TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Faktor yang Mempengaruhi Gen Z Sering Berpindah Karier

Dorongan untuk tumbuh dan work-life balance

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Robert Bye)

Intinya Sih...

  • Generasi Z mencari pekerjaan yang mendukung pertumbuhan pribadi
  • Keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi menjadi prioritas bagi Gen Z
  • Teknologi, kompensasi yang adil, budaya perusahaan, dan eksplorasi juga memengaruhi pilihan karier generasi ini

Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, dikenal sebagai generasi yang dinamis dan penuh semangat. Salah satu ciri khasnya adalah kecenderungan untuk sering berpindah karier.

Dalam artikel ini akan membahas 7 faktor yang memengaruhi kebiasaan ini, memberikan wawasan yang berharga bagi mereka yang ingin memahami perilaku karier generasi muda ini. Yuk simak!

1. Dorongan untuk pertumbuhan pribadi

ilustrasi bertumbuh (unsplash.com/Austin Distel)

Generasi Z tumbuh dalam era di mana akses terhadap informasi dan peluang berkembang sangat luas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memberikan peluang untuk belajar dan berkembang secara pribadi. Hal ini dapat membuat mereka cepat bosan jika merasa tidak lagi berkembang di posisi atau perusahaan mereka saat ini.

Menurut survei yang dilakukan oleh Deloitte, 91 persen dari Gen Z menganggap pertumbuhan pribadi sebagai faktor kunci dalam memilih pekerjaan. Oleh karena itu, perusahaan yang menawarkan program pelatihan dan pengembangan yang kuat memiliki daya tarik yang lebih besar bagi generasi ini.

2. Pentingnya work-life balance

ilustrasi keseimbangan hidup (unsplash.com/Brooke Lark)

Generasi Z sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Mereka lebih cenderung mencari pekerjaan yang memberikan fleksibilitas, seperti bekerja dari rumah atau jadwal kerja yang lebih fleksibel.

Jika merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang tidak seimbang, mereka tidak ragu untuk mencari opsi lain. Menurut penelitian dalam Pew Research Center, 88 persen dari Gen Z menganggap work-life balance sebagai faktor penting dalam karier mereka. Perusahaan yang memprioritaskan keseimbangan ini akan lebih mampu mempertahankan talenta dari generasi ini.

3. Tuntutan untuk signifikansi dan dampak

ilustrasi bekerja (pixabay.com/StartupStockPhotos)

Generasi Z tumbuh dalam era aktivisme sosial dan kesadaran akan isu-isu global. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memberikan mereka kesempatan untuk membuat perubahan positif dalam masyarakat. Jika merasa bahwa pekerjaan mereka tidak memberikan dampak yang signifikan, mereka akan mencari kesempatan lain yang lebih sesuai dengan nilai-nilai mereka.

Gen Z ingin bekerja untuk perusahaan yang mendukung masalah sosial yang mereka pedulikan. Perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan akan lebih mampu menarik dan mempertahankan talenta dari generasi ini.

Baca Juga: 5 Strategi Memilih Pekerjaan yang Sesuai Passion

4. Ketidakpuasan terhadap kompensasi dan kesejahteraan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

ilustrasi frugal living (unsplash.com/Alicia Christin Gerald)

Meskipun generasi Z memahami pentingnya pertumbuhan pribadi dan dampak sosial, mereka juga menyadari nilai dari kompensasi yang adil dan kesejahteraan finansial. Jika merasa bahwa mereka tidak dihargai atau tidak dibayar dengan adil, mereka tidak ragu untuk mencari peluang yang lebih menguntungkan secara finansial.

Menurut survei yang dilakukan oleh Gallup, 64 persen dari Gen Z menganggap gaji dan manfaat sebagai faktor penentu utama dalam memilih pekerjaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka menawarkan paket kompensasi dan manfaat yang kompetitif untuk menarik dan mempertahankan talenta dari generasi ini.

5. Perubahan teknologi dan digitalisasi

ilustrasi analyst (unsplash.com/Campaign Creators)

Generasi Z tumbuh dalam era teknologi digital yang berkembang pesat. Mereka terbiasa dengan perubahan yang cepat dan terus-menerus, dan mencari lingkungan kerja yang inovatif dan dinamis. Jika merasa bahwa perusahaan mereka tidak mengadopsi teknologi terbaru atau tidak memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan digital, mereka akan mencari tempat lain yang lebih sesuai.

Gen Z percaya bahwa teknologi akan menciptakan pekerjaan baru, dan mereka siap untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam pengembangan teknologi dan memberikan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti perubahan ini.

6. Budaya perusahaan dan nilai-nilai organisasi

ilustrasi rapat (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Generasi Z sangat memperhatikan budaya perusahaan dan nilai-nilai organisasi saat memilih tempat kerja. Mereka mencari lingkungan yang inklusif, kolaboratif, dan mendukung. Jika merasa tidak cocok dengan budaya atau nilai-nilai perusahaan, mereka akan mencari tempat yang lebih sesuai.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh LinkedIn, 70 persen dari Gen Z menganggap budaya perusahaan sebagai faktor penting dalam pengambilan keputusan karier mereka. Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka mempromosikan budaya yang inklusif dan mendukung untuk menarik dan mempertahankan talenta dari generasi ini.

Verified Writer

Ignatius Drajat Krisna Jati

Terus semangat!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya