TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Kanker Lebih Sering Terjadi pada Lansia? Ini Faktanya

Usia adalah faktor risiko terbesar kanker

ilustrasi pasien kanker lansia (news-medical.net)

Intinya Sih...

  • Kanker disebabkan oleh mutasi genetik dalam sel tubuh, bisa diwariskan atau terjadi setelah lahir, dan dipengaruhi oleh karsinogen fisik, kimia, dan biologis.
  • Usia adalah faktor risiko terbesar kanker, dengan risiko meningkat seiring bertambahnya usia dan dapat terjadi pada usia berapa pun.
  • Penuaan meningkatkan risiko kanker melalui akumulasi sel bermutasi, penurunan fungsi kekebalan tubuh, dan kerusakan sistem imun pada lansia.

Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang terjadi saat sel-sel abnormal membelah dengan cepat dan bisa menyebar ke jaringan dan organ lain. Sel-sel yang tumbuh dengan cepat ini bisa menyebabkan tumor. Selain itu, sel-sel ini juga bisa mengganggu fungsi normal tubuh, mengutip laman Healthline.

Perlu diketahui bahwa penyebab utama kanker adalah mutasi atau perubahan pada DNA dalam sel-sel tubuh. Mutasi genetik ini bisa diwariskan, namun juga bisa terjadi sesudah lahir atau pengaruh lingkungan. Penyebab eksternal yang disebut karsinogen ini, bisa mencakup:

  • Karsinogen fisik seperti radiasi dan sinar ultraviolet (UV).
  • Karsinogen kimia seperti asap rokok, asbes, alkohol, polusi udara, serta makanan dan minuman yang terkontaminasi,
  • Karsinogen biologis seperti virus, parasit, dan bakteri.

Kanker merupakan salah saru penyebab kematian terbanyak di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 33 persen kematian kanker kemungkinan disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik, indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, alkohol, tembakau, dan konsumsi buah dan sayur yang rendah.

Usia adalah faktor risiko terbesar kanker. Ini berarti bahwa risiko kanker akan meningkat seiring bertambahnya usia, dan ini berlaku untuk sebagian besar jenis kanker. Perlu diketahui bahwa risiko terkena kanker, akan meningkat secara signifikan sesudah usia 50 tahun, dan setengah dari seluruh kanker terjadi pada usia 66 tahun ke atas, mengutip laman Dana-Farber Cancer Institute. Sementara itu, menurut National Cancer Institute (NCI), usia rata-rata individu yang didiagnosis menderita kanker adalah 66 tahun, dan seperempat dari diagnosis kanker baru terjadi pada individu yang berusia antara 65 dan 74 tahun.

Namun usia rata-rata diagnosis bervariasi pada berbagai jenis kanker, misalnya untuk kanker payudara yaitu 61 tahun, 66 tahun untuk kanker prostat, 68 tahun untuk kanker kolorektal, dan 70 tahun untuk kanker paru-paru. Meski begitu, kanker bisa terjadi pada usia berapa pun. Namun tidak bisa dimungkiri bahwa kasus kanker pada lansia, jumlahnya memang lebih besar, dibandingkan pada yang lebih muda.

Wah, kira-kira mengapa ya kanker sering terjadi pada lansia? Yuk, mari simak penjelasannya di bawah ini beserta fakta lainnya seputar kanker pada lansia.

1. Mengapa kanker sering terjadi pada lansia?

Penuaan meningkatkan risiko kanker dalam tubuh kita dalam beberapa cara. Nah, berikut ini beberapa cara penuaan meningkatkan risiko kanker:

  • Akumulasi sel yang bermutasi seiring pertambahan usia: Semakin tua usia kita, maka semakin tinggi proporsi sel yang bermutasi, dan sel-sel ini menciptakan populasi yang berisiko tinggi merekrut sel-sel pemicu kanker. Nah, salah satu faktor yang mendorong akumulasi sel-sel ini yaitu kebiasaan buruk. Ini bisa seperti makan secara berlebihan hingga menyebabkan obesitas, atau sering mengonsumsi makanan yang tidak sehat,  mengonsumsi alkohol secara berlebihan, atau kebiasaan merokok. Selain itu, terpapar faktor lingkungan yang berbahaya juga bisa meningkatkan risiko kanker. Perlu diketahui bahwa seiring berjalannya waktu, kita kemungkinan terus-menerus terpapar pada faktor lingkungan yang berbahaya yang bisa menyebabkan kanker. Ini mencakup terkena paparan radiasi UV dari matahari, serta zat kimia berbahaya yang termasuk dalam asap tembakau dan juga virus. Paparan kumulatif ini bisa memicu mutasi DNA seluler yang menyebabkan perkembangan kanker. Namun, menghindari paparan berbahaya hanya bisa mengurangi tetapi tidak menghilangkan perolehan mutasi. Perlu diketahui bahwa mutasi bisa terjadi karena kesalahan yang dibuat sel-sel kita selama reproduksi informasi genetiknya. Peristiwa sporadis ini juga terakumulasi seiring berjalannya waktu. Biasanya, serangkaian mutasi pada gen terkait kanker, terjadi bertahun-tahun sebelum sel memulai perjalanan ganasnya.
  • Penurunan fungsi kekebalan tubuh seiring bertambahnya usia: Alasan kedua mengapa penuaan meningkatkan risiko kanker yaitu karena seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh secara alami melemah dan kehilangan sebagian kemampuannya untuk melawan kanker. Berbeda pada usia yang relatif lebih muda, di mana sistem kekebalan tubuh kemungkinan cukup kuat untuk mendeteksi, menargetkan, dan menghancurkan sel-sel abnormal, sebelum berkembang menjadi kanker.
  • Kerusakan sistem imun pada orang lanjut usia (lansia):  Perlu diketahui bahwa pada orang lanjut usia (lansia), sistem imun mereka selalu dalam kondisi siaga palsu (disebut peradangan steril sistemik kronik), dan hal ini menciptakan kondisi yang merangsang perkembangbiakan sel dari populasi berisiko tinggi, sehingga memicu perubahannya menjadi sel kanker.

Selain 3 faktor utama di atas, faktor terkait usia lainnya yang kemungkinan berperan dalam tingginya insiden kanker seiring bertambahnya usia yaitu termasuk:

  • Efek jangka panjang dari peradangan kronis.
  • Perubahan DNA pemicu kanker yang disebabkan oleh radikal bebas oksigen.
  • Mekanisme perbaikan kerusakan DNA yang kurang efektif.

2. Kanker apa saja yang sering terjadi pada lansia?

Kanker tertentu lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Berikut beberapa macam kanker yang lebih umum terjadi pada lansia:

  • Kanker kandung kemih: Lebih dari 70 persen dari seluruh kasus kanker kandung kemih, menyerang pria berusia antara 50 dan 80 tahun. Tanda-tanda peringatan dari kondisi ini yaitu meliputi urin berdarah, kandung kemih membesar, sering buang air kecil, dan rasa terbakar ketika buang air kecil.
  • Kanker paru-paru: Lebih dari 80 persen dari seluruh kasus kanker paru-paru, menyerang orang dewasa yang berusia 60 tahun atau lebih. Untuk tanda-tanda peringatan dari kondisi ini yaitu meliputi nyeri dada, batuk terus-menerus, kesulitan bernapas, batuk berdarah, dan infeksi pernapasan kronis.
  • Kanker pankreas: Sebagian besar kasus kanker pankreas menyerang orang dewasa yang berusia 65 tahun ke atas atau lebih, dan biasanya didiagnosis pada stadium lanjut. Beberapa tanda peringatan dini dari kondisi ini yaitu meliputi penyakit kuning, diabetes yang muncul tiba-tiba, tangan dan kaki gatal, kehilangan nafsu makan, kehilangan indra perasa atau penciuman, tinja berwarna pucat, dan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
  • Kanker prostat: Lebih dari 50 persen dari seluruh kasus kanker prostat menyerang pria berusia 75 tahun atau lebih. Meskipun tanda-tanda peringatan dini jarang terjadi, namun beberapa pria mengalami gejala sebelum didiagnosis kanker ini. Ini seperti urin atau air mani berdarah, aliran urin yang lemah, sensasi terbakar ketika buang air kecil, sering buang air kecil, dan kesulitan memulai atau menahan buang air kecil.
  • Kanker payudara: Angka kejadian kanker payudara pada perempuan berusia 65 tahun ke atas sebesar 1,7 kali lebih tinggi dibandingkan angka kejadian pada perempuan usia 45-64 tahun, dan 10 kali lebih tinggi dibandingkan angka kejadian pada perempuan berusia di bawah 45 tahun. Beberapa tanda peringatan dini dari kondisi ini yaitu mencakup benjolan pada payudara atau ketiak, perubahan pada kulit payudara, pembengkakan payudara, perubahan pada puting susu seperti puting susu terbalik atau keluar cairan.

Baca Juga: Kenali Lactose Intolerance, Gangguan Pencernaan akibat Produk Susu

3. Bagaimana pengobatan kanker pada pasien lanjut usia (lansia)?

Perawatan kanker pada pasien yang lanjut usia (lansia), perlu fokus pada penanganan paliatif terhadap gejala-gejala yang dihadapi selama masa pengobatan, karena gejala-gejala tersebut bisa memengaruhi kualitas hidup mereka. Khususnya pada stadium metastasis, tujuan pengobatan yaitu untuk mengendalikan gejala-gejala utama. Oleh karena itu, perhatian terhadap kualitas hidup sangat relevan untuk membuat keputusan pengobatan bagi pasien lansia dengan dengan kanker metastasis.

Penting juga untuk diketahui bahwa pengobatan kanker itu sendiri memiiki dampak yang besar bagi pasien, misalnya seperti anemia akibat kemoterapi, serta efek samping lainnya seperti kelemahan, kehilangan nafsu makan, mobilitas berkurang, atau bahkan gejala-gejala depresi. Sementara itu, nyeri, kelelahan, insomnia, dan gangguan suasana hati merupakan empat gejala yang paling umum dan paling menyusahkan yang dikeluhkan oleh pasien kanker yang lansia, selama sakit dan pengobatan.

Karena usia lanjut dan banyaknya gangguan biologis, disertai dengan gejala-gejala kanker, penyakit ini memiliki dampak yang kuat pada aktivitas sosial dan fisik. Oleh karena itu, menyeimbangkan fungsi ritmis sistem biologis berperan penting dalam menjaga kualitas hidup pasien kanker.

Sementara itu, jumlah pasien lansia yang relatif sedikit yang tidak menjalani kemoterapi, kemungkinan disebabkan oleh kesehatan yang buruk dan efek dari penyakit penyerta. Nah, untuk membatasi risiko, dokter sering menggunakan regimen yang sederhana, toksisitas rendah, dan mengurangi dosis untuk pasien.

Perlu diketahui juga bahwa kemoterapi dan terapi radiasi bersama-sama mengakibatkan efek samping yang lebih sering dan lebih parah pada pasien yang lansia daripada pada pasien yang lebih muda. Selain itu, pasien yang lansia juga pulih lebih lambat dari sesi perawatan. Oleh karena itu, pertimbangan yang cermat harus diberikan ketika menerapkan protokol ini. Sementara itu, pada perawatan yang ditargetkan, kekebalan, hormon, memiliki lebih sedikit efek samping, sehingga bisa lebih diprioritaskan.

Selain itu, juga perlu difokuskan pada peningkatan kondisi pasien melalui rehabilitasi, konseling pendidikan kesehatan, dan tindakan gizi. Nah, karena gaya hidup yang tidak sehat selama bertahun-tahun pada lansia juga merupakan faktor risiko kanker, maka diperlukan perubahan gaya hidup sehat, dan perlu ditegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk melakukannya. Jadi, berhenti merokok, membatasi penggunaan alkohol, memprioritaskan pola makan yang kaya sayuran, mengendalikan berat badan, dan aktif secara fisik, semuanya bisa didorong untuk para lansia.

Sementara pada stadium lanjut, pengobatan bersifat paliatif, yang tujuannya adalah untuk mengendalikan penyakit dan rasa sakit, membatasi toksisitas obat, dan menjaga kualitas hidup yang baik dan tentram.

4. Bagaimana prognosis kanker pada pasien yang lansia?

Kanker pada lansia sering kali terlambat didiagnosis, dan sebagian besar pasien tidak mendapatkan perawatan. Studi menunjukkan bahwa sekitar 16 persen pasien kanker yang  berusia di atas 50 tahun tidak mendapatkan pengobatan, dengan peningkatan angka menjadi 22 persen pada mereka yang berusia di atas 70 tahun, mengutip laman Vinmec. Padahal, keterlambatan diagnosis bisa memengaruhi kemampuan pasien untuk sembuh dan bertahan hidup. Nah, untuk alasan utama dari keterlambatan diagnosis kanker pada lansia adalah penyakit penyerta, kurangnya lingkungan sosial yang mendukung, kesulitan berjalan, dan gangguan kognitif.

Sementara itu, dalam pengobatan kanker, seluruh obat kemoterapi memiliki efek samping, sehingga penting untuk mempertimbangkan manfaat dan risiko yang terkait dengan perawatan ini, terutama pada pasien yang lansia. Mereka sebenarnya lebih rentan terhadap toksisitas terapeutik dan lebih mungkin memiliki efek samping, seperti penurunan fungsi ginjal, penurunan cadangan sumsum tulang, anemia, gizi buruk atau bahkan perubahan sistem pencernaan.

Selain itu, sering kali orang dewasa yang lebih tua memiliki masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi atau diabetes. Kondisi ini bisa memengaruhi pilihan pengobatan dan tingkat keparahan efek samping negatif dari pengobatan. Selain itu, pasien yang lansia juga pulih lebih lambat dari sesi pengobatan. Ini kemungkinan karena terbaring di tempat tidur selama beberapa minggu karena proses pengobatan, bisa menguras kesejahteraan umum lansia sehingga sulit bagi mereka untuk pulih sepenuhnya.

Perlu diketahui bahwa karena kanker pada lansia bersifat heterogen dan kompleks (penyakit penyerta, kesehatan umum, interaksi obat, penyesuaian dosis) maka menjaga kualitas hidup adalah tantangan utama dalam perawatan pasien yang lansia ini.

5. Bagaimana cara menurunkan risiko kanker seiring bertambahnya usia?

Risiko terkena kanker akan meningkat seiring bertambahnya usia, namun itu tidak berarti semua orang akan terkena kanker seiring bertambahnya usianya. Perlu diketahui bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menurunkan risikonya. Namun untuk menurunkan risiko kanker seiring bertambahnya usia, kita perlu memahami dan menemukan cara untuk mengatasi penuaan untuk memperpanjang kemampuan agar tetap sehat. Sementara itu, perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan saat ini secara besar-besaran beralih ke pengembangan terapi anti-penuaan.

Nah, untuk mengantisipasi munculnya solusi-solusi ini, yang diharapkan bisa mengubah situasi menjadi lebih baik ini, kita masih bisa membantu diri kita sendiri dengan mempratikkan kebiasaan hidup sehat, untuk memperlambat efek dari penuaan, sehingga dengan begitu bisa mengurangi risiko kanker. Selain itu, para peneliti juga mengatakan bahwa mengelola kondisi kronis dan membuat perubahan gaya hidup di usia paruh baya dan seterusnya bisa mengubah risiko kanker. Nah, berikut beberapa perubahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko kanker.

  • Peningkatan aktivitas fisik.
  • Menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok dan menjauhi paparan asap rokok.
  • Mengurangi konsumsi alkohol.
  • Tidur yang cukup.
  • Mengurangi waktu duduk.
  • Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat, terutama yang mengandung antioksidan.

Dengan melakukan perubahan-perubahan tersebut, bisa mengurangi risiko kanker dan meningkatkan peluang yang oleh para peneliti disebut sebagai ''penuaan yang sukses''. Selain itu, mengobati peradangan kronis, juga bisa menurunkan risiko kanker.

Nah, selain tindakan pencegahan, pertahanan antikanker yang terbaik adalah pendidikan dan kesiapsiagaan, yaitu dengan mengetahui bahwa risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia, maka kita perlu mengikuti prosedur deteksi dini kanker yang direkomendasikan oleh dokter, dan menyadari langkah-langkah  yang kemungkinan perlu diambil, jika kita terkena kanker dan perlu memilih cara pengobatan yang efektif untuk mengatasi kondisi yang kita alami.

Penuaan bukanlah bom waktu dan tidak semua orang akan terkena kanker. Namun dengan lebih memperhatikan perubahan apa pun yang sedang terjadi pada tubuhmu, maka kamu akan lebih mungkin untuk menyadari perubahan yang tidak biasa atau terus-menerus, yang bisa menjadi lebih penting seiring bertambahnya usia.

Nah, jika kamu menyadari sesuatu yang tampak tidak beres, terutama jika tidak kunjung hilang, maka penting untuk memeriksakan diri ke dokter, alih-alih menganggapnya sebagai efek dari usia atau kondisi kesehatan lain. Perlu diketahui bahwa sebagian besar perubahan tidak akan menjadi kanker, namun jika memang kanker, mendiagnosisnya pada tahap awal  bisa membuat pengobatan kemungkinan besar akan berhasil atau lebih efektif.

Namun, jka orang dewasa yang lebih tua dalam hidupmu menerima diagnosis kanker, maka penting untuk menjadi pendukung sejati bagi perawatan kesehatan mereka. Jangan biarkan usia mereka menjadi faktor hambatan dalam perawatan, dan pastikan untuk menghubungi kelompok pendukung untuk dukungan emosional jika dibutuhkan. Meskipun diagnosis kanker menakutkan, penelitian telah menunjukkan bahwa penting untuk terlibat dengan kelompok pendukung dan penyintas kanker.

Dampak emosional kanker pada pasien dan anggota keluarga  dapat sangat menghancurkan. Oleh karena itu bantuan dari kelompok sangat dibutuhkan karena mereka bisa menyediakan jalan keluar bagi keduanya untuk menghadapi aspek emosional dari penyakit mematikan tersebut.

Baca Juga: 10 Film tentang Perjuangan Menghadapi Penyakit Keras, Sarat Makna!

Verified Writer

Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya