Anak Sekolah Belajar Online, Pedagang Seragam Kini Beralih Jualan Masker

Para pedagang seragam kelimpungan

Semarang, IDN Times - Masa pandemik COVID-19 yang sudah berlangsung selama tujuh bulan terakhir menyebabkan aktivitas perekonomian di Kota Semarang merosot drastis. Yang paling terasa ialah bisnis penjualan seragam sekolah yang nyaris mandek karena anak sekolah masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

1. Sehari terjual sepotong seragam pedagang sudah bersyukur

Anak Sekolah Belajar Online, Pedagang Seragam Kini Beralih Jualan MaskerSeorang pedagang di Kauman Semarang membersihkan seragam yang dipajang di tokonya. Istimewa

Di Kampung Kauman sebagai pusat penjualan aneka seragam para pedagang setempat sepi pembeli. Hampir setiap hari tak ada satupun pedagang yang dapat orderan meski saat ini telah memasuki tahun ajaran baru.

"Sekarang benar-benar sepi. Kalau sebelum pandemik kita bisa jual 10 sampai 15 potong sehari. Dengan situasi pandemik seperti saat ini, terjual satu potong aja sudah bersyukur banget," kata Zaenal, seorang pedagang seragam di Toko Tunas Baru, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga: Cegah Virus Corona, Pemerintah Siap Tes COVID-19 di Sekolah-Sekolah

2. Omzet penjualan seragam sekolah turun hampir 100 persen

Anak Sekolah Belajar Online, Pedagang Seragam Kini Beralih Jualan MaskerNur Rohim bersama anak didiknya di Merauke, Papua (Dok. Pribadi/Nur Rohim)

Menurutnya omzet penjualan seragam kini anjlok hingga 90 persen ketimbang kondisi normal. Penurunan penjualan sudah ia rasakan sejak empat bulan terakhir. 

"Ya sejak ada COVID-19, sudah gak ada yang beli seragam sekolah. Penjualannya turun drastis. Sekarang bisa sampai 90 persen," akunya.

Untuk harga satu potong seragam sekolah, ia kerap mematok harga antara Rp60 ribu. Sedangkan harga aksesorisnya macam dasi, bet, topi dan sejenisnya dijual kisaran Rp10-Rp20 ribu. Selain itu, harga seragam Korpri dibanderol mulai Rp120 ribu hingga lebih dari Rp200 ribu per potong.

"Tapi selama pandemik, aksesoris seragam juga gak ada yang laku. Kita cuma bisa bertahan hidup dengan jualan masker aja. Kemarin-kemarin yang terjual agak lumayan," bebernya seraya menambahkan bahwa selembar masker dijual murah meriah hanya Rp5.000.

3. Pemkot diminta buat aturan yang bisa menjaga kesehatan anak-anak sekolah

Anak Sekolah Belajar Online, Pedagang Seragam Kini Beralih Jualan MaskerPixabay

Sementara pedagang seragam lainnya, Muklisin mengaku juga kelimpungan saat masa pandemik. "Sama juga. Di toko saya sepi banget. Cuma bisa pasrah aja sama keadaan seperti ini," ujarnya.

Ia berharap agar bisnisnya kembali pulih, pemerintah paling tidak harus merancang kebijakan baru bagi para siswa sekolah. Pemkot Semarang diharapkan segera membuat kebijakan yang bisa mengendalikan penularan COVID-19 di tengah masyarakat.

"Mestinya anak-anak sekolah bisa diberi keamanan khusus sehingga ketika diizinkan berangkat sekolah, mereka gak gampang ketularan virus Corona," sahut Zaenal.

Baca Juga: Belajar Online, Terjepit Antara Pilih Beli Makan atau Akses Internet?

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya