Cara Pedagang Kue dan Roti di Semarang Siasati Harga Tepung yang Naik

Ada yang putuskan pakai tepung singkong lho

Semarang, IDN Times - Perang Rusia–Ukraina dan larangan ekspor gandum oleh India berdampak terhadap kenaikan harga tepung terigu di Indonesia. Para pengusaha kue dan roti pun di Semarang mengeluh terhadap kondisi tersebut. 

1. Harga tepung terigu capai Rp12 ribu per kilogram

Cara Pedagang Kue dan Roti di Semarang Siasati Harga Tepung yang Naikilustrasi tepung terigu protein (pexels.com/Katerina Holmes)

Kenaikan harga tepung yang kini mencapai Rp 12 per kilogram ribu di pasaran Kota Semarang membuat pelaku usaha kelimpungan dan memutar otak agar tetap bisa berjualan.

Berbagai cara dilakukan agar produk mereka tetap diterima oleh konsumen.

Baca Juga: Resep Bolu Kukus Cokelat Mocca, Cukup Butuh 2 Telur 

2. Harga bahan lain untuk kue dan roti ikut naik

Cara Pedagang Kue dan Roti di Semarang Siasati Harga Tepung yang NaikRoti bolu produksi Dilla Handmade yang menggunakan tepung terigu. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Seperti pemilik Dilla Handmade di Semarang Barat, Kota Semarang, Erfi Masyitoh yang mulai menaikkan harga produk kue dan roti buatannya seiring harga tepung terigu naik. Kenaikan harga bahan-bahan tersebut mulai terasa saat harga minyak naik.

‘’Banyak harga bahan kue dan roti berubah. Tepung, margarin, telur, dan lain-lain harganya naik semua,’’ ungkapnya saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (26/7/2022).

Pengusaha kuliner rumahan itu memutar otak dan melakukan sejumlah strategi agar tetap bisa produksi setiap hari dan ada pemasukkan. Ia juga menyiasati supaya produknya tetap diminati konsumen di tengah lonjakan harga bahan-bahan kue dan roti.

‘’Saya gak berani naikkan harga produk tinggi-tinggi, mengecilkan ukuran atau mengurangi kualitas. Nanti konsumen bisa komplain atau malah lari gak mau beli lagi kan payah,’’ tuturnya yang berjualan secara online melalui Instagram @erfimasyitoh.

3. Harga kue dan roti naik 10 persen

Cara Pedagang Kue dan Roti di Semarang Siasati Harga Tepung yang NaikPelaku UMKM menunjukkan produk kue berbahan tepung singkong. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Akhirnya, Erfi harus rela menaikkan harga produk hingga 10 persen. Kemudian, ia juga meningkatkan kapasitas produksi dan menjual secara paket agar produk yang dipasarkan semakin banyak.

‘’Dulu saya gak berani produksi donat hingga 150 biji per hari. Sekarang hajar agar hitung-hitungannya bisa masuk. Dan yang penting jangan menurunkan kualitas,’’ tandasnya.

Alih-alih menggunakan tepung terigu, pemilik usaha kue yang lain di Banyumanik Semarang, Yeni justru memproduksi brownies dari tepung mocaf atau tepung singkong.

Melalui brand Dhemen Brownies, pelaku UMKM ini membuat kue brownies dan cookies non-gluten.

Baca Juga: Minyak Goreng Curah Minyakita Belum Tersedia di Semarang  

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya