TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rahasia Relief Masjid Sekayu Semarang, Ada Sosok Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga pertama kali membangun Masjid Sekayu

Pahatan relief Masjid Sekayu yang membentang sejauh 30 meter. (Istimewa)

Semarang, IDN Times - Siang hari terasa terik ketika sejumlah warga dengan telaten membantu memasang relief Masjid Sekayu, di Kecamatan Semarang Tengah. Suhu udara yang bikin gerah tak membuat mereka bergeming.

Beberapa pekerja tampak telaten memasang sejumlah blok relief yang menggambarkan sejarah panjang keberadaan Masjid Sekayu. Pada bagian lain, seorang pekerja juga cekatan memoles lekukan-lekukan relief agar kelihatan menawan.

Jika diukur-ukur dari ujung timur hingga ke barat Kampung Sekayu, maka panjang relief sampai 30 meter. Untuk ketinggian reliefnya sekitar 3 meter.

Baca Juga: Masjid Taqwa Sekayu Semarang: Buah Tangan Utusan Sunan Gunung Jati

1. Sebuah relief terpasang di Masjid Sekayu

Kawasan Kampung Sekayu Semarang yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Bagi warga setempat, keberadaan relief ini bakal jadi tetengger bagi kampungnya agar dikenal luas oleh semua orang. Reliefnya dibuat dari batu andesit dari Muntilan, Magelang.

"Kami gak sabar melihat hasil akhirnya. Sekayu nantinya akan jadi kampung tematik yang memiliki rekam sejarah panjang mengenai Masjid Sekayu," kata Risman, Sabtu (25/7/2021).

Risman adalah sesepuh Kampung Sekayu. Usianya sudah menapaki angka 71 tahun. Terletak di lingkungan RT V/RW I, Kelurahan Sekayu, Risman menganggap kampungnya harus tambah populer dimata masyarakat Semarang.

Sebab selain menjadi cikal bakal pembangunan Kota Semarang, di Sekayu inilah Sunan Kalijaga konon mulai melakukan syiar agama Islam hingga ke pelosok Semarang.

2. Sunan Kalijaga awalnya membawa bongkahan kayu melewati Kali Semarang

google

Pada tiap jengkal relief yang ada di Masjid Sekayu terpampang nyata sosok Sunan Kalijaga. Digambarkan bersorban lengkap dengan jubah khasnya, diceritakan semula salah satu figur Walisongo itu mencari bahan baku kayu untuk kemudian dibawa menuju Semarang.

Uniknya bongkahan kayu berukuran besar sengaja dialirkan oleh Sunan Kalijaga di sepanjang Kali Semarang. Dari Kali Semarang lalu mengalir sampai ke muara Teluk Semarang yang sekarang menjadi sebuah pelabuhan.

Kayu yang dibawa oleh Sunan Kalijaga melewati arus sungai ini kelak dipakai untuk membangun Masjid Agung Demak. Lambat laun Sunan Kalijaga juga digambarkan bahwa suatu ketika memilih singgah di tepi Kali Semarang.

Rombongan Sunan Kalijaga beberapa kali membuat bedeng sebagai tempat istirahat. Tak jarang bedeng itu dipakai juga untuk lokasi salat lima waktu.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Wilayah Sekayu dulu masih hutan belantara. Lalu Sunan Kalijaga pernah singgah ke Sekayu untuk menunaikan salat lima waktu. Di sini dibuatlah bedeng-bedeng kecil. Sekayu waktu zamannya Sunan Kalijaga dinamai Perkayuan karena saking banyaknya bongkahan kayu yang dialirkan ke sungai yang melewati wilayah ini," ujar Ari Purbono yang dipercaya menjadi Ketua Kampung Tematik Kampung Sekayu.

3. Masjid Sekayu dibuat dari lembaran kayu dan beralaskan tanah tahun 1413 M

Masjid Taqwa Sekayu di Jalan Sekayu Masjid Kelurahan Sekayu Kota Semarang dari tampak depan. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Di daerah Perkayuan Sunan Kalijaga diceritakan bersua dengan Kiai Kamal, seorang murid sekaligus utusan Sunan Gunungjati.

Kiai Kamal selanjutnya membantu Sunan Kalijaga saat membangun sebuah masjid yang kini mahsyur dikenal sebagai Masjid Sekayu. Awalnya Masjid Sekayu hanya dibuat ala kadarnya. Bahkan bentuknya amat sederhana. Dinding-dindingnya dari lembaran kayu. Sedangkan alasnya masih berupa tanah.

"Dan Masjid Sekayu dibangun tahun 1413 Masehi," jelasnya.

4. Masih ada soko guru warisan Sunan Kalijaga yang ada di Masjid Sekayu

Masjid Taqwa Sekayu di Jalan Sekayu Masjid Kelurahan Sekayu Kota Semarang tampak dari dalam. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Baik Kiai Kamal maupun Sunan Kalijaga saat menyebarkan ajaran Islam saling membantu. Untuk mengingat jasa Sunan Kalijaga, di Cirebon Sunan Gunungjati membuatkan satu kampung bernama Kampung Kalijaga. Begitu pula di Demak, Sunan Kalijaga menamai salah satu wilayah sebagai Kampung Gunungjati.

Peninggalan sang Waliyullah yang masih bisa dilihat sampai sekarang adalah empat soko guru yang tertancap ditengah-tengah Masjid Sekayu. Soko guru berwujud empat pilar kayu berukuran raksasa yang jadi pondasi Masjid Sekayu.

Ari bilang tinggi soko guru hingga 10 meter sedangkan diameternya 100 sentimeter.

Baca Juga: Rumah Lawas Sekayu, Jejak Kampung Wali dan Pusat Pemerintahan Semarang

Berita Terkini Lainnya