan. "Semoga tren dan indikasi di tengah pandemik COVID-19 ini tanda ekonomi lebih baik," ungkapnya saat dihubungi, Kamis (2/7). 

Melansir data dari BPS Jateng, inflasi pada Juni 2020 tercatat sebesar 0,20 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Mei yang mencapai 0,07 persen dan deflasi di bulan April sebesar 0,01 persen.

Baca Juga: Pasar di Semarang Ditutup Karena Pedagang Positif COVID-19, Ganjar Pranowo Curhat Sulit Atur Pasar

2. Permintaan barang dari masyarakat gairahkan ekonomi

BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen Pengunjung berbelanja produk furnitur di toko ritel Kawan Lama Group Queen City Mal Semarang, Rabu (24/6). IDN Times/Anggun Puspitoningrum

"Kenaikan inflasi tersebut tidak terlepas dari sisi permintaan barang dari masyarakat," tutur Sentot. 

Untuk diketahui, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59 persen. Kemudian, diikuti kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, lalu kelompok kesehatan sebesar 0,23 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen.

3. Inflasi tertinggi ada di Kota Tegal

BPS Sebut Indikasi Ekonomi Jateng Membaik, Inflasi Juni 0,20 Persen IDN Times/Muchammad

Pada Juni 2020, inflasi disumbang oleh kenaikan harga daging ayam dan telur. Sedangkan, penahan utama inflasi di Jateng adalah turunnya harga bawang putih, gula pasir, angkutan udara, emas perhiasan dan cabai merah.

Sementara itu, inflasi juga terjadi di enam kota besar yang menjadi daerah tempat dilakukannya survei biaya hidup. Inflasi tertinggi adalah Kota Tegal, yakni sebesar 0,42 persen, diikuti Kota Purwokerto sebesar 0,40 persen, Kota Surakarta sebesar 0,29 persen, Kota Cilacap sebesar 0,28 persen, Kota Semarang sebesar 0,16 persen. Sedangkan, inflasi terendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,09 persen. 

Baca Juga: Kota Tegal Jadi Satu-Satunya Daerah di Jateng yang Bersiap New Normal

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya