Erupsi Gunung Merapi, Warga Dua Desa di Boyolali Enggan Evakuasi

Masih merasa aman dan nyaman.

Boyolali, IDN Times - Gunung Merapi masih bergejolak. Selasa dini hari (19/1/2021), gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom 500 meter, mengarah ke barat daya atau hulu Kali Krasak sejauh 1.800 meter.

Awan panas guguran yang terekam di seismogram pada pukul 02.27 WIB itu memiliki durasi 209 detik dengan amplitudo maksimum 60 mm. Selain itu, BPPTKG juga merekam satu kali gempa awan panas guguran.

Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, Solo, Boyolali, dan Sekitarnya Dilanda Hujan Abu

1. Warga di dua Desa di Selo belum mau mengungsi

Erupsi Gunung Merapi, Warga Dua Desa di Boyolali Enggan EvakuasiANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Kendati Gunung Merapi intens mengeluarkan awan panas, namun dua desa di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yakni Desa Klakah dan Desa Jrakah belum mengungsi. Koordinator Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Kecamatan Selo, Boyolali, Mujianto mengatakan ada tiga desa yang dalam rawan bencana, desa tersebut yakni Tlogolele, Jrakah, dan Klakah.

Untuk warga Desa Tlogolele saat ini masih berada di pengungusian, mereka kebanyakan adalah warga rentan yakni orang tua, anak-anak, dan ibu rumah tanggal.

"Pengungsi di tempat pengungsian sebanyak 241 jiwa, yang terdiri dari kelompok rentan dan balita. Mereka mengungsi sejak tanggal 13 November 2020," ujarnya zaat dihubungi reporter IDNTimes.com, Selasa (19/1/21).

2. Masih merasa nyaman

Erupsi Gunung Merapi, Warga Dua Desa di Boyolali Enggan EvakuasiANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Lebih lanjut, Mujianto mengatakan alasan warga di dua desa yaknu Jrakah dan Klakah tak mengungsi meski kondisi Gunung Merapi intensengeluarkan awan panas, karena warga menganggap kondisi masih aman. Kendati demikian, pihaknya terus menghimbau kepada warga untuk segera mengungsi.

"Himbauan terus kita lakukan kepada warga di dua desa tersebut untuk turun, namun warga masih merasa nyaman tinggal dan kita terus lakukan pengawasan," ungkapnya.

Desa Jrakah Boyolali yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III yakni Dukuh Sepi, Kajor, Tosari, Jarak, dan sebagian Dukuh Jrakah. Desa jaraknya sekitar 3,5 hingga 4 kilometer dari puncak Merapi. Sedangkan Desa Klakah, banyak warga yang berasal dari Dukuh Sumber yang terletak di radius 3 km dari puncak Merapi dan Bakalan radius sekitar 3,5 km hingga 4 km.

3. Wilayah Boyolali sempat terjadi hujan abu

Erupsi Gunung Merapi, Warga Dua Desa di Boyolali Enggan EvakuasiIlustrasi hujan abu. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Pada letusan Gunung Merapa Selasa (14/1/21) dua Kecamatan di Kabupaten Boyolali yaknu Kecamatan Musuk dan Tawangsari sempat mengalami hujan abu pada pagi hari. Sedangkan untuk Kecamatan Selo sendiri belum terjadi hujan abu. Hal ini disebabkan oleh arah angin letusan Gunung Merapi mengarah ke Barat Daya.

"Untuk kondisi di Selo secara umum belum terjadi hujan abu, yang terjadi justru di wilayah Kecamatan Musuk dan Tawangsari, tetapi sore hari sudah hilang," pungkas Mujianto.

Merapi naik status normal level I ke waspada level II pada tgl 21 Mei 2018 pukul 00:00 s/d tgl 5 November 2020 pukul 12.00 wib. Status Merapi naik dari waspada level II ke Siaga level III tgl 5 November 2020 sampai saat ini.

Jalur pendakian Merapi sudah di tutup sejak kenaikan Status aktivas Merapi dari normal ke waspada.

Baca Juga: 630 Warga Boyolali di Kawasan Rawan Bencana Erupsi Merapi Mengungsi

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya