TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Catatan Muscab Peradi SAI Purwokerto,  Mulai Sasar Isu Lingkungan

Mendorong advokasi lingkungan hidup

Ketua Peradi SAI Purwokerto Djoko Susanto, SH (kanan) yang kenakan pakaian adat jawa berwarna merah maroon saat muscab 2024 di baturaden serukan isu lingkungan.(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Banyumas, IDN Times - Ketua Peradi SAI Purwokerto hasil muscab 2024, Djoko Susanto, SH menjelaskan pihaknya selama ini tidak hanya berfokus membantu penegakam hukum pidana dan perdata namun peran penegakan hukum lingkungan untuk kesejahteraan rakyat.

Menurut dia, pemerintah pun termasuk kabupaten banyumas sekarang sedang fokus pada poros pelestarian lingkungan hidup sehingga kegiatan muscab Peradi SAI pada sabtu 21 september 2024 diadakan di Baturaden yang menjadi pusat konservasi alam.

"Tema lingkungan hidup menjadi salah satu bagian karena Peradi SAI mendorong advokasi lingkungan hidup dan pariwisata yang mensejahterakan rakyat yang diharapkan sejalan dengan program pemkab banyumas,"katanya saat ditemui di kantornya, Minggu (22/9/2024).

Baca Juga: Bawaslu Banyumas Buka 2.650 Pengawas TPS, Cek Syarat dan Cara Daftar

1. Memperjuangkan hak masyarakat terdampak

Salah satu upaya membantu masyarakat terdampak kegiatan lingkungqn adalah melakukan konservasi alam penanaman pohon kembali. (IDN Times/Cokie Sutrisno)

Dari hasil muscab 2024, diharapkan ada kesamaan sudut pandang para advokat terutama di banyumas untuk sama-sama dorong pembangunan bangsa yang mensejahterakan rakyat dan bisa membawa perubahan terutama memperjuangkan hak hak masyarakat yang terkena dampak kegiatan yang merusak lingkungan.

Djoko mencontohkan salah satu membantu masyarakat adalah mengajukan gugatan perusahaan atau entitas yang dianggap melakukan pelanggaran hukum, selain itu mengadvokasi pembuatan atau perubahan undang-undang dan kebijakan yang lebih pro-lingkungan.

"Tidak hanya melulu soal dunia perkasusan pidana maupun perdata, isu lingkungan juga diharapkan bisa membawa perubahan terutama memperjuangkan hak hak masyarakat yang terkena dampak kegiatan lingkungan,"jelas Djoko.

2. Kolaborasi dengan tokoh lingkungan dan pemerintah

Forkopimda bersama tokoh lingkungan eddy Wahono, sekda banyumas agus nur hadi, dan dr. tangguh dari rumah sakit dkt purwokerto usai tanam pohon konservasi di baturaden, Sabtu (21/9/2024).(IDN Times/Foto : Supriyanto)

Saat muscab, pihaknya juga mengundang Forkompimda Banyumas, komite organisasi dpn peradi sai, pegiat lingkungan yang ikut terjun secara simbolis penanaman 2000 pohon konservasi di tanah baturaden sebagai bentuk dukungan advokat yang peduli konservasi sumber daya air di wilayah Banyumas Raya.

Kepedulian DPC Peradi SAI Purwokerto, menjadi tonggak sejarah bagi para advokat dan masyarakat Banyumas ini juga didukung oleh anggota komite organisasi DPN Peradi SAI Haris Marbun

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

"Kegiatan Peradai SAI Purwokerto peduli lingkungan baru pertama ada dan dianggapnya merupakan surprise, dan ini berguna bagi masyarakat Banyumas, contohnya dengan penanaman ini, atau bantuan hukum yang lain, itu yang saya pikir berguna bagi masyarakat,"kata Marbun.

3. Perbaikan ekosistem baturaden

Pengamat lingkungan eddy wahono sebut upaya melestarikan lingkungan dan memperbaiki ekosistem di kawasan Baturaden, Ssbtu (21/9/2024).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Pengamat lingkungan dan pembina Forum Relawan lintas organisasi FORTASI, Eddy Wahono yang juga anggota tim koordinasi psda serayu bogowonto dan wakil ketua komisi pencegahan daya rusak air menjelaskan bahwa 2000 bibit pohon diperoleh secara gratis dari balai pengelolaan daerah aliran sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.

Eddy menjelaskan penanaman 2.000 pohon ini merupakan langkah konkret dalam upaya melestarikan lingkungan dan memperbaiki ekosistem di kawasan Baturaden, yang menjadi daerah resapan air penting di hulu anak Sungai Serayu.

"Degradasi lahan di kawasan hulu ini telah menyebabkan kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan, seperti berkurangnya sumber mata air yang vital bagi kehidupan masyarakat sekitar, sehingga konservasi menjadi gerakan bersama, baik advokat, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya,"katanya.

Berita Terkini Lainnya