Sebagai orangtua, kerap dihadapkan pada situasi yang cukup menguji ketahanan diri. Mulai dari ketika mengalami masalah pribadi di tempat kerja hingga rumah tangga. Anak-anak di rumah sebagai pengamat orangtuanya, jika yang dilihat perilaku positif dan optimis, maka anak akan menirunya.
Itulah kenapa, bagi orangtua penting belajar bersikap tenang di depan anak, sekalipun keadaannya tertekan karena permasalahan. Berikut akan diuraikan empat alasannya.
1. Anak adalah peniru yang handal
Anak-anak adalah sosok pengamat perilaku orangtuanya yang begitu cermat, makanya sikap orangtua kerap menurun ke anaknya. Ketika situasinya sedang menantang, dan orangtua mampu menunjukkan ketenangan, bahkan tetap tersenyum pada mereka, maka anak-anak akan belajar juga mengelola emosinya saat masa perkembangan.
Anak melihat orangtuanya sebagai panutan, maka contohkanlah yang baik, termasuk tentang cara mengontrol emosi di berbagai situasi. Alih-alih menunjukkan stres dan frustrasi, lebih baik berbicara pada anak dengan tetap memiliki rasa optimis dalam keseharian.
Baca Juga: 7 Artis Jadi Anak Dewi Irawan di Film, Michelle di Ipar Adalah Maut
2. Sebagai strategi mengajarkannya pengelolaan emosi yang tepat dan sehat
Ajarkan anak sejak dini tentang pengelolaan emosinya sendiri. Strateginya bisa dengan menunjukkan ketenangan, sekalipun keadaan orangtuanya sedang sedih, kesal, maupun marah. Bukan untuk menahan emosi, namun cari waktu dan tempat yang tepat, agar tidak meluapkan emosi secara meledak di depan anak.
Ini bagian dari strategi pembelajaran mengontrol emosi anak juga, dengan cara yang sehat dan konstruktif. Ketika anak selalu melihat orangtuanya tenang, maka hatinya bahagia, dan emosinya terkontrol. Ambil napas dalam-dalam supaya rileks, ketika anak sudah tidur, cari ruang nyaman untuk berbicara bersama pasangan.
3. Menciptakan rasa aman dalam diri anak saat berada di rumah bersama orangtuanya
Demi kenyamanan anak berada di rumah bersama orangtuanya, ketika kondisi rumah tangga sedang mengalami kendala, tetaplah menunjukkan sikap tenang. Melihat orangtuanya akur dan masih akrab sambil tersenyum ramah, hati anak bahagia, dan membuatnya nyaman bersama keluarga.
Sebaliknya, jika kesedihan maupun kemarahan yang diperlihatkan, tentu akan membuatnya cemas hingga ketakutan. Ini bikin dia gak nyaman, bahkan bingung tentang apa yang terjadi pada orangtuanya. Hal ini berpengaruh dalam masa pertumbuhannya, maka beri tempat nyaman dan perlindungan di rumah dengan gak menunjukkan orangtuanya sedang bermasalah.
4. Mencegah anak mengalami stres
Jika setiap hari hanya ada pemandangan orangtuanya frustrasi karena masalahnya, maka anak bisa juga mengalami stres. Meski, tak diutarakannya, namun ini sangat dirasakannya. Tunjukkan selalu ketenangan di hadapan mereka, supaya anak gak sampai ikut terbebani masalah orangtuanya, apalagi jika masih sangat kecil.
Orangtua bisa berbicara, namun anak yang masih kecil jika setiap hari disuguhi pemandangan seperti itu, dia bisa cemas dan takut hingga bingung tanpa kejelasan. Akhirnya, anak jadi murung dan kurang aktif seperti biasanya. Ini bisa memengaruhi kepribadian hingga prestasinya di sekolah.
Ingin anak tumbuh dengan memiliki kecerdasan emosional tinggi? Salah satu upayanya adalah dengan belajar bersikap tenang di depannya, apa pun keadaannya. Emosi yang terkelola dengan baik dan bijak, gak hanya positif untuk diri dan pasangan, tapi juga perkembangan anak-anak kelak hingga dewasa.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan penuh ketenangan setiap hari, dia juga akan mampu mengontrol emosinya. Ini bermanfaat untuk masa depannya, anak jadi tangguh menghadapi tantangan, dan pandai bersosialisasi di berbagai lingkungan serta situasi.
Baca Juga: 5 Tujuan Orangtua Merayakan Ulang Tahun Anaknya, Tak Hanya Hura-hura