Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZeneca

Satu kasus kematian di Denmark akibat efek pembekuan darah

Jakarta, IDN Times - Sejumlah negara di Eropa, seperti Denmark, Islandia, dan Norwegia, memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin COVID-19 Oxford-AstraZeneca untuk sementara waktu. Keputusan ini diambil setelah pemerintah memperoleh laporan soal efek samping berupa pembekuan darah kepada beberapa penerima vaksin.
 
Dilansir dari CNN, Denmark mengumumkan penangguhan penggunaan vaksin AstraZeneca selama dua pekan pada Kamis (11/3/2021) menyusul sejumlah laporan adanya pembekuan darah, termasuk satu kasus kematian. Islandia dan Norwegia menyusul, meski tidak mengatakan berapa lama penangguhan akan berlangsung.
 
Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke, menyebut keputusan untuk menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca, sebagai tindakan pencegahan. Pemerintah belum bisa menarik kesimpulan hingga hasil penyelidikan menyeluruh telah keluar.

Baca Juga: 7 Hal tentang Vaksin AstraZeneca yang Baru Dapat Izin Penggunaan di RI

1. Bukan keputusan yang mudah bagi Denmark tangguhkan penggunaan vaksin

Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZenecaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemerintah Denmark mengaku dilema dengan keputusan tersebut. Saat ini, vaksin menjadi satu-satunya instrumen yang paling efektif untuk menghentikan pandemik COVID-19. Namun, mereka juga tidak bisa mengabaikan laporan terkait efek samping setelah inokulasi.
 
"Menghentikan sementara bukan keputusan yang mudah. ​​Karena, kami banyak memvaksinasi, kami juga perlu merespons dengan perawatan tepat ketika ada pengetahuan tentang kemungkinan efek samping yang serius. Kami bukannya tidak mau menggunakan AstraZeneca, tapi kami menahannya. Ada bukti bagus vaksin itu aman dan efektif,” kata Direktur Dewan Kesehatan Nasional, Søren Brostrøm.

2. Sejumlah negara menunggu hasil penilaian lembaga kesehatan

Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZenecaIlustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Islandia ikut menangguhkan bukan karena ditemukan kasus pembekuan darah, melainkan menunggu saran dan hasil penilaian lebih lanjut dari European Medicines Agency (EMA). "Kurangnya data saat ini yang menjadi perhatian kami," ujar Asisten Direktur Kesehatan Islandia, Kjartan Njálsson.
 
Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia juga mengambil keputusan serupa, setelah ditemukan kasus pembekuan darah pada warga lanjut usia yang memiliki komorbid setelah disuntuk AstraZeneca.
 
Adapun Komisi Kesehatan Masyarakat Spanyol memutuskan untuk menunda penggunaan AstraZaneca bagi warga berusia 55 hingga 65 tahun. Sama seperti Islandia, vaksin tersebut akan digunakan kembali begitu EMA merilis hasil penilaiannya.

"Saya akan mengirimkan pesan tenang dan hati-hati. Di Spanyol kami belum diberitahu tentang kasus apa pun yang terkait dengan pembekuan darah," tutur Menteri Kesehatan Spanyol, Carolina Darias.

3. EMA tidak merekomendasikan penangguhan vaksin

Pembekuan Darah, Sejumlah Negara Eropa Tangguhkan Vaksin AstraZenecaIlustrasi vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/Jojon

Menanggapi keputusan sejumlah negara-negara di benua biru, EMA tidak merekomendasikan penangguhan vaksin. Badan tersebut menyampaikan, hingga saat ini tidak ada indikasi vaksinasi adalah penyebab dari pembekuan darah.
 
EMA turut mencatat, kasus penggumpalan darah pada penerima vaksin lebih rendah ketimbang rata-rata kasus penggumpalan darah pada mereka yang tidak menerimanya.
 
"Manfaat vaksin terus melebihi risikonya dan dapat terus diberikan, sementara penyelidikan kasus peristiwa penggumpalan sedang berlangsung," demikian keterangan dari badan tersebut.
 
Sementara, AstraZeneca menegaskan vaksin yang mereka produksi aman untuk digunakan dan telah teruji klinis.
 
"Regulator memiliki standar kemanjuran dan keamanan yang jelas dan ketat untuk persetujuan obat baru, dan itu termasuk vaksin COVID-19 AstraZeneca. Keamanan vaksin telah dipelajari secara ekstensif dalam uji klinis Fase III dan data peer-review mengonfirmasi vaksin tersebut, umumnya ditoleransi dengan baik," tulis perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Portugal Izinkan Vaksin AstraZeneca untuk Lansia di Atas 65 Tahun

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya