TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Sosok Sok Senior Tidak Disukai Rekan Kerja

Merasa selalu benar dan kurangnya empati

ilustrasi bos (unsplash.com/Hunters Race)

Siapa di antara kamu yang tidak pernah mengalami interaksi dengan sosok sok senior di tempat kerja? Mereka yang selalu merasa lebih berpengalaman, lebih pintar, dan lebih berhak untuk diperlakukan istimewa.

Artikel ini akan membahas 5 alasan mengapa sosok sok senior sering kali tidak disukai oleh rekan kerja mereka. Mari telaah bersama untuk memahami dinamika di balik perilaku ini. Yuk simak!

1. Merasa selalu benar dan sulit diberi masukan

ilustrasi menyombongkan diri (pixabay.com/10634669)

Sosok sok senior cenderung menganggap dirinya selalu benar dalam setiap situasi, sehingga sulit bagi mereka untuk menerima masukan atau saran dari rekan kerja yang lebih junior. Mereka sering menutup diri dari sudut pandang baru atau ide-ide segar, karena merasa sudah tahu segalanya.

Menurut penelitian dari Harvard Business Review, sikap ini dapat merusak kolaborasi tim dan menghambat inovasi di tempat kerja. Dengan membangun pola komunikasi yang terbuka dan menghargai kontribusi setiap anggota tim, kamu dapat mengurangi dampak negatif dari perilaku sosok sok senior ini.

2. Kurangnya empati dan kesadaran sosial

ilustrasi membangun empati (unsplash.com/Etienne Boulanger)

Sosok sok senior cenderung kurang memiliki empati terhadap rekan kerja yang lebih junior atau memiliki pendapat yang berbeda dengan mereka. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa tindakan atau perkataan mereka dapat membuat orang lain merasa tidak dihargai atau diremehkan.

Menurut studi dalam Journal of Applied Psychology, kurangnya kesadaran sosial dari sosok sok senior dapat mengurangi kepuasan kerja dan motivasi rekan kerja yang bekerja di sekitarnya. Penting bagi kamu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya empati dan komunikasi yang lebih baik di lingkungan kerja.

Baca Juga: 5 Tips Memanfaatkan Target Pekerjaan sebagai Peningkat Semangat

3. Sikap superioritas dan perlakuan diskriminatif

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Tim Gouw)

Sosok sok senior sering kali memperlihatkan sikap superioritas dan perlakuan diskriminatif terhadap rekan kerja yang dianggap lebih junior atau kurang berpengalaman. Mereka mungkin memberikan perlakuan istimewa hanya kepada sebagian kecil tim atau memilih untuk bekerja dengan orang-orang yang dianggap selevel atau lebih tinggi.

Menurut penelitian dalam Journal of Organizational Behavior, perlakuan diskriminatif seperti ini dapat menciptakan ketegangan di tempat kerja dan mengurangi produktivitas tim secara keseluruhan. Kamu perlu memperjuangkan budaya kerja yang inklusif dan adil, di mana setiap anggota tim dihargai dan diberi kesempatan yang sama untuk berkembang.

4. Tidak bisa menerima kritik atau perubahan

ilustrasi kritik (pixabay.com/geralt)

Sosok sok senior sering sulit menerima kritik atau perubahan dalam cara bekerja mereka. Mereka mungkin merasa terancam atau merasa bahwa perubahan adalah indikasi dari kelemahan atau ketidakmampuan mereka.

Menurut penelitian dari Journal of Business and Psychology, ketidakmampuan untuk menerima kritik atau perubahan dapat menghambat pertumbuhan profesional dan pengembangan karir seseorang. Penting bagi kamu untuk membangun lingkungan di mana feedback dan adaptasi terhadap perubahan dihargai dan didorong.

Verified Writer

Ignatius Drajat Krisna Jati

Terus semangat!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya