TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asal Usul Kata Santri, Kiai, dan Sarung yang Banyak Tidak Diketahui

Selamat Hari Santri Nasional

Warga Nahdliyin dalam sebuah parade. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Semarang, IDN Times - Hari Santri Nasional diperingati setiap 22 Oktober 2019. Peringatannya disambut meriah di sejumlah daerah di Indonesia.

Santri erat kaitannya dengan seorang kiai. Bahkan santri juga identik dengan sarung. Jika belum mengetahui asal usul kata santri, kiai, dan sarung, IDN Times memberikan ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Ramalan Lengkap Santri Tentang Prabowo Menteri, Nama Ini Juga Disebut

1. Kata santri berarti orang belajar

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

Asal mula penyebutan santri, kiai, dan sarung disampaikan oleh KH Ahmad Muwafiq atau akrab disapa Gus Muwafiq. Melansir laman resmi Nahdlatul Ulama, Gus Muwafiq menyatakan bahwa kata santri bukanlah kata yang berasal dari bahasa Arab.

Kata santri berasal dari bahasa Nusantara. Sementara dalam bahasa Arab, santri disebut sebagai tilmidzun, atau muridun, artinya orang belajar.

Setelah Islam masuk ke Indonesia, lanjut Gus Muwafiq, penyebutan kosakata bahasa Arab tersebut berubah dengan kata santri, yang artinya orang yang belajar kitab suci. Sehingga kosakata santri tidak bisa ditasrif seperti menasrifkan kalimat-kalimat bahasa Arab dalam ilmu nahwu-shorof.

2. Kiai memberikan ilmu kepada santri

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Adapun guru yang membimbing santri di Indonesia disebut kiai. Kata kiai, imbuhnya, juga bukan berasal dari bahasa Arab. Kata kiai murni lahir dari bahasa Nusantara.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kiai adalah seseorang yang mengasuh, membimbing, dan memberikan ilmunya kepada santri di pesantren.

"Kiai adalah bahasa lokal. Santri adalah bahasa lokal untuk menyebut tilmidzun atau muridun. Tempatnya di pondok pesantren," ungkap Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq menegaskan bahwa perbedaan penyebutan itu juga menandakan bahwa Islam telah masuk ke negara di luar jazirah Arab. Islam saat bertemu dengan bangsa di luar jazirah Arab, jelasnya, menghasilkan corak yang berbeda-beda.

Baca Juga: Dulu Ditertawakan, Ucapan Santri Ini Terbukti, Prabowo Menteri Jokowi

Berita Terkini Lainnya