Sukses Manfaatkan Energi Surya, Bendungan Jatibarang Irit Pengeluaran 

Sukses mengembangkan Jatibarang Smart Microgrid

Semarang, IDN Times - Pemerintah masih terus mendorong penggunaan energi surya untuk dijadikan sebagai pilihan dan prioritas. Berdasarkan data dari laman resmi Kementerian Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemanfaatan energi surya di Indonesia baru mencapai 0,05 persen dari potensi yang ada. Diharapkan dengan pemanfaatan tersebut, mampu mewujudkan kemandirian energi.

Sejalan dengan hal itu, Bendungan Jatibarang di Semarang, Jawa Tengah, telah berhasil memanfaatkan energi surya sebagai pasokan energi utama operasional mereka. Bahkan, sejak Juli 2019 mereka telah mandiri 100 persen mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bendungan.

Padahal dengan daya tampung volume air Bendungan Jatibarang mencapai 20,4 juta meter kubik (m3), masuk dalam kategori bendungan besar kedua setelah Bendungan kedungombo, yang berkapasitas 600 juta m3.

Baca Juga: 5 Teknologi Bertenaga Surya Ini Akan Menyelamatkan Masa Depan Bumi

1. Sejarah PLTS di Bendungan Jatibarang

Sukses Manfaatkan Energi Surya, Bendungan Jatibarang Irit Pengeluaran 

PLTS di Bendungan Jatibarang Semarang dimulai sejak 2017. Sebanyak 936 photo voltaic (pv) dipasang di lereng utara bendungan, dengan tingkat kemiringan panel mencapai 30 derajat. Masing-masing panel itu dirangkai dengan komposisi enam array atau susunan. Satu satu panel berukuran 1,6 meter x 1 meter, dengan kapasitas sebesar 325 watt-peak (Wp).

Ratusan panel tersebut mampu menghasilkan energi 300 kilowatt-peak (kWp). Kala itu, Net Metering atau sistem layanan listrik yang dihasilkan oleh sistem PLTS, dikoneksikan ke jaringan distribusi Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Guna memaksimalkan penggunaan, di tahun 2018 dilakukan pengadaan baterai untuk penyimpanan pasokan energi yang dihasilkan oleh PLTS. Baterai itu mempunyai kapasitas penyimpanan daya listrik mencapai 753 kilowatt-hour (kWh). Sistem penyimpanan energi atau energy storage system (ESS) tersebut mampu mencadangkan energi selama dua hari.

"Bebannya hanya kecil dibandingkan tenaga yang dia (baterai) simpan. Sangat cukup untuk intern dari bendungan. Karena ini aset, ya dipakai untuk intern dan tidak boleh diperjualbelikan," ujar Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Bendungan Jatibarang, Semarang, Dina Noviadriana secara khusus kepada IDN Times.

2. Integrasi Jatibarang Smart Microgrid

Sukses Manfaatkan Energi Surya, Bendungan Jatibarang Irit Pengeluaran 

Selama kurun waktu Januari-Juni 2019, pihak Unit Pengelola Bendungan (UPB) melakukan uji coba sistem kelistrikan secara swasembada di lingkungan Bendungan Jatibarang. Hasilnya, pada Juni 2019, seluruh energi listrik di bendungan berhasil 100 persen, menggunakan PLTS.

"Adanya baterai, baru Juli 2019 bisa mandiri dari PLN. Menerima energi dari tenaga surya yang kemudian disimpan di baterai. Kapasitas penyerapan energi surya, satu hari sudah bisa full (baterainya)," kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Ruhban Ruzziyatno kepada IDN Times melalui sambungan telepon.

Mode operasi listrik di Jatibarang semakin lengkap, setelah penerapan ESS. Mode operasi menjadi sistem Multimoda Off/On Grid yang diintegrasikan Jatibarang Smart Microgrid (JSM).

Dari laman resmi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dijelaskan bahwa microgrid adalah teknologi memadukan genset dengan potensi energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif bahan bakar.

Terdapat tiga daya listrik yang dipadukan untuk microgrid, yaitu sumber energi surya (PLTS), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan genset manual. Ketiganya dioperasikan secara paralel.

"Kalau PLN blackout (red: mati total) pakai PLTS. Kalau PLTS blackout pakai PLN. Kalau keduanya blackout pakai genset manual. Jika ada yang rusak, sudah ada cadangan. Jadi tidak akan berpengaruh pada pasokan," ungkap Kasub Unit UPB Bendungan Jatibarang, Semarang, Heri Santoso ketika bertemu IDN Times.

3. Manfaat JSM Bendungan Jatibarang

Sukses Manfaatkan Energi Surya, Bendungan Jatibarang Irit Pengeluaran 

Banyak manfaat yang didapat pihak UPB dari penggunaan JSM. Salah satunya adalah penghematan operasional bendungan. Sebelum adanya JSM, pihak UPB terpaksa harus mengeluarkan biaya untuk membayar listrik, yang besarannya mencapai Rp25 juta setiap bulan.

"Investasi pertama (PLTS) memang agak mahal dan itu lifetime (garansi seumur hidup). Operasional untuk bayar listrik Rp25 juta per bulan. Sekarang hanya Rp7 juta hanya untuk biaya abonemen beban," terang Dina, yang juga Kepala Bidang (Kabid) Operasi Dan Pemeliharaan Sumber Daya Air (SDA).

Penggunaan JSM juga dimanfaatkan untuk pengembangan potensi pariwisata, dimana letak bendungan berdekatan dengan wisata Goa Kreo. Adapun wisata tersebut terkenal dengan habitat satwa monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang bekeliaran bebas.

"Mendukung pasokan listrik di sepanjang wisata Goa Kreo hingga Bendungan Jatibarang. (Wisata Goa Kreo) Masih terhubung dengan sistem kita," papar Ruhban yang turut menjabat sebagai Penanggung Jawab Bendungan Jatibarang Semarang.

Manfaat dari JSM juga untuk kelestarian fungsi konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Garang. Fungsi lain adanya JSM lebih bisa dimaksimalkan secara otonom. Seperti untuk penyediaan air baku Semarang dengan kapasitas 1050 liter per detik serta pengendalian banjir dengan mengurangi debit banjir sebesar 170 m3 per detik.

Untuk beban listrik tertinggi penggunaan JSM yang terjadi pada siang hari mencapai 5 kilowatt (kW). Sedangkan beban malam hari mencapai 22 kW.

4. Keunggulan PLTS Bendungan Jatibarang

Sukses Manfaatkan Energi Surya, Bendungan Jatibarang Irit Pengeluaran 

Panel-panel pada PLTS ini, mempunyai banyak kelebihan, di antaranya dalam hal kapasitas penyimpanan energi. Meskipun sedikit sinar matahari yang ditangkap atau terjadi cuaca mendung, tidak akan mengurangi kapasitas penyimpanan energi dari PLTS. Perbedaannya hanya pada waktu penyimpanan.

"Musim penghujan masih tetap penuh. Mungkin kalau mendung ya 5 sampai 6 jam. Tidak mengurangi storage-nya," aku Heri, yang juga sebagai PPK Operasi dan Pemeliharaan (O&P) SDA.

Pihak vendor sendiri memberikan garansi termasuk perawatan PLTS selama 25 tahun di Bendungan Jatibarang Semarang.

PLTS di Bendungan Jatibarang menjadi proyek percontohan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). PLTS tersebut akan direplikasi penerapannya di bendungan lain, guna memenuhi kebutuhan listrik sendiri untuk operasional bendungan.

"Ya untuk Bendungan Logung yang berada di Kudus, nanti juga akan diterapkan sama, 1000 kWp," tutup Dina.

Lebih lanjut, Kementerian PUPR akan menggandeng Kementerian ESDM sebagai bentuk dukungan terhadap program pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan Kementerian BUMN yang membawahi PLN, untuk kerjasama pengoperasian PLTS.

Baca Juga: [FOTO] Perjuangan Petugas Bendungan Jatibarang Pasok Data untuk Sinbad

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya