Ekonomi Jateng 2022 Diprediksi Tumbuh Hingga 5,4 Persen

Kenaikan kasus dan varian COVID-19 harus tetap diwaspadai

Surakarta, IDN Times - Bank Indonesia memprediksi perekonomian di Jawa Tengah membaik di tahun 2022. Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah memperkirakan ekonomi akan tumbuh mencapai 4,6 persen sampai 5,4 persen atau lebih baik dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 3,32 persen.

1. Pembangunan proyek strategi nasional di Jateng dorong pertumbuhan ekonomi

Ekonomi Jateng 2022 Diprediksi Tumbuh Hingga 5,4 PersenIlustrasi pembangunan jalan tol Semarang-Demak. (Dok. Pemprov Jateng)

Lima faktor pemicu yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain, melandainya kasus COVID-19, peningkatan ekspor dari Jateng ke luar negeri, akselerasi vaksinasi. Kemudian, pembukaan pasar ekonomi yang semakin luas dan stimulus kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait lainnya yang terus berlanjut dalam pemulihan ekonomi. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jateng terus membaik seiring dengan melandainya kasus COVID-19. Selain itu, juga karena peningkatan investasi dan meningkatnya kapasitas produksi serta pembangunan pabrik atau gedung baru di Jateng.

"Perekonomian Jateng tumbuh 3,32 persen (yoy) atau lebih baik dibandingkan 2020 yang terkontraksi 2,65 persen (yoy). Selain didorong peningkatan kinerja ekspor yang tumbuh 55,43 persen (yoy), perbaikan ekonomi ini didorong oleh peningkatan investasi yang bersumber dari berbagai proyek strategi nasional dan dari sektor swasta," ungkapnya pada acara Capacity Building Wartawan di Solo, Jumat (18/3/2022).

Sejumlah proyek strategi nasional yang menyumbang investasi di Jateng antara lain, pembangunan Tol Semarang–Demak, Tol Jogja–Bawen, Tol Solo–Jogja, dan kawasan industri. Sementara dari sektor swasta, banyak perusahaan swasta yang meningkatkan kapasitas produksi dengan menambah pembangunan pabrik atau gedung baru.

Baca Juga: Jasa Pengiriman Logistik Bidik Pemasaran 4,2 Juta UMKM Jateng 

2. Kenaikan harga komoditas bisa jadi penahan laju ekonomi

Ekonomi Jateng 2022 Diprediksi Tumbuh Hingga 5,4 PersenSejumlah warga antre membeli minyak goreng kemasan saat operasi pasar minyak goreng murah di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (11/1/2022). (ANTARA FOTO_Muhammad Iqbal)

BI memprediksi pada triwulan I tahun 2022, pemulihan ekonomi Jateng diperkirakan masih berlanjut seiring tingginya konsumsi rumah tangga. Namun, kondisi itu masih lebih rendah jika dilihat dari hasil survei konsumen yang menunjukkan indeks keyakinan konsumen pada triwulan IV tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan bulan Februari 2022. 

Meskipun optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di Jateng, ada beberapa hal yang perlu diwaspadai sebagai penahan laju pertumbuhan ekonomi baik itu secara global maupun domestik. 

Risiko itu antara lain percepatan normalisasi kebijakan pada beberapa bank sentral negara utama seperti AS dan Eropa, yang memunculkan risiko terkait dengan imported inflation seiring dengan ketidakpastian baru bagi pasar keuangan global.

Lalu kenaikan harga komoditas internasional terutama energi dan pangan serta kasus COVID-19 yang masih tinggi. Kekhawatiran itu karena kemunculan varian baru COVID-19.

3. Bank Indonesia terapkan sejumlah kebijakan pro-stability

Ekonomi Jateng 2022 Diprediksi Tumbuh Hingga 5,4 PersenKepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra di kegiatan Capacity Building Wartawan di Hotel Alila Solo, Jumat (18/3/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

"Untuk merespon berbagai tantangan global tersebut, Bank Indonesia akan menerapkan bauran kebijakan di 2022 yang bersifat pro-stability untuk kebijakan moneter. Namun, di sisi lain tetap pro-growth di berbagai kebijakan-kebijakan lain untuk terus mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi lagi," jelas Rahmat. 

Adapun, dalam bidang moneter BI masih akan menjaga stabilitas nilai tukar secara lebih optimal dan mempertahankan kebijakan suku bunga rendah. Kemudian, dalam kebijakan makroprudensial, BI akan terus mendorong bank untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor riil dan mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas serta UMKM.

‘’Pada sistem pembayaran, kami juga akan terus mendorong keuangan digital antara lain melalui perluasan penggunaan QRIS, cross border QRIS, penerapan BIFAST dan berbagai kebijakan lainnya,’’ tandas Rahmat. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, Permintaan Minyak Goreng Tak Berdampak pada Inflasi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya