TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sepatu Loafers VS Moccasin Apa Perbedaannya dan Mana yang Lebih Bagus?

Dua sepatu ini kadang sulit dibedakan

ilustrasi toko sepatu (pexels.com/Antoni Shkraba)

Sepatu loafers dan moccasin adalah dua gaya sepatu yang sering kali dapat membingungkan karena kemiripan desain keduanya. Beberapa brand pun ada yang memodifikasi desain mereka sehingga kini semakin sulit untuk membedakan dua sepatu ini.

Akan tetapi, sebenarnya loafers dan moccasin memiliki perbedaan tertentu yang cukup mendasar, serta tidak terlalu sulit untuk mengetahuinya. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara sepatu Loafers dan Moccasin.

Baca Juga: 12 Mix and Match Sepatu Boots ala Fang Dhanantorn, All Out Banget!

1. Sejarah loafers dan moccasin

potret sepatu loafers (pexels.com/ Pixabay)

Sejarah loafers dimulai pada tahun 1926. Saat itu Raymond Lewis Wildsmith, cucu dari pendiri bisnis sepatu di tahun 1847, ditugaskan oleh Raja George VI, untuk membuat sepatu rumah pedesaan yang dapat dipakai di dalam ruangan dengan kaus kaki menembaknya. Raymond kemudian membuat desain bertumit rendah yang tidak memiliki tali dan dapat dengan mudah dilepas dan dipasang.

Konstruksi sepatu rumahan baru milik Raja George ini memiliki banyak kesamaan dengan moccasin.

Beberapa sumber menyebutkan loafers dan moccasin ditemukan pada waktu yang cukup bersamaan, sehingga tidak diketahui apakah Raymond sudah terbiasa dengan gaya moccasin atau apakah dia membuat desain tersebut berdasarkan instruksi yang sangat spesifik yang diterimanya.

2. Desain

Moccasins di sisi kiri dan Loafers di sisi kanan. (pexels.com/Jay Noble | pexels.com/Masud Allahverdizade)

Loafers memiliki desain upper yang biasanya lebih sederhana dan bersih. Mereka sering kali tidak memiliki tali pengikat atau pengerat, karena loafer adalah "sepatu rendah". Bagian pergelangan kaki terbuka, dan sepatu tidak membungkus area mata kaki. Dengan kata lain, loafers adalah sejenis sepatu slip-on.

Sedangkan moccasin kebalikan dari loafers. Sepatu ini memiliki desain bagian atas yang sedikit lebih rumit. Moccasin biasanya memiliki jahitan yang mencolok di sepanjang tepi atas sepatu serta diberi elemen tali atau tassel, memberikan tampilan yang lebih kasual dan handmade.

2. Sol dan Heel

Moccasins di sisi kiri dan Loafers di sisi kanan. (pexels.com/Elif Dörtdoğan | pexels.com/sad lavren)

Sol loafers dapat bervariasi, tetapi sering kali memiliki sol yang lebih tebal dan keras. Sehingga memungkinkan loafers memiliki bagian hak yang lebih terdefinisi meskipun tidak terlalu tinggi.

Sedangkan untuk moccasin umumnya memiliki sol yang terpisah dan lembut, biasanya dibentuk dari satu bagian bahan yang muncul di sisi kaki sebelum dijahit dengan bagian apronnya. Moccasin mungkin tidak memiliki heel  yang mencolok atau tidak memiliki heel sama sekali. 

3. Konstruksi

Moccasins di sisi kiri dan loafers di sisi kanan. (pexels.com/Alina Skazka | pexels.com/João Pedro)

Loafers umumnya memiliki konstruksi yang lebih formal dan dapat diproduksi secara massal karena memiliki desain yang sederhana dengan pola yang relatif sama. Mereka dapat dibuat dengan berbagai bahan, termasuk kulit dan bahan sintetis.

Lalu untuk moccasin, sering kali memiliki konstruksi yang lebih kasual dan handmade. Sepatu ini dapat terbuat dari kulit asli atau bahan-bahan alami lainnya dan dapat melibatkan proses pembuatan sepatu yang lebih tradisional.

Verified Writer

Shera Suprapto

Terima kasih sudah membaca artikel saya :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya