Kedelai dan Minyak Goreng Kian Mahal, Perajin Tahu Semarang Jualan Ampas

Pasokan kedelai impor tersendat

Semarang, IDN Times - Kenaikan harga kedelai yang terjadi sejak Lebaran tahun 2021 membuat para perajin tahu di Kota Semarang kalang kabut. Mereka makin pelik lantaran harga minyak goreng curah yang melambung tinggi.

1. Pasokan kedelai impor saat tersendat

Kedelai dan Minyak Goreng Kian Mahal, Perajin Tahu Semarang Jualan AmpasTumpukan tahu yang diproduksi di Pabrik Tahu Eco Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Seorang pemilik pabrik Tahu Eco di Jalan Tandang 1, Kelurahan Mrican, Tembalang, Joko Wiyatno mengaku, harga kedelai saat ini sudah tembus Rp11.500 per kilogram.

Joko mengatakan naiknya harga kedelai disebabkan berkurangnya pasokan kedelai yang diimpor dari Brasil dan Argentina.

"Saya mendapat informasi langsung yang menyatakan karena Brasil dan Argentina sebagai penghasil kedelai saat ini sedang gagal panen, maka barangnya jadi sangat terbatas. Negara-negara yang jadi buyer kemudian mencari pasokan ke Amerika Serikat. Di sana pun tidak bisa mencukupi kebutuhan pasar. Inilah yang bikin harga kedelai gak pernah stabil sejak Lebaran bulan Agustus 2021," kata Joko kepada IDN Times, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tempe Malang Pilih Naikkan Harga Jual   

2. Harga kedelai naik setiap hari

Kedelai dan Minyak Goreng Kian Mahal, Perajin Tahu Semarang Jualan AmpasProses pengolahan kedelai menjadi tahu di Pabrik Tahu Eco Jalan Tandang, Mrican Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Lebih lanjut, menurutnya harga kedelai sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Hampir saban hari dirinya mendapati fakta bahwa harga kedelai naik bertahap kisaran Rp50--Rp100. Harga kedelai melonjak sekitar 30 persen dari kondisi normal Rp9.000 per kilogram.

Joko berkata, situasi seperti ini sangat memberatkan dirinya sebagai produsen tahu di Semarang. Selain kesulitan mendapatkan bahan baku kedelai yang memadai, Joko juga kerepotan lantaran harga minyak goreng yang bertambah mahal.

"Setiap hari saya tetap memproduksi tahu 20 ton, jumlahnya gak berubah. Yang jadi masalah itu gara-gara harga kedelainya yang tambah mahal, saya gak punya keuntungan lagi. Dan beban produksi saya jadi berat karena minyak curah subsidi yang dijanjikan pemerintah harganya turun, yang ada sekarang tetap Rp19 ribu per liter," keluhnya.

3. Perajin tahu jualan ampas untuk kebutuhan sehari-hari

Kedelai dan Minyak Goreng Kian Mahal, Perajin Tahu Semarang Jualan Ampasbulelengkab.go.id

Joko mengungkapkan jika lonjakan harga kedelai tidak segera ditangani Kementerian Perdagangan (Kemendag) maka dikhawatirkan situasinya akan menjadi lebih buruk lagi. 

Untuk menyiasati kondisi saat ini, Joko terpaksa mengandalkan penghasilan tambahan dengan berjualan ampas tahu. Ampas tahu yang berasal dari sisa rebusan tahu saat ini banyak dibeli oleh para pedagang angkringan di Kampung Tandang untuk diolah menjadi makanan gembus.

Tak cuma itu saja, ampas tahu yang dihasilkan dari pabrik milik Joko juga diburu warga sekitar untuk dijadikan pakan ternak. 

"Mau gak mau kita cari penghasilan lain dari jualan ampas dong. Soalnya kita harus tetap bayar upah buat lima pegawai. Dan saya bersyukurnya akhir-akhir ini banyak warga dan pedagang yang beli ampas tahu untuk dijadikan pakan ternak atau makanan gembus," akunya.

4. Kemendag diminta segera stabilkan harga kedelai

Kedelai dan Minyak Goreng Kian Mahal, Perajin Tahu Semarang Jualan Ampasilustrasi kacang kedelai (freepik.com/jcomp)

Joko berharap, Kemendag secepatnya bertindak untuk menstabilkan harga kedelai. Ia menyampaikan peran Bulog sebagai lembaga penyangga pangan juga bisa dikembalikan untuk mencukupi kebutuhan bahan pangan bagi masyarakat Indonesia.

"Saya minta Bulog diaktifkan lagi sebagai pengendali harga kedelai. Ya semoga saja kementerian lekas menstabilkan harga kedelai biar gak mahal seperti sekarang," tandasnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu dan Tempe Perkecil Ukuran

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya