Profil Jenderal Iran Qasem Soleimani yang Tewas di Tangan Amerika

Soleimani adalah salah satu orang terkuat di Iran

Tehran, IDN Times - Jenderal Qasem Soleimani telah dikonfirmasi meninggal dunia dalam serangan udara oleh Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat pagi (3/1). Soleimani, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), merupakan salah satu orang terkuat di negaranya.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Gedung Putih menjelaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memerintahkan eksekusi tersebut. Tujuannya untuk mencegah serangan-serangan di masa depan oleh Iran. Tetapi, tak sedikit yang menilai peristiwa ini akan menimbulkan perang mengingat sosok Soleimani yang bukan orang sembarangan.

1. Soleimani sangat berperan dalam urusan domestik Irak dan politik di kawasan

Amerika Serikat mengategorikan Soleimani sebagai salah satu musuh besar negara karena perannya dalam merencanakan serangan-serangan terhadap warga dan kepentingan Washington di Timur Tengah. Dilansir dari AFP, nama Soleimani mulai mencuat pada 2018.

Ia terlibat sangat aktif dalam pembentukan pemerintahan Irak yang hancur lebur usai invasi Amerika Serikat yang menewaskan diktator Saddam Hussein. Selama 20 tahun, Soleimani berpengaruh besar dalam mewakili Iran untuk urusan dialog politik di kawasan. Padahal, sebelumnya ia termasuk sosok yang lebih banyak berada di balik layar.

Baca Juga: Menlu Iran: AS Lakukan Aksi Terorisme dan Harus Bertanggung Jawab

2. Soleimani dianggap sebagai selebriti oleh banyak warga Iran

Profil Jenderal Iran Qasem Soleimani yang Tewas di Tangan AmerikaPemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berpidato saat pertemuan di Tehran, Iran, pada 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

Washington Post melaporkan bahwa sejak berperan aktif mengintervensi konflik Suriah pada 2013, Soleimani mendapatkan sanjungan dari banyak warga Iran. Ia tak hanya muncul dalam pemberitaan, tapi juga dokumenter sampai video musik bernuansa nasionalis.

Sejumlah analis sendiri meyakini Soleimani lebih punya banyak pengaruh diplomatik dari pada Menteri Luar Negeri Javad Zarif. Dengan statusnya sebagai komandan pasukan elit, Soleimani juga dipercaya jadi otak di balik sejumlah operasi rahasia di Timur Tengah. 

3. Soleimani turut membentuk Iran usai Revolusi 1979

Profil Jenderal Iran Qasem Soleimani yang Tewas di Tangan AmerikaPemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berpidato saat pertemuan di Tehran, Iran, pada 1 Januari 2020. ANTARA FOTO/Official Khamenei website/Handout via REUTERS

Mantan agen FBI yang kini menjadi analis keamanan nasional, Ali Soufan, menulis dalam bukunya bahwa Soleimani memulai karirnya sesaat setelah Revolusi 1979 berlangsung. Ia turut membentuk karakter Iran yang berdasarkan ajaran Islam dan nasionalisme.

"Lebih dari siapa pun, Soleimani bertanggung jawab atas terbentuknya pusat pengaruh--yang Iran sebut sebagai 'Poros Perlawanan'--tersebar mulai dari Teluk Oman, melalui Irak, Suriah dan Lebanon, sampai ke pinggiran Laut Mediterania," tulis Soufan, seperti dikutip Washington Post.

Peran IGRC dalam menetapkan pengaruh Iran di Timur Tengah sangat masif. Ini tak lepas dari kemampuan Soleimani dalam mengonsolidasikan kekuatan internal maupun eksternal. Misalnya, tanpa dia, Hezbollah di Lebanon diyakini takkan mungkin terbentuk, apalagi sampai memperluas pengaruhnya di kawasan.

Amerika Serikat percaya Soleimani berada di balik sejumlah serangan oleh milisi Syiah Irak terhadap militer Negeri Paman Sam di negara itu. Terakhir, pada 31 Desember malam, mereka menyerbu Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad. Trump pun menulis lewat Twitter bahwa Iran harus "bertanggung jawab penuh" atas insiden itu.

Baca Juga: Jenderal Iran Qassem Soleimani Tewas dalam Serangan Udara AS

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Wendy Novianto

Berita Terkini Lainnya