TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Menekan Angka Turnover Karyawan, Jadi Bos Jangan Pelit!

Tunaikan hak karyawan, jangan dipersulit!

ilustrasi pekerja sedang murung (pexels.com/fauxels)

Intinya Sih...

  • Menciptakan suasana kerja nyaman adalah kunci utama untuk menjaga karyawan tetap betah di perusahaan, dengan lingkungan kerja yang produktif dan ramah.
  • Proses rekrutmen yang tepat akan mengurangi turnover karyawan, memastikan mendapatkan benih-benih karyawan unggulan, dan menghindari campur tangan 'orang dalam'.
  • Acara sosial atau kegiatan tim secara teratur dapat membantu mempererat hubungan antar karyawan, menciptakan rasa kepemilikan terhadap perusahaan, dan menekan turnover karyawan.

Di era di mana persaingan bisnis makin ketat, menjaga karyawan agar tetap bertahan di tempat kerja menjadi tantangan besar bagi para owner perusahaan. Seperti diketahui, angka turnover (pergantian pegawai) yang tinggi gak hanya memengaruhi kinerja perusahaan, tetapi juga dapat mencerminkan ketidakstabilan dalam manajemen sumber daya manusia.

Namun, jangan khawatir, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menekan angka turnover karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil dan produktif. Dengan demikian, karyawan yang bekerja jadi nyaman, dan perusahaan pun gak harus sering-sering melatih karyawan baru.

1. Menciptakan suasana kerja yang nyaman

Suasana kerja yang nyaman adalah salah satu kunci utama untuk menjaga karyawan tetap betah di perusahaan. Para atasan perlu memastikan bahwa lingkungan kerja gak hanya produktif tetapi juga ramah dan mendukung para pekerjanya untuk bisa bekerja dengan senyaman mungkin.

Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan menciptakan ruang kerja yang terorganisir, menyediakan fasilitas yang nyaman, atau menerapkan komunikasi terbuka antara atasan dan bawahan.

2. Memastikan proses rekrutmen dilakukan dengan baik

Salah satu cara terbaik untuk mengurangi turnover, adalah dengan melakukan rekrutmen yang tepat. Proses rekrutmen yang baik akan memastikan bahwa karyawan yang direkrut memiliki keterampilan dan nilai yang sesuai dengan budaya perusahaan serta memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan tempat kerja.

Dengan proses rekrutmen yang dijalankan dengan baik, perusahaan bisa memastikan mendapatkan benih-benih karyawan unggulan, sehingga gak merasa berbagai kompensasi yang ditawarkan sia-sia. Jadinya sama-sama untung!

Untuk menjaga proses rekrutmen dengan baik, salah satu praktik yang mesti dihindari adalah campur tangan ‘orang dalam’. Nyatanya banyak sekali perusahaan yang merekrut karyawan bukan semata-mata karena skill, tapi karena alasan nepotisme. Sayangnya, kadang yang direkrut ternyata memiliki kualitas gak sesuai harapan.

3. Mengadakan acara bareng

Di antara manfaat mengadakan acara-acara sosial atau kegiatan tim secara teratur, yaitu dapat membantu mempererat hubungan antara karyawan dan menciptakan rasa kepemilikan terhadap perusahaan. Acara-acara seperti ini juga dapat menjadi wadah untuk melepas penat dan mempererat hubungan antar rekan kerja di luar konteks pekerjaan.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Harapannya dengan hubungan yang harmonis antara sesama karyawan sekaligus punya rasa kepemilikan tinggi terhadap perusahaan tingkat turnover karyawan pun bisa ditekan.

4. Memberikan gaji yang layak

Gaji yang layak dan kompensasi yang adil merupakan faktor penting dalam memengaruhi kepuasan dan loyalitas karyawan. Jika karyawan merasa bahwa mereka tidak dihargai secara finansial, mereka cenderung mencari peluang di tempat lain yang menawarkan imbalan lebih baik.

Harus diakui, masih banyak owner perusahaan yang lebih rela bangun image baik dengan berdonasi royal terhadap orang lain dibanding menyejahterakan karyawannya sendiri. Padahal, sejatinya karyawan loyal adalah aset berharga yang bisa melancarkan dirinya sendiri mendapatkan cuan. Jadi, kalau kamu jadi bos jangan pelit ke karyawan sendiri, ya.

5. Memperhatikan kesejahteraan mental karyawan

Kesejahteraan mental karyawan harus menjadi prioritas bagi setiap perusahaan. Kenapa begitu? Seperti kita tahu, seseorang akan bekerja dengan lebih produktif kalau kondisi fisik serta mental fit. Itulah kenapa sebaiknya hindari menjadikan para pekerja seperti ‘sapi perah’. Ujung-ujungnya hanya akan merugikan perusahaan, kok.

Untuk menjaga kondisi mental karyawan selalu dalam keadaan prima bisa dilakukan misalnya dengan memastikan bahwa beban kerja yang diberikan kepada karyawan tidak berlebihan. Dengan demikian, walaupun sibuk tapi karyawan tetap bisa menikmati pekerjaannya.

Verified Writer

L A L A

Warga Jakarta, dah itu aja.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya