Trik Jitu Jadi Humas Rumah Sakit yang Keren, Kudu Gercep!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Menjadi humas di sebuah lembaga maupun instansi bukanlah perkara yang mudah. Apalagi kalau yang ditanganinya di sektor rumah sakit. Tentunya membutuhkan kemampuan berkomunikasi yang baik agar seorang humas di rumah sakit bisa menuntaskan setiap persoalan yang muncul.
Nah, ngomong-ngomong soal teknik berkomunikasi sebagai humas rumah sakit, Perhimpunan Humas Rumah Sakit Indonesia (Perhumasri) Jawa Tengah membagikan jurus jitunya agar seseorang punya kualitas yang mumpuni sebagai seorang humas.
Lantas, apa saja yang musti dilakukan? Simak ulasannya berikut ini.
1. Humas rumah sakit musti cepat merespon
Betty Adriani, Ketua Perhumasri Jawa Tengah menyampaikan ketika komplain muncul di rumah sakit, langkah yang harus dilakukan seorang humas ialah dengan bergerak cepat alias gercep.
Gerak cepat yang dimaksud dengan meningkatkan kepekaan agar cepat merespon suatu permasalahan.
"Apapun komplain yang masuk ke rumah sakit, kita sebagai humas mustinya langsung peka dan meningkatkan responsif. Kuncinya segera respon. Baik itu dari keluarga pasien, masyarakat maupun konfirmasi dari media massa," kata Betty di sela seminar bertema cara menangani komplain di rumah sakit di RS Telogorejo Semarang belum lama ini.
Baca Juga: Masih Pandemik, Ini 3 Cara Mudah Berobat ke RS Telogorejo Semarang
2. Humas perlu memperkaya pengetahuan di bidang verifikasi data
Menurut Betty, menjadi seorang humas rumah sakit perlu memperhatikan setiap masalah dan dampak yang ditimbulkan. Keluhan yang masuk harus dipelajari dengan cepat untuk kemudian dikomunikasikan dengan pihak yang berkompeten menangani masalah tersebut.
Humas juga sebaiknya memperkaya pengetahuannya dengan verifikasi data di rumah sakit terutama menjaga identitas pasien dan memahami seberapa besar komplain yang ditujukan.
"Alur keluhan yang kita lakukan adalah merangkul paramedis yang berkompeten untuk berkolaborasi menangani setiap keluhann. Kecuali kalau yang konfirmasi media ya, itu wajib diselesaikan oleh tim humas rumah sakit. Itu hal penting karena media selalu menanyakan berkaitan identitas pasien, jenis penyakit Dan kronologisnya. Maka caranya harus merangkul media massa. Terutama media online mengingat arus informasinya sangat luar biasa," terang wanita yang jadi Pejabat Humas RS PKU Muhammadiyah Solo tersebut.
Editor’s picks
3. Seorang humas kudu ngerti caranya mengatasi berita viral
Betty berkata ada cara lain yang harus dipahami oleh humas rumah sakit. Yaitu berkaitan dengan berita yang lagi viral. Dengan banyaknya media online yang tumbuh di Jawa Tengah, humas patut mengasah kemampuan berkomunikasinya agar lentur dan tidak kaku.
Jika ada komplain di rumah sakit yang viral, seorang humas disarankan langsung menuntaskan masalah tersebut. Humas bisa melakukan kroscek ke manajemen rumah sakit. Serta menambah informasi dengan data yang akurat dan valid.
"Seorang humas garus tahu lagi apakah kejadiannya benar sepeti itu. Dan begitu ada yang viral yang dilakukan bisa kroscek ke rumah sakit. Tapi humas lebih baik menyampaikan dengan data yang akurat dan jelas. Kemudian baru menyampaikan kronologisnya," terangnya.
4. Komplain yang muncul di rumah sakit jangan didiamkan
Menjadi seorang humas rumah sakit pun tidak boleh keder. Dalam artian kalau ada masalah jangan didiamkan begitu saja. Humas perlu bersikap pintar dan bijak dalam mengambil keputusan agar brand rumah sakit tetap terjaga.
"Jangan (kalau ada komplain) didiemin itu gak boleh. Maka kita harus smart menyampaikan. Oleh sebab itu, kita dorong semua humas rumah sakit agar ikut uji sertifikasi profesi. Supaya pengetahuannya bertambah dan mampu meningkatkan skillnya. Kalau ada kompetensi maka mereka jadi profesional. Otomatis brand rumah sakitnya akan meningkat," paparnya.
5. Humas zaman now bukan cuma tukang foto dan bikin rilis
Di Jateng ada 137 humas rumah sakit yang tergabung dalam Perhumasri. Mereka tersebar di semua rumah sakit swasta maupun negeri. Biasanya satu rumah sakit punya satu atau dua humas.
Betty mengingatkan seorang humas punya peran pentintvsebagai pintu meningkatkan kualitas dan brand rumah sakit. "Humas zaman now bukan cuma tukang foto dan bikin berita. Ini yang harus dirubah. Yang diubah ya teknik komunikasinya dalam menangani komplain," pungkas Betty.
Baca Juga: Dinas ESDM Jateng Ungkap Cekungan Air Tanah di Semarang Sudah Kritis