TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pola Pikir Orang yang Mematikan Centang Biru di WhatsApp, Anti-Kepo

Menghindari tekanan dan konflik

ilustrasi WhatsApp (unsplash.com/Christian Wiediger)

Intinya Sih...

  • Privasi adalah hak yang tak bisa diganggu gugat
  • Tekanan sosial dan stres mempengaruhi keputusan
  • Mengatur waktu dengan lebih baik untuk kehidupan yang lebih produktif

WhatsApp adalah salah satu aplikasi pesan instan yang paling banyak digunakan di dunia, dan fitur centang biru yang menunjukkan pesan sudah dibaca menjadi kontroversi tersendiri. Banyak orang memilih untuk mematikan fitur ini karena berbagai alasan.

Penasaran kenapa mereka melakukannya? Artikel ini akan membahas 5 pola pikir utama dari orang-orang yang lebih memilih untuk mematikan centang biru di WhatsApp. Yuk simak!

1. Privasi lebih utama dari segalanya

Beberapa orang merasa bahwa privasi adalah hak yang tidak bisa diganggu gugat. Mereka beranggapan bahwa siapa pun tidak perlu tahu kapan pesan sudah dibaca atau belum. Dengan mematikan centang biru, mereka dapat menjaga privasi mereka dengan lebih baik tanpa perlu khawatir dilacak oleh orang lain.

Privasi digital menjadi semakin penting di era digital ini. Orang yang mematikan centang biru cenderung memiliki kesadaran tinggi terhadap privasi dan berusaha untuk melindungi informasi pribadi mereka dari pengintaian yang tidak diinginkan.

2. Menghindari tekanan sosial

Tekanan sosial untuk segera merespon pesan bisa sangat nyata dan membuat stres. Beberapa orang merasa terbebani dengan adanya harapan untuk segera merespon setiap pesan yang masuk. Dengan mematikan centang biru, mereka bisa membaca pesan kapan saja tanpa perlu merasa tertekan untuk segera merespon.

Tekanan untuk selalu tersedia secara online dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Orang yang memilih untuk mematikan centang biru sering kali ingin menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan digital mereka.

Baca Juga: 5 Alasan Gak Semua Momen Kencan sama Gebetan Perlu di-Posting

3. Fokus pada kehidupan nyata

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dengan mematikan centang biru, seseorang dapat lebih fokus pada aktivitas di dunia nyata tanpa terus-menerus terganggu oleh notifikasi dan harapan untuk merespons pesan secara instan. Mereka bisa lebih menikmati momen-momen bersama keluarga dan teman tanpa harus merasa terganggu oleh tuntutan digital.

Orang yang lebih sedikit terganggu oleh notifikasi digital cenderung memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi. Mematikan centang biru memungkinkan mereka untuk lebih menikmati kehidupan sehari-hari tanpa gangguan yang tidak perlu.

4. Menghindari drama dan konflik

Beberapa orang memilih untuk mematikan centang biru karena mereka ingin menghindari potensi drama atau konflik. Ketika seseorang tidak segera merespon pesan, hal itu bisa menyebabkan salah paham atau ketegangan. Dengan mematikan centang biru, mereka bisa mengurangi kemungkinan terjadinya konflik yang tidak perlu.

Komunikasi digital yang kurang transparan bisa memicu konflik. Dengan mematikan centang biru, orang tersebut mencoba menciptakan komunikasi yang lebih damai dan bebas dari drama.

Verified Writer

Ignatius Drajat Krisna Jati

Terus semangat!!!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya