TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Hukumnya Menerima Coklat Valentine Dalam Islam? Jawaban Buya Yahya

Kamu harus menampakkan tanda cintamu karena diberi hadiah

Cake Valentine. (instagram.com/harucake_)

Valentine atau hari kasih sayang diperingati tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Datangnya valentine yang notabene salah satu tradisi agama Nasrani ini kerap menjadi perdebatan bagi umat Islam.

Valentine sendiri kini identik dengan hari kasih sayang, di momen itu banyak yang memberikan hadiah kepada pasangan dan orang terkasihnya. Hadiah yang kerap diberikan diantaranya yakni cokelat. Lalu bagaimana hukumnya menerima cokelat valentine menurut pandangan Islam?

Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa Buya Yahya menjelaskan terkait hal tersebut dalam channel youtube Al-Bahjah TV, yang berjudul “Hukum Menerima Coklat Valentine”. Berikut ini penjelasannya seperti dilansir dari popbela.com.

1. Bukan valentine, umat Muslim memiliki hari kasih sayang tersendiri

YouTube

Buya Yahya pada tayangan tersebut mendapat pertanyaan. “Bagaimana jika kita mendapat bingkisan atau hadiah dari teman yang merayakan valentine day, misalnya cokelat atau sesuatu yang bernuansa pink di tanggal perayaan tersebut. Lalu bagaimana hukum teman-teman saya yang ikut-ikutan merayakan valentine day tersebut?"

Sebelum langsung menjelaskan mengenai hukum menerima cokelat Valentine dalam Islam. Buya Yahya menjawab pertanyaan tersebut dengan mengingatkan kepada anak-anak muda untuk tidak terbius dengan kalimat “hari kasih sayang sedunia”.

“Sebagai umat muslim, kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi adalah kasih sayang kita dengan Nabi, karena Nabi adalah Rahmatan lil 'Alamin, kasih sayang sedunia. Anda punya Nabi Muhammad dan punya pendidikan dari Nabi, itulah kasih sayang sesungguhnya,” ungkap Buya Yahya dengan lembut.

“Mengajarkan kasih sayang di dalam perang, mengajari kasih sayang dengan binatang sekali pun, itulah kasih sayang Nabi SAW,” sambungnya.

2. Budaya Valentine adalah budaya di luar Islam

ilustrasi Valentine (aleteia.org)
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Selanjutnya Buya Yahya juga mengingatkan bahwa budaya Valentine itu adalah budaya di luar Islam dan umat Islam tidak boleh ikut-ikutan.

"Anda kan bisa membaca wahai anak-anakku, bagaimana kisah Valentine. Apakah itu kisah seorang yang sholeh dari umat Nabi Muhammad atau tidak? Kisah Valentine's Day adalah kisah yang mengagungkan seorang Santo di dalam agama yang bukan dari agama kita. Mengagungkan syiar yang bukan syiar agama kita, dan itu adalah kebatilan yang Anda tidak boleh ikut-ikutan," kata Buya.

Ia juga mengatakan semeriah apa pun acara untuk memperingati valentine day, umat Islam tidak boleh ikut. Jika sudah terlanjur membuat janji, lebih baik memang dibatalkan.

Baca Juga: 11 Kado Valentine Romantis untuk Suami atau Pacar, Cowok Pasti Suka!  

Berita Terkini Lainnya