2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis Drakor

Anak muda yang tinggal di Semarang mayoritas rapuh

Semarang, IDN Times - Aksi bunuh diri yang dilakukan dua mahasiswi di Kota Semarang belakangan belum lama ini diduga kuat terpengaruh dari tayangan drama Korea (drakor). Menurut seorang psikolog Unika Soegijapranata Semarang, Kuriake Khrismawan, banyaknya tayangan drakor terutama berita mengenai artis Korea yang melakukan aksi bunuh diri, dapat menginspirasi para mahasiswi di Semarang untuk nekat berbuat hal serupa. 

"Pastinya tontonan drakor bisa memicu kejadian itu. Itu kan ngasih ide. Apalagi beberapa artis Korea kan ada yang bunuh diri. Makanya, jadi inspirasi kawan-kawan yang sekarang. Jadi kalau stres hamil ya mereka anggap solusinya bunuh diri," kata Ake kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Kamis (22/9/2022). 

1. Anak muda Semarang mayoritas golongan generasi strawberry

2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis Drakorilustrasi millennial (IDN Times/Arief Rahmat)

Ake berkata, tontonan drama Korea menjadi salah satu penyebab bunuh diri yang dilakukan anak-anak muda zaman sekarang. Ia menyebut generasi muda yang hidup di era saat ini adalah kalangan orang-orang generasi stroberi dengan karakter yang sangat rapuh karena dilatarbelakangi berbagai faktor yang kompleks. 

Ake bilang, meski anak muda sekarang terlihat cerdas, hebat dan mapan, sesungguhnya mereka adalah anak yang punya perasaan sangat labil. Berkaca dari sejumlah mahasiswa yang melakukan konseling kepada dirinya, diketahui anak muda sekarang mudah rapuh karena mental mereka tidak terbentuk dengan kuat. 

"Karena mereka inilah yang disebut generasi strawberry, tampaknya pintar, hebat, gaya hidupnya serba wah, tapi sebenarnya mereka rapuh. Beda dengan generasi yang sejak kecil sudah susah, jadi kalau besok mau susah lagi ya gak apa-apa," kata Ake lagi. 

Baca Juga: Mahasiswi Blasteran AS Tewas Jatuh dari Lantai 9 Apartemen di Semarang

2. Mental anak muda di Semarang gampang rapuh

2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis Drakorilustrasi rapuh (Pexels.com/Ismael Sanchez)

Rapuhnya anak-anak zaman sekarang, katanya ternyata juga dibarengi dengan situasi masyarakat yang kebanjiran berita-berita negatif. Tak jarang ada yang mengabarkan mengenai kisah orang Korea yang nekat bunuh diri dengan melompat dari gedung. 

"Jadi, kita kebanjiran tentang kisah orang yang suka bunuh diri. Mendengar orang Korea yang lompat dari gedung. Pada akhirnya anak muda Semarang yang mayoritas generasi strawberry, sudah mentalnya rapuh, lembek lalu dapat informasi tentang bunuh diri yang banyak dan ketiga masyarakat juga tidak seguyup dulu. Menurut saya faktor itulah yang menyebabkan kejadian tersebut," jelasnya. 

3. Banyak mahasiswi syok saat kuliah tatap muka

2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis DrakorGedung USM tampak dari depan. (Dok. Humas USM)

Selain itu, dirinya memperkirakan situasi pandemik COVID-19 yang berlangsung selama 2,5 tahun juga membuat para mahasiswi yang kuliah di Semarang menjadi syok.

Pandemik COVID-19 dengan sistem pembelajaran online cenderung membuat mahasiswi menjadi sosok individualis dan harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Sehingga ketika kembali masuk kuliah, mereka menjadi sosok yang bingung karena tidak memiliki teman. 

"Masyarakat kita sekarang sangat individualis. Situasinya diperburuk dengan adanya COVID-19 yang mana semua orang menjadi gak punya teman. Akhirnya anak muda juga pas punya masalah harus berhadapan sendirian. Nah inilah yang menyebabkan potensi bunuh diri sangat tinggi," ungkapnya. 

4. Media harus berperan munculkan berita penuh pengharapan

2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis Drakorpexels/negativespace

Untuk menghentikan perilaku mahasiswi yang berniat bunuh diri, Ake pun memberikan tiga solusi.

Opsi pertama, Ake menyarankan supaya media online, media cetak dan televisi memperbanyak tayangan berita tentang sesuatu pengharapan sekaligus memberikan solusi mengenai kasih sayang dan tontonan yang bermuatan suka cita.

5. Kampus jangan lagi tonjolkan nilai akademik

2 Mahasiswi Semarang Nekat Bunuh Diri, Psikolog: Terinspirasi Artis Drakorunika.ac.id

Solusi kedua, ia mendorong semua kampus di Semarang untuk berhenti menonjolkan nilai akademik mahasiswa. Sebaiknya kampus mesti membangun kolektivitas dan komunitas kelompok sehingga muncul keakraban di antara mahasiswa dan mahasiswi. 

Yang ketiga, Ake pun meminta lembaga negara hadir untuk memberikan layanan konsultasi online selama 24 jam. 

"Pihak kampus saya sarankan harus menyadari pentingnya kesehatan mental dan jangan cuma menonjolkan nilai akademis saja. Kampus harus menyediakan kesehatan spiritualnya dan mendorong terbentuknya komunitas mahasiswa. Biar ketika ada mahasiswa punya masalah mereka bisa mengobrol dan saling curhat," paparnya. 

Baca Juga: Kronologis Mahasiswi Nekat Loncat dari Gedung Parkir USM, Meninggal!

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya