TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Langkah Cegah Stunting Pada Anak yang Tak Banyak Dilakukan Orangtua

Masih ada yang menganggap stunting adalah keturunan genetik

Ilustrasi Pengecekan kesehatan anak. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Semarang, IDN Times - Tak sedikit dari masyarakat yang masih belum memahami istilah stunting.

Menukil laman resmi Kementerian Kesehatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Baca Juga: Konsumsi Pangan Pengaruhi Tingkat Stunting, Ini Sebabnya

1. Masih banyak yang menilai stunting keturunan genetik

IDN Times/Dhana Kencana

Sebagian dari masyarakat bahkan menilai bahwa kondisi tubuh anak yang pendek kerap kali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya. Kondisi itu membuat para orangtua hanya menerima tanpa berbuat banyak untuk mencegahnya.

Genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

2. Pencegahan stunting menjadi fokus pemerintah

IDN Times/Dhana Kencana

Pemerintah saat ini fokus dalam pencegahan stunting agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Ada tiga hal yang penting diperhatikan dalam pencegahan stunting. Yaitu pola makan, pola asuh, dan perbaikan sanitasi serta akses air bersih.

3. Pola makan cegah anak stunting

IDN Times/Dhana Kencana
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Permasalahan stunting sering dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi. Bahkan seringkali tidak beragam.

Istilah Isi Piringku dengan gizi seimbang perlu dikenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi sayur dan buah. Setengahnya lagi diisi dengan sumber protein, baik nabati maupun hewani, dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

4. Kurangnya pemahaman pola asuh berpengaruh pada stunting

IDN Times/Dhana Kencana

Anak stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan untuk bayi dan Balita.

Pola asuh dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu untuk memahami pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin. Termasuk memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.

Beberapa contoh di antaranya adalah dengan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian air susu ibu (ASI) sampai usia 6 bulan, dilanjurkan sampai usia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah memberikan hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya, dengan mengunjungi Posyandu atau Puskesmas setempat, secara berkala.

Baca Juga: 5 Tips Cegah Stunting pada Anak, Calon Ibu Wajib Tahu! 

Berita Terkini Lainnya