Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 

Kenaikan cukai rokok juga memicu

Purwokerto, IDN Times - Bank Indonesia memprediksi kenaikan administration price dan cuaca ekstrem bakal mempengaruhi inflasi tahun 2020. Keduanya bakal menjadi faktor penyumbang inflasi selain komoditas bahan pokok masyarakat.

Baca Juga: Pemberlakuan Cukai Rokok di 2020 Bakal Picu Inflasi Tinggi di Jateng

1. Kenaikan iuran BPJS Kesehatan dan cukai rokok hingga rencana kenaikan elpiji 3 Kg

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 Kepala Kantor Perwakilan BI Purwokerto, Agus Chusaini (memegang mikrofon) menjelaskan arah kebijakan BI tahun 2020 di ruang pertemuan, Kamis (16/1). IDN Times/Rudal Afgani

Kenaikan biaya administrasi seperti iuran BPJS Kesehatan, tarif tol, dan kenaikan cukai rokok naik di awal tahun 2020. Selain itu, pemerintah juga berencana mencabut subsidi gas elpiji 3 Kg.

"Itu tentu akan mendorong, tetapi kita berusaha kalaupun itu naik dampaknya tidak terlalu besar," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini, saat deseminasi arah kebijakan BI 2020, Kamis (16/1).

Ia mengatakan, dampak kebijakan pemerintah menaikan biaya-biaya tersebut tidak bisa diantisipasi. Yang bisa dilakukan, kata dia, hanya menjaga ketersediaan barang dan juga memperpendek rantai distribusi.

"Agar harga kalau toh naik, tapi rantai distribusinya diturunkan, harga bisa kembali stabil lagi," ujarnya.

2. Perubahan cuaca ubah pola tanam

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 Ilustrasi kegiatan petani di area persawahan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Sementara perubahan cuaca ekstrem berdampak pada perubahan pola tanam petani. Bulan Februari yang semestinya sudah masuk musim panen, karena masa tanam mundur, maka musim panen juga mundur ke bulan April.

Hal ini jika tidak diantisipasi, maka bisa memicu kelangkaan persediaan bahan yang berakibat inflasi. Agus mengatakan sudah berkoordinasi dengan Bulog terkait persediaan beras. BI bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah juga memantau ketersediaan bahan pokok.

"Bulog menyatakan ketersediaan beras aman," ujar dia.

3. Inflasi bulanan Purwokerto dan Cilacap lampaui Jateng

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 Rudal Afgani

Agus mengatakan, inflasi Purwokerto dan Cilacap terbilang tinggi di Jawa Tengah. Inflasi month to month Jateng 2019 berada pada angka 0,45. Sementara Purwokerto 0,51 dan Cilacap 0,50.

Sedangkan inflasi year on year 2019 Purwokerto dan Cilacap berada di bawah inflasi Jateng. Inflasi Jateng tercatat sebesar 2,81. Sementara inflasi Purwokerto 2,28 dan Cilacap 2,19.

"Penyumbang inflasi terbesar Purwokerto antara lain bawang merah, telur ayam ras, dan jeruk. Sedangkan Cilacap beras, bawang merah, dan telur ayang ras," kata Agus.

Bank Indonesia juga merilis kebijakan tahun 2020. Tahun ini BI masih mempertahankan kinerja tahun sebelumnya yang akomodatif dari sisi moneter. BI fokus pada upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi dengan bersinergi dengan lembaga lain seperti pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan LPS.

4. Pertumbuhan ekonomi 2020 ditarget antara 5,1 - 5,5

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 pexels.com/FrancescoUngaro

Agus Chusaini, mengatakan, tahun 2019 pertumbuhan ekonomi nasional tercatat sebesar 5,1 persen. Pada 2020, BI menargetkan pertumbuhan ekonomi berada pada rentang antara 5,1 hingga 5,5 persen.

"Perlu diingat secara global terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi. Tetapi kami optimistis tahun 2020 pertumbuhan ekonomi bisa lebih baik dibanding 2019," kata dia.

Di tingkal daerah, Agus juga optimistis pertumbuhan ekonomi di Banyumas tahun 2020 tumbuh lebih baik dibanding 2019. Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 di Banyumas tercatat sebesar 5,6 persen.

"Di 2020 masih di sekitaran itu," ujar dia.

5. BI targetkan penyerapan kredit tahun 2020 naik 10-12 persen

Cuaca Ekstrem Pengaruhi Inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada 2020 pixabay.com/AhmadArdity

Ada tiga strategi yang akan dilakukan BI untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, antara lain sinergi, transformasi ekonomi dan inovasi.

BI mensinergikan kebijakan moneter dengan lembaga lain untuk mendorong perumbuhan ekonomi. Di antaranya dengan meningkatkan likuiditas agar penyerapan kredit, terutama kredit produktif, bisa meningkat.

"Penyerapan kredit diharapkan bisa meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat," ujar dia.

Ia mengatakan, pertumbuhan kredit di Banyumas 2019 naik 5,96 persen yang senilai Rp 15,07 triliun. Urutan kedua dipegang Cilacap sebedar 12,06 persen atau Rp 6,03 triliun, berikutnya Purbalingga Rp 2,92 triliun (9,93 persen), dan Banjarnegara Rp 2,73 triliun (15,57 persen).

"Tahun 2020 kami menargetkan pertumbuhan kredit berada pada kisaran 10 persen hingga 12 persen year on year," kata Agus.

Sementara transformasi ekonomi dan inovasi bertujuan menciptakan sumber-sumber ekonomi baru.

Baca Juga: Survei BI, Optimisme Masyarakat Terhadap Perekonomian Jateng Meningkat

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya