TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Memprihatinkan, Makam Bong China di Semarang Tergencet Rumah Warga

Saat ini jumlahnya turun drastis

Kompleks makam Bong China di Semarang dipagari kawat berduri. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Tiga makam etnis Tionghoa atau mahsyur disebut kuburan Bong China tampak tak terurus. Seutas kawat berduri yang berkarat mengitari seluruh bagian kuburan tersebut. Sampah-sampah berserakan di dekatnya. 

Di pinggir makam Bong China, terlihat sejumlah warga tengah bersantai. Seorang bocah laki-laki dengan asyiknya bermain di sekitar makam tanpa rasa takut.

Pada bagian lain, sebuah Bong China berukuran lumayan besar nasibnya tak kalah mengenaskan. Posisi Bong China tersebut tertimpa pondasi tepat dibawah bangunan rumah warga. 

Pemandangan itu jamak ditemukan bila pengendara motor melewati Kampung Sambiroto II, RT 03/RW VI, Kelurahan Sambiroto, Semarang.

Baca Juga: Kuburan Terangker di Indonesia, Kisah Mistis Makam Medelek di Jombang 

1. Keluarga ahli waris jarang ada yang merawat makam Bong China

Kompleks Bong China yang tidak terawat di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Lurah Sambiroto, Agus Suryanto menyampaikan kondisi pemakaman China tersebut banyak ditemukan di wilayahnya lantaran mayoritas keluarga Tionghoa sebagai ahli waris makam sudah jarang merawatnya lagi.

"Dulu wilayah kami sampai ke Kedungmundu dan Kelurahan Tandang. Terus terjadi pemekaran dibagi tiga kelurahan. Nah, di tiga wilayah itu banyak sekali kompleks pemakaman China. Lambat-laun, posisi makamnya bergeser ke arah barat," kata Agus saat dikonfirmasi IDN Times Selasa (29/9/2020).

2. Lokasi makam Bong China dikuasai tuan tanah lokal

Salah satu Bong China yang terhimpit lokasi perkampungan. IDN Times/Fariz Fardianto

Lokasi lahan makam Bong China, diakuinya selama ini berdiri diatas tanah milik masyarakat Muslim setempat. Para tuan tanah yang menguasai kompleks makam Bong China ada yang bernama Muhbalok, Ngarjono, Bekap dan keluarga Suryanto. "Tanah mereka luasnya berhektar-hektar. Gak bisa dihitung satu persatu," katanya.

Ia mengatakan setiap ahli waris Bong China menyewa lahan tersebut dengan jangka waktu tertentu.

3. Jumlah makam Bong China turun drastis hingga 80 persen

Sebuah Bong China di Semarang tampak terjepit dibawah pondasi rumah. IDN Times/Fariz Fardianto
Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dari semula banyak bong China yang bertebaran di wilayah Sambiroto, namun saat ini jumlahnya berkurang drastis. Yang paling terlihat, menurutnya perubahan makam Bong China di lingkungan RW 1 dan RW 2, Kampung Sambiroto. 

Agus memperkirakan jumlah makam Bong China mengalami penurunan drastis hingga lebih dari 80 persen lantaran terdampak proyek pembangunan yang masif.

"Kita selama ini belum pernah melakukan pendataan (jumlah Bong China). Tapi kita bisa perkirakan kondisinya turun sampai 80 persen lebih. Penyebabnya banyak keluarga ahli waris beralih kepercayaan dari Konghucu jadi Nasrani. Terus ada pembongkaran makam Bong China era 80 sampai 90'an," tuturnya. 

"Bagi makam yang masih tersisa, biasanya dipindahkan oleh keluarganya. Dengan luas wilayah Sambiroto kurang lebih 19 hektar, di era sekarang jumlah Bong China-nya sangat sedikit," tambahnya.

4. Keluarga ahli waris masih terlihat menggelar ritual cembrengan

Makam Tionghoa yang tidak terawat, di atasnya berdiri rumah warga (Dok.IDN Times/Istimewa)

Walau begitu, pihaknya terkadang masih menemukan orang-orang Tionghoa yang berdatangan ke lokasi makam Bong China. Di satu malam tertentu, keluarga ahli waris Bong China menggelar upacara cembrengan. Setahunya, ritual cembrengan yang digelar etnis Tionghoa mirip perayaan nyadran dalam tradisi orang Jawa. 

"Kadang-kadang saya lihat orang yang masih jadi ahli waris Bong China datang untuk memuja arwah leluhur. Mereka ngadain ritual cembrengan. Mirip-mirip nyadran," bebernya.

5. Makam Bong China di Semarang sudah berubah jadi perkampungan

Seorang bocah laki-laki bermain di dekat makam Bong China. IDN Times/Fariz Fardianto

Dengan perubahan zaman yang dinamis, Agus berkata kompleks Bong China kini berubah jadi perkampungan. "Karena sering tidak dirawat, lalu oleh juru kuncinya dikuasai sebagai milik pribadi. Begitu ada pembangunan, kemudian diubahlah jadi jalan kampung dan bangunan rumah warga," ujar Agus.

Baca Juga: Kisah Sejarah Makam Tionghoa di Balikpapan Jadi Permukiman Penduduk

Berita Terkini Lainnya