Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Terjadi pada sekitar 8 persen hingga 20 persen pasien kanker

Intinya Sih...

  • Sindrom paraneoplastik (PNS) adalah gejala yang disebabkan oleh zat dari tumor atau respons tubuh terhadap tumor, bisa muncul sebelum dan sesudah kanker didiagnosis.
  • PNS dapat memengaruhi banyak sistem dan organ tubuh, termasuk saraf, endokrin, ginjal, kulit, darah. Sekitar 8-20% pasien kanker mengalami PNS.
  • Gejala PNS bervariasi tergantung pada sistem organ yang terpengaruh, namun identifikasi dini dapat membantu diagnosis kanker pada tahap awal.

Sindrom paraneoplastik atau paraneoplastic syndrome (PNS), adalah sekumpulan gejala yang terjadi pada pasien kanker, yang disebabkan oleh zat yang dikeluarkan tumor atau karena respons tubuh terhadap tumor. Dalam beberapa kasus, tumor secara langsung mengeluarkan zat yang bertanggung jawab atas gejala, dan dalam kasus lain, tubuh (sistem imun) memproduksi zat tersebut, yang sering kali dibuat dalam upaya untuk menyerang tumor. Namun ketika zat tersebut merusak sel-sel sehat selain tumor, hal itu merupakan bentuk respon autoimun.

PNS tidak berkaitan dengan ukuran tumor atau keberadaan metastasis terjadi, dan bisa terjadi terjadi sebelum tumor didiagnosis dan bahkan sesudah tumor diangkat, mengutip laman Verywell Health. Perlu diketahui bahwa gejala dari kondisi ini kemungkinan merupakan tanda pertama adanya kanker, yang muncul jauh sebelum gejala kanker itu sendiri. Namun sayangnya, gejalanya bisa dengan mudah salah didiagnosis sejak dini, terutama jika diagnosis kanker tidak diduga.

Dilansir Cleveland Clinic, PNS bisa memengaruhi  banyak sistem dan organ tubuh, termasuk sistem saraf, sistem endokrin (hormon), ginjal, tulang sendi, kulit, darah, dan lain-lain. Sekitar 8 persen hingga 20 persen pasien kanker, mengembangkan PNS.

Tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kondisi ini, namun tindakan yang menurunkan risiko kanker secara keseluruhan, juga bisa membantu mencegah berkembangnya kondisi ini.

Berikut deretan fakta medis seputar sindrom paraneoplastik yang perlu kamu ketahui. 

1. Penyebab

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sindrom paraneoplastik (freepik.com/kjpargeter)

PNS sering terjadi karena sistem imun tubuh secara keliru merusak jaringan sehat. Perlu diketahui bahwa sistem imun membuat zat yang disebut dengan antibodi. Antibodi melindungi tubuh dari penyakit dengan mengidentifikasi dan menghancurkan sel-sel abnormal seperti sel kanker. Namun terkadang sinyal tersebut saling bersilangan dan antibodi malah menyerang sel dan jaringan yang sehat (respon autoimun), sehingga menyebabkan gejala yang terkait dengan PNS.

Pada saat yang sama, PNS juga merupakan akibat dari zat yang diproduksi oleh kanker. Perlu diketahui bahwa beberapa tumor kanker mengeluarkan zat, seperti hormon atau protein, yang menyebabkan organ-organ tertentu dalam tubuh bekerja secara tidak normal. Akibatnya, kita mungkin akan mengalami gejala-gejala yang tidak akan terjadi tanpa adanya tumor. Zat-zat ini bisa merusak organ atau sistem secara permanen jika tidak diobati.

Sementara itu, siapapun yang memiliki tumor kanker bisa mengembangkan PNS. Namun orang dewasa yang lebih tua dan seseorang yang menderita kanker paru-paru, limfoma, payudara, atau kanker ovarium, berisiko lebih tinggi mengembangkan kondisi ini. Selain itu, faktor-faktor yang sama yang meningkatkan risiko kanker, juga bisa meningkatkan peluang untuk mengalami PNS.

Dilansir Cleveland Clinic, berikut jenis kanker yang paling sering dikaitkan dengan PNS:

  • Kanker paru-paru, terutama kanker paru-paru sel kecil (SCLC).
  • Kanker payudara.
  • Kanker perut.
  • Leukimia.
  • Limfoma.
  • Kanker ovarium.
  • Kanker prostat.
  • Kanker pankreas.
  • Kanker ginjal.
  • Kanker testis.

2. Jenis

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi jenis sindrom paraneoplastik (freepik.com/pikisuperstar)

Ada beberapa jenis PNS, termasuk yang memengaruhi sistem saraf, sistem endokrin, persendian, darah, kulit, ginjal, dan lain-lain. Berikut ini jenis-jenisnya:

  • Sindrom paraneoplastik sistem saraf: Contoh sindrom paraneoplastik sistem saraf yaitu meliputi:
  1. Degenerasi serebelum.
  2. Disautomia.
  3. Ensefalitis.
  4. Ensefalomielitis.
  5. Sindrom miastenia Lambert-Eaton (LEMS).
  6. Mielopati.
  7. Neuromiotonia.
  8. Miastenia gravis (MG).
  9. Sindrom opsoklonus-mioklonus.
  10. Stiff-person syndrome
  11. Neuropati (neuropati perifer).
  • Sindrom paraneoplastik sistem endokrin: Contoh sindrom paraneoplastik sistem endokrin yaitu meliputi:
  1. Sindrom Cushing.
  2. Hiperkalsemia.
  3. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion (SIADH).
  • Sindrom paraneoplastik rematik: Contoh sindrom paraneoplastik rematik yaitu meliputi:
  1. Fasciitis eosinofilik.
  2. Eritromelalgia.
  3. Fasciitis palmaris.
  4. Osteoartropati hipertrofik.
  5. Poliartritis paraneoplastik.
  • Sindrom paraneoplastik darah: Contoh sindrom paraneoplastik darah yaitu meliputi:
  1. Eritrositosis paraneoplastik.
  2. Trombositosis paraneoplastik.
  • Sindrom paraneoplastik kulit: Contoh sindrom paraneoplastik kulit yaitu:
  1. Akantosis nigrikans.
  2. Dermatomiositis.
  3. Vaskulitis leukositoklastik.
  4. Swett syndrome.
  5. Pemfigus paraneoplastik.

Glomerulonefritis paraneoplastik merupakan PNS yang memengaruhi ginjal.

Baca Juga: 5 Jenis Bakteri Paling Umum Ditemukan di Handpone, Penyebab Penyakit!

3. Gejala

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi mengalami pusing (aarp.org)

Gejala PNS bervariasi, tergantung pada sistem organ yang terpengaruh. Namun pada lebih dari 60 persen kasus, orang mengalami gejala sebelum menerima diagnosis kanker, mengutip Cleveland Clinic. Oleh karena itu, mengidentifikasi PNS sejak dini bisa membantu dokter untuk mendiagnosis kanker pada tahap awal, ketika kanker paling mudah untuk diobati.

Gejala umum PNS yaitu mencakup:

  • Demam.
  • Kehilangan nafsu makan dan berat badan.
  • Keringat malam.

PNS yang memengaruhi organ atau sistem tubuh tertentu bisa menyebabkan gejala spesifik. Ini mencakup:

  • Sistem saraf: PNS yang memengaruhi sistem saraf pusat (otak, sumsum tulang belakang) dan sistem saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang) bisa menyebabkan gejala seperti:
  1. Pusing.
  2. Penglihatan ganda.
  3. Kesulitan berbicara.
  4. Hilang ingatan.
  5. Kejang.
  6. Kelemahan otot.
  7. Berkurangnya refleks, sensasi, atau koordinasi.
  8. Hilangnya rasa pada lengan dan kaki.
  • Sistem endokrin: PNS yang memengaruhi sistem endokrin bisa menyebabkan gejala seperti:
  1. Kelelahan.
  2. Tekanan darah tinggi.
  3. Kelemahan otot.
  4. Mual dan muntah.
  5. Kenaikan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.
  • Sendi, tulang dan otot (reumatologi): PNS yang memengaruhi sendi, tulang, otot, dan jaringan ikat, bisa menyebabkan gejala seperti:
  1. Radang sendi.
  2. Nyeri sendi, bengkak, atau kaku.
  • Kulit: PNS yang memengaruhi kulit bisa menyebabkan gejala seperti:
  1. Gatal.
  2. Wajah memerah (kemerahan).
  3. Kulit menebal.
  4. Pertumbuhan kulit jinak (nonkanker).

4. Diagnosis

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi prosedur CT scan (freepik.com/freepik)

Untuk menegakkan diagnosis PNS, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melakukan sejumlah tes khusus yang tergantung dengan gejala yang dimiliki pasien. Selain itu, dokter juga akan memeriksa riwayat kesehatan pasien.

Nah, karena PNS memengaruhi sistem saraf, maka pasien kemungkinan akan diminta untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Dokter akan menilai setiap perubahan dalam kemampuan pasien yang terkait dengan kekuatan, memori, dan koordinasi tubuh. Selain itu, beberapa tes pencitraan seperti computed tomography (CT scan) dan magnetic resonance imaging (MRI), juga dilakukan untuk mencari tumor yang kemungkinan menyebabkan gejala-gejala tersebut.

Tes darah kemungkinan juga dilakukan untuk mengungkapkan temuan mencurigakan, yang bisa menunjukkan adanya tumor atau adanya antibodi yang terkait dengan sindrom PNS.

5. Perawatan

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dokter menjelaskan fungsi obat pada pasien (freepik.com/freepik)

Tidak ada obat untuk PNS, dan perawatan yang tersedia hanya untuk meredakan gejala, mengurangi pembengkakan, dan menekan respons imun tubuh terhadap sindrom ini.

Tindakan pertama yang harus dilakukan yaitu mengobati kanker itu sendiri. Pilihan pengobatan lainnya kemungkinan meliputi:

  • Kortikosteroid: Obat-obatan ini bisa membantu meredakan pembengkakan dan mengurangi respons sistem imun tubuh yang terlalu aktif.
  • Obat imunosupresif: Obat ini juga membantu mengurangi respons autoimun tubuh pasien.
  • Imunoglobulin intravena (IVIG): Obat ini diberikan melalui infus (ke dalam pembuluh darah vena) dan membantu membatasi jumlah antibodi dalam darah.
  • Plasmaferesis: Ini merupakan proses penyaringan antibodi dari plasma atau bagian cair, darah pasien.
  • Terapi fisik dan wicara: Terapi ini bisa membantu meningkatkan kemampuan bicara, menelan, dan bergerak, sehingga tubuh pasien bisa berfungsi lebih baik dalam jangka waktu yang lebih lama.

6. Prognosis

Sindrom Paraneoplastik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (freepik.com/Studio DC)

Prospek bagi pasien dengan PNS tergantung pada jenis kanker dan stadium kanker yang dialaminya ketika didiagnosis, serta jenis PNS yang dideritanya. Namun perlu diketahui bahwa tidak ada obat khusus untuk PNS dan kerusakan pada tubuh dan organ-organ individual bisa bersifat permanen.

Pasien dengan kondisi ini bisa meninggal akibat kankernya atau akibat efek dari PNS . Meski begitu, beberapa kasus PNS bisa hilang dengan sendirinya. Sementara itu, PNS yang terkait dengan kanker paru-paru cenderung memiliki dampak yang lebih serius, mengutip laman Healthline. Menurut ulasan pada tahun 2019 pada pemfigus paraneoplastik (salah satu jenis PNS), mencatat adanya tingkat kematian yang tinggi karena:

  • Infeksi parah seperti sepsis dan pneumonia.
  • Jenis kanker yang sering terlibat.
  • Respons autoimun yang menghalangi udara melewati saluran udara kecil di paru-paru pasien.

Karena tidak ada pengobatan khusus untuk PNS maupun pencegahan kerusakan pada sistem organ normal ketika keganasan sudah lanjut, maka berbagai komplikasi akibat PNS yang bisa mengancam jiwa, selalu ada dalam tubuh pasien.

Namun, semakin cepat pasien bisa mengendalikan gejala PNS, termasuk menjalani pengobatan khusus untuk kanker, maka semakin baik prognosis dan semakin baik juga hasilnya. Nah, bagi pasien yang telah dipastikan sembuh dari keganasan, pemantauan indikator klinis dan terutama biokimia secara teratur pada waktu berikutnya dibutuhkan. Ini akan membantu mendeteksi kekambuhan kanker sejak dini dan mencegahnya sejak dini.

Oleh karena itu, ketika mulai menyadari adanya gejala PNS tanpa penyebab, maka pasien harus segera diperiksa ulang untuk kanker, guna menyingkirkan kemungkinan penyakit tersebut kambuh dan agar segera dilakukan intervensi. Saat ini, skrining kanker dini dianggap sebagai langkah sempurna dalam deteksi dan pengobatan tepat waktu untuk semua jenis kanker.

Baca Juga: 10 Film tentang Perjuangan Menghadapi Penyakit Keras, Sarat Makna!

Eliza Ustman Photo Community Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya