Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per Meter

Investor terus berdatangan masuk ke Karimunjawa

Jepara, IDN Times - Kepulauan Karimunjawa selain mahsyur sebagai surganya pecinta bawah laut, juga menjadi target investasi yang punya prospek cerah. Setidaknya hal itu tergambarkan dari situasi yang terjadi di Karimunjawa belakangan ini.

Camat Karimunjawa, Eko Udiyono, Karimunjawa yang terbagi menjadi empat desa saat ini jumlah penduduknya sebanyak 10.112 orang. Dengan jumlah warga sebanyak itu, rata-rata memiliki tanah warisan di berbagai titik gugusan pulau.

"Dan populasinya masih didominasi oleh masyarakat lokal. Hanya saja karena tergiur dengan perkembangan pariwisata yang pesat, kurang lebih empat tahun terakhir banyak warga yang memutuskan menjual tanahnya kepada para investor," akunya ketika berbincang dengan IDN Times via telepon, Rabu (19/1/2022).

 

1. Harga tanah dibanderol Rp300 ribu-Rp2 juta per meter

Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per Meterliburanaye.blogspot.com

Eko berkata kebanyakan harga tanah yang dijual warga dibanderol cukup bervariatif. Untuk ukuran wilayah Pulau Karimun, warga biasanya menjual tanah seharga Rp2 juta per meter. 

Sedangkan harga tanah di Pulau Kemujan justru dijual sangat murah. Menurut Eko harga tanah di Pulau Kemujan antara Rp300 ribu-Rp500 ribu per meter.

"Yang di pulau-pulau lainnya kayak Menyawan, Genting itu harga tanahnya juga sama, rata-rata kisaran Rp300 ribu sampai Rp500 ribu per meter. Jadinya peminatnya banyak sekali. Sejak 2018 banyak tanah di Kemujan dan Karimun sudah dibeli investor," kata Eko.

Baca Juga: 2 Tahun Pandemik, Karimunjawa dan Gedongsongo Cuma Andalkan Turis Lokal

2. Investor Semarang dan Jakarta berlomba bikin hotel dan resort

Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per Metercolours-indonesia.com

Lantaran harga jual tanah yang relatif miring, maka para investor pun melirik Karimunjawa sebagai lokasi investasi yang menjanjikan. Eko menyebut bahwa mayoritas investor yang datang ke Karimunjawa kerap membuka bisnis penginapan resort, perhotelan dan jasa wisata jetski.

Bisnis di Karimunjawa yang kini tampak mencolok seperti Bandara Dewandaru di Kemujan, Hotel Asian View dan sebuah hotel di pulau tengah.

Tak hanya itu saja, investor yang berdatangan dari kota-kota besar macam Jakarta, Semarang, Bandung dan daerah lainnya. 

"Pokoknya tiga empat tahun terakhir itu banyak banget investor dari Jakarta, Temanggung dan Semarang yang masuk ke sini. Umumnya yang mereka cari itu tanah milik warga yang dijual murah. Pasti gak ada sebulan langsung dibeli. Spot-spotnya tersebar merata di semua gugusan pulau," ujarnya.

3. PT LHI beli tanah 3,4 hektar untuk dibangun hotel dan villa

Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per MeterInstagram.com/ardhaoxza

Ketertarikan untuk mengembangkan bisnis wisatanya di Pulau Kemujan salah satunya dilakukan oleh PT Level Hotel Indonesia (LHI). PT LHI sejak empat tahun terakhir telah membeli tanah seluas 3,4 hektar milik Eni, seorang warga lokal. Harganya mencapai Rp7,5 miliar.

Tanah yang dibeli PT LHI kemudian disulap menjadi sebuah hotel dan villa. "Proyek milik PT LHI juga baru meratakan tanahnya saja. Belum kelihatan bentuk hotelnya. Dari desain awalnya, nantinya dari 3,4 hektar lahan yang dipakai buat cuma 70-80 persen. Zaman dulu itu tanahnya salah satu warga Kemujan bernama Bu Eni lalu dibeli oleh PT LHI. Dalam pengajuan izinnya akan dibuat hotel dan villa," terangnya.

Owner PT LHI telah menyelesaikan pengajuan izin kepemilikan tanah yang dibuktikan dengan keluarnya sertifikat HGB. Dari hasil pengukuran tanah, katanya lahan yang dibeli PT LHI tidak termasuk dalam wilayah konservasi Balai Taman Nasional Karimunjawa. 

"Surat izin tata ruang dari Pemkab Jepara juga sudah keluar. Ini sekarang lagi mengajukan izin Amdal dan UKL/UPL," ungkapnya.

Eni yang lahir dan besar di Karimunjawa tercatat punya banyak tanah di sejumlah pulau. Eko menjelaskan berbagai bidang tanah yang dimiliki Eni kerap dijual ke investor untuk kemudian dijadikan bisnis hotel maupun homestay.

Belakangan proyek pembangunan PT LHI inilah yang santer dikabarkan dibeli oleh warga negara asing (WNA) dan diposting di medsos. Eko pun meluruskan jika kabar yang beredar tersebut tidak tepat. Pasalnya, dari aturan yang dibuat Pemkab Jepara, WNA dilarang membeli tanah di wilayah Karimunjawa. WNA hanya boleh menyewa tahan untuk jangka waktu pendek dan jangka panjang.

4. WNA dilarang beli bangunan di Karimunjawa

Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per MeterKarimunjawa (Instagram.com/gustian_faizal)

Pembelian tanah di Karimunjawa selama ini sering dilakukan dibawah tangan alias per individu. Setiap proses pembelian langsung disaksikan oleh notaris yang ditunjuk kedua belah pihak.

Hanya saja ia tak memungkiri jika banyak WNA yang memilih menyewa hotel dan villa sebagai pendukung bisnis mereka.

"Mungkin kalau sewa itu monggo bisa saja tapi gak bisa memiliki bangunannya. Kita punya aturan yang sangat ketat sehingga WNA gak bisa beli tanah dan bangunan di Karimunjawa.  Maka dari itu, kalau ada investor masuk ya kita persilakan. Kita tidak bisa batasi orang luar masuk ke Karimunjawa," bebernya.

5. Camat Karimunjawa berharap investor kembangan pariwisata Karimunjawa

Tanah di Pulau Karimunjawa Dijual Rp300-Rp500 Ribu Per MeterInstagram.com/fadil_bappe

Ia mengatakan mayoritas warga tidak merasa terancam dengan maraknya investor yang masuk ke Karimunjawa. Justru, ia berkata penduduk Karimunjawa sangat terbuka dan menantikan lebih banyak lagi investor datang untuk menanamkan modalnya.

"Saya rasa warga di sini kok tidak terancam ya. Karena kan mayoritas warga Karimunjawa sudah beralih ke sektor wisata. Soalnya komoditas perikanan semakin menurun. Kita sudah sepakati bahwa investor boleh masuk Karimunjawa, yang penting regulasinya dipenuhi, masyarakatnya diajak kerjasama dan harus bisa mejaga lingkungan," urainya. 

Baca Juga: Antisipasi Corona Omicron, Turis yang Liburan di Karimunjawa Dites Antigen

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya