Jokowi Jengkel Lagi Dengan Menteri, Prabowo, Nadiem, Kapolri Disentil

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali mengungkpkan kejengkelannya dengan kinerja sejumlah menterinya. Jokowi meminta para menteri untuk bisa bekerja lebih keras lagi apalagi di masa pandemik seperti saat ini.
Jokowi menyinggung para menterinya tak memiliki rasa krisis di tengah pandemik COVID-19. Selama tiga bulan bekerja dari rumah atau WFH, tidak ada kinerja yang progresif ditunjukkan oleh para menteri.
"Jangan sampai tiga bulan yang lalu kita menyampaikan bekerja dari rumah, work form home. Yang saya lihat ini kayak cuti malahan. Padahal pada kondisi krisis kita harusnya kerja lebih keras lagi," kata Jokowi dalam rapat terbatas, Selasa 7 Juli 2020.
Baca Juga: Rawan Picu Anarkis, PPP Minta Jokowi Batalkan RUU HIP
1. Jokowi ingin menterinya kerja lebih keras lagi di saat pandemik seperti sekarang ini
Jokowi meminta para pembantunya tersebut untuk bekerja dengan cepat. Ia juga tak ingin kinerja menterinya biasa-biasa saja di tengah pandemik virus corona yang melanda saat ini.
"Kerja lebih keras dan kerja lebih cepat. Itu yang saya inginkan pada saat kondisi seperti ini. Membuat Permen yang biasanya dua minggu, ya sehari selesai. Buat PP yang biasanya sebulan, ya dua hari selesai. Itu lho yang saya inginkan," ujar Jokowi.
2. Jokowi minta para menteri kerja secara extraordinary
Lalu, Jokowi mengatakan para menterinya untuk bekerja secara tak biasa dan mencari cara-cara sederhana. Mengubah dari cara-cara yang sebelumnya rumit, menjadi lebih sederhana.
"Dari cara yang SOP normal, kita harus ganti channel ke SOP yang shortcut. SOP yang smart-shortcut," ungkapnya.
Editor’s picks
"Gimana caranya? Bapak, Ibu dan saudara-saudara lebih tahu dari saya untuk menyelesaikan ini. Kembali lagi, jangan biasa-biasa saja," kata Jokowi lagi.
3. Jokowi tegur Prabowo, Nadiem, hingga Idham Azis soal percepatan anggaran
Jokowi lalu meminta seluruh kementerian dan lembaga agar menghentikan anggaran belanja untuk produk luar negeri. Sebaliknya, ia meminta agar seluruh belanja diprioritaskan untuk belanja di dalam negeri.
Menurut Jokowi, dengan mempercepat belanja pemerintah, hal itu dapat menggerakkan perekonomian. Itu bisa menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemik.
"Saya minta semuanya dipercepat, terutama yang anggarannya besar-besar. Ini Kemendikbud ada Rp70,7 triliun, Kemensos Rp104,4 triliun, Kemenhan Rp117,9 triliun, Polri Rp92,6 triliun, Kementerian Perhubungan Rp32,7 triliun," ungkap Jokowi.
4. Jokowi singgung agar Menhan Prabowo agar tak belajar dari luar
Kemudian, orang nomor satu di Indonesia itu meminta jajarannya untuk bekerja berdasarkan konteks krisis dan tidak seperti dalam keadaan normal biasa. Ia juga mengingatkan tentang pembelanjaan pemerintah yang harus mengutamakan produk-produk dalam negeri.
"Misalnya di Kemenhan, bisa saja di DI (Dirgantara Indonesia), beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," tuturnya.
"Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," lanjut Jokowi.
Baca Juga: Video Jokowi Ancam Reshuffle, Jengkel Kinerja Menteri Saat Pandemik