TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tips Simpel biar Nyaman saat Menulis, Gak Terjeda di Tengah

Pikiran yang fokus mempercepat pekerjaanmu

ilustrasi penulis (pexels.com/Gustavo Fring)

Intinya Sih...

  • Pentingnya kenyamanan dalam menulis untuk menghindari hambatan
  • Penyesuaian rutinitas dan kebutuhan fisik agar fokus dalam menulis
  • Suasana tenang, membaca, dan percaya diri sebagai penunjang produktivitas menulis

Menulis ternyata gak cuma butuh ide yang banyak dan segar serta kemampuan mengolah kata. Rasa nyamanmu sebagai penulis juga penting agar selama proses menulis tidak tersendat-sendat. Kamu betah mengerjakan proyekmu dan bisa selesai dengan baik.

Siapa yang dapatmembuatmu merasa nyaman dalam bekerja? Tentu saja kamu sendiri sebagai penulis. Dirimu dituntut untuk mampu mengelola pikiran dan emosi dengan baik serta menciptakan suasana kerja yang mendukung di tengah berbagai keterbatasan yang ada.

Tanpa rasa nyaman dalam diri penulis, artikel pendek saja rasanya sulit sekali diselesaikan. Pikiran terus-menerus terpecah dan akhirnya dirimu menyerah dengan menutup laptop atau menaruh smartphone. Enam tips sederhana berikut bisa mengurangi berbagai gangguan yang selama ini dirasakan biar kamu tambah produktif.

1. Kalau ada tugas lain yang mengganjal di hati, bereskan dulu

Sama seperti pekerja lain, tugas harian seorang penulis pasti juga gak cuma merangkai kata. Kamu mungkin memiliki rutinitas lain seperti mengerjakan tugas rumah tangga atau hari ini ada janji pada seseorang. Kalau tugas lain belum terlaksana, dirimu merasa tidak tenang. Akibatnya, menulis pun sulit dilakukan.

Daripada membuang banyak waktu tanpa bisa segera menyelesaikan tulisan, mending kamu bergegas mengerjakan tugas yang lain dulu. Terpenting tidak semua waktumu habis hanya untuk itu. Setelah tugas yang mengganjal di hati kelar, pikiranmu siap difokuskan hanya pada tulisan.

Memang tidak semua tugas lain perlu didahulukan. Ada pula tugas yang bisa ditaruh di belakang selepas target menulismu tercapai. Tentukan berdasarkan mana di antara keduanya yang paling terasa membuatmu terus memikirkannya. Bila tugas lain tidak terlalu penting dan idemu lagi lancar-lancarnya berarti kamu mesti menulis dulu.

2. Cukup mengonsumsi makanan dan minuman bergizi plus istirahat

Tubuhmu memang gak terjerang panas matahari atau kamu berlari mengelilingi lapangan sekian kali. Namun, mencurahkan pikiran ketika menulis juga perlu energi yang besar. Agar fokusmu terjaga, makan dan minum jangan dilewatkan. Lakukan serutin mungkin seperti sarapan dulu sebelum dirimu mulai menulis.

Pilihan menunya harus mempertimbangkan kecukupan gizi seimbang. Minum juga tak boleh kurang karena bakal menurunkan konsentrasimu. Selama hak tubuh dipenuhi dengan baik, kamu siap mengerjakan apa pun yang menjadi tugasmu. Termasuk menulis yang bukan sebatas hobi, melainkan juga sumber pendapatanmu.

Kebiasaan kurang tidur juga mesti diubah. Sebab kalau kamu mengantuk, menulis sangat sulit dilakukan. Tulisan singkat saja tidak selesai-selesai lantaran dirimu gak bisa berpikir dengan jernih atau terus keliru menekan huruf. Jika kamu menulis dari pagi sampai sore, pastikan ada jeda untuk istirahat setiap beberapa waktu.

Baca Juga: 6 Cara Penulis Dapat Ide untuk Karya Tulisannya, Punya Wawasan Luas 

3. Ketahui kesunyian yang paling pas untukmu

Karena menulis memerlukan konsentrasi yang tinggi, suasana tenang lebih baik daripada ramai. Akan tetapi, tingkat kesunyian yang dibutuhkan setiap penulis tentu berbeda-beda. Ada penulis yang baru bisa menulis jika tidak ada suara sama sekali, seperti tengah malam. 

Ada pula penulis yang malah mengantuk apabila terlalu sunyi. Maka ia menyetel musik dengan volume tertentu untuk menjaga kesadarannya. Kenali kebutuhanmu akan keheningan agar lebih nyaman ketika berkarya. Untukmu yang masih belum tahu tingkat kesunyian yang cocok buatmu, coba-coba saja. 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Misalnya, kamu menjajal menulis di kafe yang tentu ada pengunjung lain dan mungkin juga musik cukup keras. Bila di sana sulit berkonsentrasi, kembali saja menulis di kamar tapi di waktu yang berbeda-beda. Seperti malam, pagi, atau justru agak siang ketika terdengar suara berbagai aktivitas orang. Waktu yang terasa paling bikin gagasanmu lancar berarti perlu dikhususkan buat menulis.

4. Diawali dengan membaca

Bagi penulis, membaca seperti pemanasan sesaat sebelum kamu mulai berolahraga. Kecintaanmu pada kata-kata tidak hanya terwujud dalam rasa senang saat menulis. Namun juga ketika dirimu menikmati tulisan orang lain. Karya mereka tidak hanya berguna buat membangkitkan ide-idemu.

Tapi juga membangun suasana hati yang positif dan mendukungmu buat segera mulai menulis. Apalagi untuk penulis yang rata-rata bekerja seorang diri. Membaca terlebih dahulu sebelum menulis seperti mengingatkanmu tentang adanya teman sesama penulis yang juga tekun berkarya.

Ini menumbuhkan semangatmu untuk gak bermalas-malasan dan menunda proses menulis. 3 sampai 4 artikel atau 10 halaman buku biasanya cukup buat bikin kamu merasa lebih siap untuk menulis. Meski semalam sebelum tidur dirimu juga sudah membaca, tak ada salahnya membaca lagi sambil menunggu laptop siap digunakan.

5. Tidak tergesa-gesa dalam menyelesaikan tulisan

Meski targetmu adalah menyelesaikan sebuah artikel atau cerpen dalam 1 hingga 2 jam saja, bukan artinya kamu perlu tergesa-gesa dalam menulis. Pekerjaan ini butuh kehati-hatian dalam menyeleksi gagasan, kata, serta nanti masih perlu dibaca ulang. Hindari membuat diri sendiri panik dengan terburu-buru.

Lihat jam sekali saja sebagai tanda kamu mulai menulis. Kalau dirimu terlalu sering menengok jam, pasti ada rasa panik seakan-akan dikejar waktu. Itu hanya perasaanmu saja. Jarum tidak benar-benar bergerak lebih cepat dari seharusnya. Tenangkan dirimu agar proses menulis tak penuh hambatan.

Maknanya, kamu juga kudu mampu mengatur waktu dengan baik. Jangan membuang-buang waktu di awal hari dan baru mulai bekerja terlalu siang. Target-targetmu menjadi tampak menumpuk karena waktu yang tersisa tak banyak lagi. Proses menulis menyerupai jalan kaki, bukan berlari. Lakukan pelan-pelan asal berkesinambungan pasti proyekmu selesai juga.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya