Monkeypox atau Mpox adalah penyakit menular dengan tanda demam dan ruam kulit yang khas. Penyakit itu disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV) bisa menular ke siapa pun. Awalnya, penyakit tersebut menular dari hewan ke manusia. Sekarang, manusia terinfeksi bisa menularkan ke orang lain.
Salah satu pencegahan Mpox yaitu melakukan vaksinasi pada daerah yang rawan. Selain menurunkan risiko penularan, tujuan vaksinasi adalah untuk membentuk antibodi terhadap virus serta menurunkan dampak virus Mpox.
Tidak semua orang diwajibkan untuk vaksin Mpox. Nah, apakah kamu memerlukan vaksin Mpox? Kita kenali kriterianya bersama-sama.
1. Jenis vaksin Mpox
Vaksin Mpox dikembangkan dari vaksin cacar yang telah tersedia sebelumnya. Produk vaksin Mpox yang sudah berlisensi ada tiga.
Pertama, Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN) telah disetujui sebagai pencegahan penyakit cacar dan Mpox di Amerika Serikat pada orang dewasa sejak 2019. Merk dagang yang terkenal dari vaksin jenis ini yaitu vaksin JYNNEOS. Nama lainnya yaitu mvamune atau Imvanex. Selanjutnya, Amerika Serikat memberikan ijin darurat pemberian vaksin jenis tersebut untuk usia di bawah 18 tahun pada tahun 2022.
Kedua, vaksin LC16m8 berhasil mendapatkan ijin untuk penyakit cacar di Jepang sejak tahun 1975. Vaksin jenis itu berlaku untuk segala kelompok umur. Seiring perkembangannya, vaksin LC16m8 digunakan sebagai pencegahan penyakit Mpox pada Agustus 2022.
Ketiga, vaksin ACAM2000 disetujui FDA (Food and Drug Administration) sebagai pencegahan cacar sejak 2007. Selanjutnya, tahun 2024 vaksin tersebut digunakan untuk mencegah Mpox di bawah protokol investigasi obat baru akses yang diperluas (Expanded Access Investigational New Drug).
Baca Juga: Belum Ada Kasus Mpox di Bandar Lampung, Kenali Penularannya
2. Siapa saja yang perlu vaksin Mpox?
Daerah yang mengalami wabah lebih diutamakan. Apabila kamu melakukan kontak erat dengan pasien, sebaiknya vaksinasi dilakukan kurang dari empat hari pasca kontak. Vaksin juga bisa diberikan 14 hari setelah terpapar dengan catatan tidak mengalami gejala Mpox.
Vaksin Mpox hanya diperlukan bagi orang yang berisiko tinggi terjangkit penyakit Mpox. Persediaan vaksin Mpox jumlahnya masih terbatas karena pemberiannya diprioritaskan pada daerah terjangkit. Siapa saja yang tergolong risiko tinggi?
- Tenaga kesehatan.
- Individu yang tinggal serumah atau termasuk komunitas dekat dengan penderita Mpox.
- Individu yang memiliki banyak pasangan seks atau sesama jenis.
- Pekerja seks di tempat kerja komersial.
3. Apakah pasien sembuh perlu vaksin?
Orang yang pernah terinfeksi penyakit Mpox telah mengenali virus tersebut dan membuat pertahanan diri supaya terlindungi. Dilansir dari laman CDC, orang yang telah terinfeksi jarang sekali terjangkit ulang penyakit Mpox.
Jika ada kejadian terjangkit ulang, gejala kedua yang dirasakan ringan daripada infeksi sebelumnya. Oleh sebab itu, individu yang sudah pernah terinfeksi Mpox tidak memerlukan vaksin lagi.
4. Apakah vaksin sudah disetujui di Indonesia?
Vaksin Mpox sudah mendapatkan Emergency Use Listing (EUL) dari WHO. Di sisi lain, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memberikan ijin Emergency Use Authorization (EUA). Artinya apabila ada situasi darurat Mpox, vaksin dapat diberikan pada individu risiko tinggi.
Kementerian Kesehatan RI menyebutkan jenis vaksin Mpox yang dipakai di Indonesia yaitu MVA-BN. Vaksin tersebut sudah diberikan sejak tahun 2023 sejak kasus Mpox terkonfirmasi di Indonesia.
Vaksin Mpox memiliki kriteria penerima khusus supaya tidak salah sasaran. Tidak perlu panik ikut serta vaksin, apabila tidak termasuk kelompok risiko tinggi. Kamu bisa melakukan cara pencegahan lainnya, misalnya hindari kontak langsung pada pasien dan sering mencuci tangan.
Baca Juga: Dugaan Kasus Monkeypox di Batang Aman, Pasien Berangsur Pulih