Hati-Hati! Jangan Semprot Cairan Disinfektan Langsung Kena ke Kulit

WHO sebut lebih ampuh cuci tangan

Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia pada Minggu (29/3) mewanti-wanti agar tak menyemprotkan cairan disinfektan langsung ke tubuh manusia. Sebab, cairan yang terdapat di dalam disinfektan membahayakan, apalagi jika mengenai mata dan mulut. 

"Gunakan disinfektan hanya di permukaan benda-benda. Ayo #LawanCOVID-19 dengan tepat," demkian cuit WHO Indonesia kemarin. 

Bahkan, WHO memperingatkan zat yang terkandung di dalam cairan disinfektan yakni klorin dan alkohol hanya bermanfaat membunuh virus termasuk Sars-CoV-2 bila disemprot di bagian permukaan benda-benda. Bukan ke tubuh manusia. 

"Penggunaannya tetap harus sesuai petunjuk," kata mereka lagi. 

Lalu, bagaimana dengan bilik disinfektan yang sudah kadung disediakan oleh beberapa Pemda dan pemilik gedung di ibukota?

1. Juru bicara COVID-19 dorong agar penyemprotan cairan disinfektan diarahkan ke benda-benda yang sering dipegang manusia

Hati-Hati! Jangan Semprot Cairan Disinfektan Langsung Kena ke KulitJuru Bicara Pemerintah COVID-19, Achmad Yurianto. Dok BNPB

Juru bicara pemerintah khusus penanganan COVID-19, dr. Achmad Yurianto mengatakan aktivitas penyemprotan yang dilakukan oleh pihak kepolisian di jalan-jalan di beberapa daerah dinilainya berlebihan. Menurutnya penyemprotan di jalan-jalan tidak terlalu perlu. Alih-alih menyemprot jalan, ia menyarankan agar cairan itu disemprotkan ke benda-benda yang sering dipegang oleh manusia. 

"Virusnya itu adanya di orang kan? Yang membawa penyakit kan orang dan itu (virus corona) bisa menempel di barang-barang yang sering digunakan oleh orang kan. Ya berarti yang harus sering disemprot kan barang-barang itu," kata pria yang akrab disapa Yuri kepada IDN Times melalui telepon pada Senin (30/3). 

Beberapa benda yang disarankan oleh Yuri untuk disemprotkan cairan disenfektan antara lain kendaraan umum, gagang pintu. Pintu keluar masuk di bandara yang sering dilintasi orang, tempat untuk mengambil bagasi. Itu aja yang sering disemprot," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Tenaga Medis di Semarang Keluhkan Ketidakjujuran Pasien Virus Corona

2. Dokter bahkan menyebut penyemprotan cairan disinfektan masih belum terbukti efektivitasnya

Hati-Hati! Jangan Semprot Cairan Disinfektan Langsung Kena ke KulitSeorang petugas sedang menyemprotkan cairan Disinfektan di kawasan Pasar raya Padang. IDN Times/Andri NH

Sementara, dalam pandangan dokter spesialis penyakit dalam dari Omni Hospital Pulomas, Jakarta Timur, dr. Sakti Rambe, justru mempertanyakan efektivitas dari penyemprotan cairan disinfektan itu. Ia mengatakan WHO justru tidak merekomendasikan penyemprotan itu. Yang didorong untuk dilakukan dan sudah terbukti yakni mencuci tangan dari air mengalir dengan sabun. 

"Apakah benar (penyemprotan cairan disinfektan) bisa membunuh virus. Berapa lama seseorang harus kontak dengan cairannya, belum ada bukti yang jelas. Alkohol dan klorin dapat menyebabkan iritasi, jangan (digunakan) sembarangan," kata dr. Sakti melalui akun media sosial pada (29/3). 

IDN Times telah meminta izin kepada dr. Sakti untuk mengutip cuitan tersebut. Lalu, bagaimana publik menyikapi bilik-bilik disinfektan yang sudah disiapkan oleh pemda dan pemilik gedung-gedung di Jakarta? dr. Sakti menyarankan agar publik tidak asal masuk ke dalam bilik tersebut. 

"Tanyakan apa cairan yang digunakan. Alkohol dan klorin bisa merusak mukosa. Hati-hati. Pemakaian ionized water belum jelas buktinya," ungkapnya lagi. 

dr. Sakti menyarankan agar publik mengikuti saja apa yang sudah dianjurkan oleh WHO dan terbukti efektivitasnya secara klinis. 

"Sementara ini, lakukan saja yang standar dan sudah terbukti. Sambil menunggu lebih banyak data atau penelitian terbaru," kata dia. 

3. Kemenkes mengklaim sudah menyosialisasikan agar tak sembarangan menggunakan cairan disinfektan

Hati-Hati! Jangan Semprot Cairan Disinfektan Langsung Kena ke KulitIDN Times/Aji

Lalu, mengapa bisa terjadi kegagalan pemahaman di publik mengenai penyemprotan cairan disinfektan ini? Apakah Kementerian Kesehatan tidak menyosialisasikan secara benar? Menurut Yuri, Kemenkes sudah menyosialisasikan sejak jauh-jauh hari. 

"Ya sudah lah (disosialisasikan ke publik). Masak kita biarkan si (penyemprotan ini dilakukan membabi buta)," kata Yuri kepada IDN Times. 

IDN Times mengecek kedua media sosial yang digunakan untuk menyosialisasikan kebijakan penyemprotan cairan disinfektan. Sejauh ini, baik di Twitter dan Instagram, tidak ditemukan informasi itu. Kemenkes kerap mengunggah cara yang efektif untuk membunuh virus corona yakni dengan mencuci tangan menggunakan sabun. 

Sosialisasi baru disampaikan hari ini oleh Ketua Tim Pakar Gugus Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito. Dalam pemberian keterangan pers, Wiku menyarankan agar warga tidak melakukan fogging karena dapat menimbulkan iritasi kulit dan mengganggu pernafasan.

"Tidak dianjurkan secara berlebihan seperti 'fogging' karena dapat menimbulkan iristasi kulit bahkan mengganggu pernapasan," ungkap Wiku. 

Ia juga menyarankan untuk penggunaan cairan disinfektan agar memperhatikan komposisi dan jenis bahan yang digunakan. Penyemprotan pun dianjurkan tidak dilakukan secara membabi buta, namun spesifik ke beberapa benda seperti lantai, kursi, meja, gagang pintu, tombol lift, tangga jalan (eskalator), mesin anjungan tunai mandiri (ATM), etalase, dan wastafel. 

https://www.youtube.com/embed/Bg4nZkBuZzQ

Baca Juga: 5 Alasan Disinfektan Berbahaya jika Disemprot ke Tubuh, Riset WHO

Topik:

  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya