4 Fakta Tari Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Pura Mangkunegaran

Hanya boleh ditarikan wanita yang masih gadis

Surakarta, IDN Times - Tari Bedhaya Anglir Mendhung, menjadi satu tarian sakral yang nantinya akan ditarikan saat kenaikan atau Jumenengan Kanjeng Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X yang rencananya akan digelar pada Sabtu (12/03/2022) mendatang.

Berikut tarian fakta dibalik tari Bedhaya Anglir Mendhung;

Baca Juga: Profil GPH Bhre Cakrahutomo, Mangkunegara X Baru: Millennial dari UI

1. Merupakan tarian sakral

4 Fakta Tari Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Pura MangkunegaranLatihan tari Bedhaya Anglir Mendhung di Pura Mangkunegaran. (IDN Times/Larasati Rey)

Tari Bedhaya Anglir Mendhung sendiri merupakan tarian yang mengisahkan tentang pertempuran Pangeran Sambernyawa atau Raden Mas Said saat melawan penjajah Belanda pada tahun 1752 di Ponorogo.

Perjuangan tarian tersebut diabadikan dalam sebuah seni tari agar selalu diingat oleh generasi penerus. Untuk mengingatkan perjuangan Mangkunagara I dalam karya seni tari. Tarian ini masuk dalam tarian level tertinggi di Mangkunegaran, dengan durasi menari selama 45 menit.

"Bedhaya Anglir Mendung adalah tarian sakral yang hanya dimiliki Mangkunegaran," ungkap Plt Kadipaten Mondropuro, Pura Mangkunegaran Raden Tumenggung Supriyanto Waluyo, Kamis (10/03/2022).

2. Ditarikan oleh 7 penari yang masih lajang.

4 Fakta Tari Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Pura MangkunegaranLatihan tari Bedhaya Anglir Mendhung di Pura Mangkunegaran. (IDN Times/Larasati Rey)

Tarian Bedhaya Anglir Mendhung sendiri ditarikan oleh tujuh orang penari wanita yang masih gadis alias belum pernah menikah atau memiliki anak. Syarat tersebut menjadi syarat baku yang harus ditaati.

"Harus lajang, kalau sudah keluarga tidak boleh. Kita regenerasi terus karena usia panggung penari tidak panjang atau batas usia 30 tahun. Batas usia maksimal yang masih enak ditonton," katanya.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

3. Ada karantina penari.

4 Fakta Tari Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Pura MangkunegaranPura Mangkunegara. (IDN Times/ Larasati Rey)

Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan pada H-1 sebelum upacara naik tahta, para penari tersebut akan dikarantina untuk melaksanakan ritual khusus agar para penari bisa fokus menarikan tari Bedhaya Anglir Mendhung dihadapan KGPAA Mangkunegara X dan para tamu. Para penari juga melakukan latihan tari di Pendhapa Mangkunegaran jauh-jauh hari sebelum upacara berlangsung.

Tarian yang berlangsung selama 45 menit tersebut, membutuhkan fisik yang prima untuk dapat mempertahankan koreografi, olah tubuh dalam penampilan.

"Bedhaya Anglir Mendung itu tarian level paling tinggi di sini, artinya koreografi, olah tubuhnya juga rasanya harus seimbang. Durasinya 45 menit dibutuhkan fisik yang prima agar tidak jatuh. Karena penari sama dengan olahragawan," jelasnya.

4. Hanya ditarikan setahun sekali.

4 Fakta Tari Bedhaya Anglir Mendhung, Tarian Sakral Pura MangkunegaranPendhapa Pura Mangkunegaran. (IDN Times/ Larasati Rey)

Supriyanto Waluyo mengatakan jika tarian sakral yang hanya dimiliki oleh Mangkunegaran tersebut ditarikan setahun sekali pada saat ulang tahun naik tahta atau saat Jumenengan KGPAA Mangkunegara.

Bedhaya Anglir Mendung adalah karya Mangkunegara (MN) I atau Pangeran Randen Mas Said Sambernyawa.

"Anglir mendung itu dikeluarkan saat ulang tahun naik tahta atau jumenengan begitu upacara pengukuhan naik tahta itu pasti Tari Anglir Mendung bukan beksan yang lain. Ini Karya MN I atau kisah pangeran Sambernyawa kisah perjuangan sebelum menjadi pemimpin Mangkunegaran," beber dia.

"Tarian ini tidak boleh keluar hanya ditarikan di sini (Mangkunegaran-red). Begitu juga Bedaya Ketawang itu hanya boleh ditarikan di Keraton Surakarta tidak boleh keluar, karena itu tarian untuk raja," pungkas Supriyanto Waluyo.

Baca Juga: Tamu Jumenengan Mangkunegoro X Terbatas, Ada Tari Pangeran Sambernyawa

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya