Najwa Shihab: Ide Bangku Kosong untuk Terawan Bukan Bentuk Persekusi 

Terawan bisa menjawab pertanyaan Najwa lewat media apapun

Jakarta, IDN Times - Jurnalis senior Najwa Shihab mengatakan ide untuk menghadirkan bangku kosong kepada Menteri Kesehatan Agus Terawan Putranto di program Mata Najwa bukanlah ide baru dalam karya jurnalistik.

Menurut dia hal itu biasa dilakukan oleh negara-negara dengan tradisi demokrasi yang kuat dan mengakar seperti di Amerika Serikat dan Inggris.

“Di Indonesia, treatment menghadirkan bangku kosong ini mungkin baru sehingga terasa mengejutkan. Namun, sejujurnya, ini bukan ide yang baru-baru amat. Di negara dengan tradisi demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat, misalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa,” tulis Najwa di akun Instagram pribadinya @NajwaShihab, Selasa (29/9/2020).

1. Sesi diskusi monolog bukan sebuah wawancara imajiner

Najwa Shihab: Ide Bangku Kosong untuk Terawan Bukan Bentuk Persekusi Youtube.com/Najwa Shihab

Perempuan yang kerap disapa Nana itu menuturkan, kursi kosong dalam acara tersebut juga berbeda dengan format wawancara imajiner. Sebab, ia hanya mengajukan pertanyaan dan pertanyaan tersebut tidak harus diajukan melalui tatap muka dan dilakukan jarak jauh dengan berbagai macam medium.

“Kedua, ini juga tidak imajiner karena (a) pertanyaan yang saya ajukan memang bukan imajiner dan saya juga tidak mengarang atau membuatkan jawaban-jawaban fiktif seolah-olah saya sudah berdialog dengan Pak Terawan; (b) Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja,” ujarnya.

Baca Juga: Deretan Sepak Terjang Menkes Terawan Paling Kontroversial

2. Najwa minta Terawan menjawab pertanyaannya melalui media apapun

Najwa Shihab: Ide Bangku Kosong untuk Terawan Bukan Bentuk Persekusi Youtube.com/Gavi, the Vaccine Alliance

Kendati Menkes Terawan tidak dapat hadir dalam setiap undangan diskusi di programnya, Nana meminta agar Terawan bisa menjawab pertanyaannya itu melalui media apa pun.

“Namun, sebagai bagian dari komunitas pers lebih luas dan juga seorang warga negara, saya sudah cukup senang jika Pak Menteri menjawab kegelisahan publik walau itu tidak dilakukan di #MataNajwa. Sebab kerja-kerja mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan adalah tugas bersama, dan saya percaya @Narasi.tv tidak sendirian melakukannya,” tuturnya.

3. Najwa menegaskan tidak ada maksud melalukan persekusi terhadap Terawan

Najwa Shihab: Ide Bangku Kosong untuk Terawan Bukan Bentuk Persekusi instagram.com/najwashihab

Lebih jauh ia menegaskan, ide untuk menghadirkan bangku kosong tersebut sudah dipikirkannya dengan baik, termasuk risiko dituduh melakukan persekusi atau bullying kepada Menkes Terawan. Nana berkeyakinan elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang tidak punya kekuatan jika menyebut ide itu adalah sebuah bentuk persekusi.

“Less power, aspek penting yang menjadi prasyarat sebuah tindakan bisa disebut persekusi atau bullying. Sulit menganggap pejabat elite adalah pihak yang lemah,” katanya.

“Saya tidak cemas dengan Pak Terawan, karena seorang yang menjadi menteri pastilah sosok mumpuni dan berpengalaman. Yang kita cemaskan adalah perkembangan pandemi ini. Dan karena itulah Pak Terawan menjadi penting karena, betapa pun banyaknya tim ad-hoc yang dibentuk, urusan kesehatan tetaplah pengampunya adalah Menteri Kesehatan,” katanya menambahkan.

Sebelumnya, program Mata Najwa yang membuat konsep monolog dengan Menkes Terawan menjadi trending topik di Twitter hingga hari ini.

Hal itu dilakukan Nana lantaran lantaran minimnya informasi publik yang disampaikan Terawan. Panggung komunikasi publik pun telah diberikannya, namun Terawan tidak kunjung memberikan respons untuk hadir dalam programnya tersebut.

Merasa miris dengan hal itu, Nana kemudian membuat sesi diskusi monolog dengan Menkes yang diberi judul #MataNajwaMenantiTerawan.

Dalam kesempatan itu, dia menyindir Terawan dengan sebutan menteri kesehatan yang paling low profile di seluruh dunia karena jarang muncul di hadapan publik.

Baca Juga: Menkes Terawan Didesak Mundur sejak Awal Pandemik COVID-19

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya