TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Siswa SMKN 8 Semarang Temukan Bug Google, Menang Sayembara Rp75 Juta

Abdullah Mudzakir merupakan White Hat Hacker

Abdullah Mudzakir siswa kelas 12 SMKN 8 Semarang. (dok SMKN 8 Semarang)

Secanggih-canggihnya sistem yang dimiliki Google ternyata bisa jebol di tangan siswa SMK N 8 Semarang ini. Siswa berumur 17 tahun yang duduk di kelas XI RPL 2 SMK Negeri 8 Semarang ini menjadi peretas golongan putih alias White Hat Hacker.

Abdullah Mudzakir siswa kelas 12 SMKN 8 Semarang tak menyangka Ia berhasil menemukan bug atau celah rentan dan membahayakan di situs mesin pencari terbesar di dunia, Google.

Berkat keberhasilannya tersebut Ia mendapatkan hadiah sebesar USD 5.000 atau setara Rp 75 juta rupiah. Gak main-main bug atau celah rentan yang ditemukan pemuda berusia 18 tahun asal Dusun Karangbolo ini sangat penting bagi sistem Google.

Baca Juga: 9 Hacker Paling Berbahaya di Dunia, Lebih Jago dari Bjorka  

1. Ikut sayembara temukan bug di Google sejak tahun 2021

Abdullah Mudzakir siswa SMK 8 Kota Semarang yang berhasil menemukan bug di Google. (dok Abdullah Mudzakir)

Kepada IDN Times, Abdullah Mudzakir mengaku gak menyangka ia berhasil menemukan salah satu celah rentan di sistem Google tersebut. "Perasaan sih tentu saja seneng, sama ga nyangka ya kak," kata Dzakir.

Proses menemukan bug di Google ini juga tidak mudah, Dzakir mengaku mengikuti sayembara yang dibuat oleh Google ini sejak tahun 2021. Beberapa kali mencoba akhirnya Dzakir berhasil.

Ia mengaku telah mengikuti sayembara ini sebanyak lima kali. Dari berkali-kali mencoba tersebut akhirnya Ia berhasil menemukannya.

2. Awalnya belajar programing dan networking

Photo by Nemuel Sereti on Unsplash

Abdullah Mudzakir mengaku kemampuan di bidang Cibersecurity ini diasah sejak Ia duduk di bangku SMP. "Sejak SMP memang suka dengan ciber security," ucapnya.

Sebelum akhirnya menekuni cibersecurity, awalnya Dzakir mengaku Belajar proggraming dan networking. Lalu ia merasa menemukan kecocokan di bidang cibersecurity.

"Belajar cybersecuriy sudah dari SMP kelas 9 sampai sekarang kelas 12 SMK. Tertarik disini sebenarnya karena sebelumnya belajar programming sama networking, terus ngerasa gak cocok sama 2 bidang itu ahirnya ke cybersecurity sih," katanya.

3. Sempat berdebat dengan pihak Google

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

ilustrasi gambar Google (Pixabay.com/Simon)

Proses menemukan bug di Google tersebut disebutnya tidaklah mudah. Perlu berkali-kali mencoba bahkan Dzakir harus berdebat dengan pihak Google. 

Sempat menolak dan menyebutkan bug yang ditemukan tidak valid, pihak Google akhirnya menyadari argumen Dzakir benar. Mudzakir kemudian mendapat hadiah yang dijanjikan dan diberikan pengharggan hall of fame sebagai bentuk apresiasi.

Mudzakir mengatakan bahwa cacat aplikasi yang telah ditemukan tersebut seputar "Business Logic Flaw".

4. Awalnya tidak didukung orang tua, karena cibersecurity lekat dengan hacker

Ilustrasi Hacker (IDN Times/Mardya Shakti)

Siapa sangka ketertarikan Dzakir di bidang cibersecurity awalnya tidak didukung oleh orang tuanya. Bukan tanpa sebab, orangtua Dzakir mengaku khawatir anaknya bergelut di bidang keamanan internet lekat dengan anggapan sebagai seorang hacker.

Meski sebelumnya ditentang, namun perlaha-lahan orang tua Dzakir mengaku bisa menerimanya dan memberikan dukungan sepenuhnya kepadanya setelah dijelaskan oleh Dzakir.

"Peran orang tua awalnya menolak karena emang kata hacker kan masih negatif mas. Tapi setelah aku jelasin pelan pelan. akhirnya setuju sih," katanya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Melakukan Digital Cleaning, Aman dari Hacker

Berita Terkini Lainnya