TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ciri-Ciri Lailatul Qadar, Malam yang Lebih Baik dari 1000 Bulan

Perbanyak beribadah di 10 hari terkahir Ramadan

Ilustrasi lailatul qadar. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ciri-ciri malam Lailatul Qadar yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan yang wajib kalian ketahui. Malam Lailatul Qadar datangnya yakni pada sepertiga bulan terakhir di Ramadan.

Merupakan satu berkah tersendiri bisa mendapatkan kenikmatan datangnya Lailatul Qadar, oleh karena itu umat Islam berlomba-lomba meningkatkan kuantitas maupun kualitas ibadahnya mendekati akhir bulan Ramadan.

Karena beribadah di malam Lailatul Qadar sama halnya beribadah seribu bulan lamanya atau sama dengan 83 tahun lamanya.

Amalan mulai dari memperbanyak Tadarus membaca Alquran, berdzikir, memperpanjang waktu salat tahajud di waktu sepertiga malam.

Rasulullah memerintahkan kita untuk mencari malam lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dan di malam-malam ganjil. Untuk waktu tepatnya kita tidak pernah tahu. Tetapi menurut Nabi Muhammad ciri-ciri malam lailatul qadar diantaranya sebagai berikut.

Baca Juga: Sore-Sore Berkah: Makna Malam Lailatul Qadar Beserta Doanya

1. Malam dimana terasa sangat nikmat untuk melakukan ibadah

unsplash.com/Rumman Amin

Salah satu ciri-ciri datangnya malam Lailatul Qadar yakni beribadah di malam tersebut terasa sangat nikmat.

Menurut para ulama, pada malam tersebut timbul adanya perasaan beribadah menjadi terasa lebih khusyuk. Di malam itu hati merasa sangat khidmat ketika beribadah.

Namun, ciri-ciri lailatul qadar ini tidak menjadi tanda yang bisa dirasakan oleh semua orang.

Sebab, bisa juga terjadi pada orang-orang yang selalu menghidupkan malamnya dengan ibadah selalu merasakan ketenangan dan kenikmatan di hati.

2. Saat Lailatul Qadar keadaan alam menjadi lebih tenang

Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya terdapat malam Lailatul Qadar. (unsplash.com/@katekerdi)

Begitu istimewanya malam lailatul qadar, malaikat jibril beserta seluruh malaikat turun ke bumi untuk mendoakan orang-orang mukmin yang berdoa dan berzikir memohon kepada Rabb semesta alam. Hal itu menjadikan bumi menjadi padat dan sesak.

Mengutip tausiah Ustadz Adi Hidayat diumpamakan sebuah wadah yang diisi oleh dua bola kelereng.

Apabila wadah itu digerakkan maka kelereng itu akan dengan bebas bergerak. Tetapi, jika wadah itu terisi penuh oleh kelereng maka kelereng akan tidak mudah bergeser.

Itulah yang sebagian ulama mengumpamakan malam lailatul qadar. Saking padatnya bumi karena dipenuhi oleh malaikat, alam menjadi lebih tenang dan tidak banyak bergerak.

3. Malam dimana udara tidak panas ataupun dingin

prelo.co.id

Datangnya Lailatul Qadar juga ditandai dengan keadaan alam yang tenang. Udara di bumi menjadi tidak terasa panas maupun dingin.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra Rasulullah saw. bersabda,

"Lailatul qadar adalah malam tenteram dan tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah," (H.R. Ath Thayalisi di Musnadnya hal.349 no.2680).

4. Keesokan harinya matahari terbit dengan teduh

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

akspic.com

Setelah datagnya malam Lailatul Qadar biasanya ditandai dengan suasana keesokan pagi harinya saat matahari terbit.

Ubay bin Ka’ab ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda,

"Keesokan hari lailatul qadar matahari terbit hingga tinggi tanpa sinar bak nampan,” (H.R. Muslim).

5. Bulan terlihat berukuran separuh nampan

unsplash.com/Andrés Gómez

Beberapa ulama menyebutkan ciri-ciri lailatul qadar bisa dilihat dari bentuk bulan di malam tersebut. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra.

"Kami pernah berdiskusi tentang lailatul qadar di sisi Rasulullah saw. Beliau berkata, ‘Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan,’” (H.R. Muslim).

6. Lailatul Qadar ditandai dengan hujan atau gerimis

unsplash.com/stanislav kondratiev

Sebagian ulama berpendapat bahwa salah satu ciri-ciri lailatul qadar bisa ditandai dengan hujan atau gerimis. Pendapat ini merujuk pada peristiwa dimana saat Rasulullah saw. diberikan mimpi untuk ditampakkan kapan lailatul qadar itu datang.

Pada zaman Nabi, masjid masih beralaskan tanah, tiang-tiangnya dari pelepah kurma, dan atapnya dari daun-daun kurma. Sehingga, jika hujan atau gerimis maka di dalam masjid akan terlihat basah.

Saat Rasulullah saw. dihadirkan mimpi tentang kapan hadirnya lailatul qadar, lalu terbangun dari mimpinya, Allah sengaja buat Rasulullah saw. lupa dari mimpi tersebut. Namun yang teringat adalah ada bekas lumpur pada dahi Rasulullah saw.

Hingga pada suatu saat ketika Rasulullah selesai salat, beliau menengokkan kepalanya untuk salam, terlihat lumpur di dahinya. Para sahabat melihat itu dan menganggap bahwa semalam adalah lailatul qadar. Berdasarkan kisah inilah para ulama berpendapat, di antara ciri-ciri lailatul qadar ialah datangnya hujan atau gerimis di malam harinya.

Namun, para ulama juga berpendapat bahwa ciri-ciri tersebut tidak bisa dijadikan acuan. Sebab, bisa jadi di malam lailatul qadar langit terlihat cerah.

Baca Juga: Niat Zakat Fitrah Untuk Diri Sendiri dan Keluarga, Lengkap! 

Berita Terkini Lainnya