[BREAKING] Jadi Raja Properti, Ciputra Bangun Bisnis Sejak Kuliah

Ciputra kecil menjadi korban kekejaman Jepang

Jakarta, IDN Times - Kabar duka kembali menyelimuti Tanah Air. Raja properti Ciputra Group Ir Ciputra meninggal dunia di Singapura, Rabu (27/11) pukul 01.00 waktu setempat. Ciputra tutup usia pada 88 tahun. Banyak hal yang bisa diambil pelajaran dari sosoknya yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.

Lahir bernama Tjie Tjin Hoan di Parigi, 24 Agustus 1931, Ciputra adalah anak ketiga dari pasangan Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio. Pak Ci, demikian dia akrab dipanggil, menjalankan hidup sama seperti anak-anak lainnya, namun itu semua berubah ketika sang ayah meninggal dunia. Perekonomian keluarga terganggu dan ia jatuh miskin.

Dikutip dari buku The Passion of My Life yang ditulis Alberthiene Endah melalui laman rei.or.id, Rabu (27/11), saat SMA pada 1951, Ciputra sekolah di Don Bosco, Manado. Dia dikenal sebagai atlet lari jarak menengah 800 meter dan 1.500 meter, dan tidak ada yang bisa menandingi di tingkat Sulawesi Utara.

Suatu hari, Pemerintah Kota Manado meminta Sekolah Don Bosco mengizinkan Tjin Hoan bergabung dengan kontingen Sulawesi Utara, mengikuti Pekan Olahraga Nasional II di Lapangan Ikada, Jakarta. Pucuk di cinta ulam tiba, waktu yang dinanti-nantikan akhirnya pun tiba.

Ciputra tak bisa meninggalkan luka batin yang dia alami selama masa kecilnya. Sang ayah diculik polisi Jepang, yang hingga saat ini dia tidak tahu bagaimana nasib ayahnya. Dia menyaksikan langsung saat ibunya berusaha menarik tubuh ayahnya sambil menangis, memohon-mohon kepada serdadu Jepang agar ayahnya dibebaskan. Ciputra kecil memeluk sang ibu sambil menatap ayahnya yang diseret paksa menaiki perahu.

Di usia yang sangat muda, dia pun harus berjuang untuk menghidupi keluarganya. Sering kali dia bertelanjang kaki pergi berburu ke hutan sekadar untuk mendapat uang saku tambahan. Berbagai hinaan dari orang lain juga kerap diterima keluarganya karena kondisi ekonomi yang susah.

Namun, luka itulah yang menjadi pembakar semangatnya untuk melawan keadaan hingga ia menjadi pengusaha sukses kebanggaan Indonesia. Ciputra muda berhasil membuktikan diri sebagai pejuang yang melawan keadaan dengan masuk perguruan tinggi bergengsi Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Arsitektur.

Ketika di bangku kuliah inilah, bakat wirausahanya makin terasah. Meski masih berstatus mahasiswa, Ciputra sudah mendirikan CV Daya Cipta yang sekarang menjadi PT Perentjana Djaja. Pada 1961, gebrakan besarnya dimulai dengan membidani PT Pembangunan Jaya, dan kemudian pada 1981 membangun bendera Ciputra Development dengan modal hanya Rp10 juta.

Saat ini, Ciputra Group telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan global dengan didukung sedikitnya 100 anak perusahaan di bidang properti dan telah berkarya di 44 kota baik di dalam maupun luar negeri, termasuk Vietnam, Kamboja, India dan Tiongkok.

Baca Juga: [BREAKING] Raja Properti Ir Ciputra Meninggal Dunia

Topik:

  • Rochmanudin
  • Dwifantya Aquina
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya