Mantan Intel Israel Ungkap Satu-Satunya Cara Hentikan Konflik di Gaza

Hanya tekana Amerika Serikat yang tidak diabaikan Israel

Jakarta, IDN Times - Mantan kepala Direktorat Intelijen Militer Israel Defense Forces (IDF) Amos Yadlin mengatakan, satu-satunya cara agar Israel menghentikan kekerasan di Jalur Gaza, Palestina, yaitu desakan dari Amerika Serikat (AS).

Menurut Yadlin, dalam waktu dekat AS akan meminta Israel untuk menghentikan kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 170 warga Gaza. Dia bahkan meyakini ketegangan akan berakhir dalam kurun waktu 48 jam, sebab dia melihat AS sudah mulai menunjukkan gelagat ihwal ketidaksukaannya dengan konflik yang meletus sejak 10 Mei 2021.

"Ketika Mesir meminta Israel untuk berhenti, Israel tidak akan berhenti. Tetapi jika Amerika meminta Israel untuk berhenti, Israel harus mendengarkannya," kata Yadlin ketika menghadiri pertemuan dengan Federasi Zionis Afrika Selatan (SAZF), Kamis (13/5/2021), sebagaimana dilansir Middle East Eye.

Baca Juga: Mesir Siap Tampung dan Rawat Warga Gaza Korban Serangan Udara Israel

1. Nilai-nilai Demokrat tidak akan mendukung konflik Israel-Palestina

Mantan Intel Israel Ungkap Satu-Satunya Cara Hentikan Konflik di GazaPresiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Haris (Twitter.com/JoeBiden)

Melalui acara bertajuk “The Situastion on the Ground” yang diselenggarakan oleh SAFZ dan Badan Yahudi untuk Israel, Yadlin menyatakan bahwa Presiden AS Joe Biden tidak akan menyetujui segala bentuk konflik, kekerasan, ataupun konfrontasi Israel-Palestina.

Lelaki yang sempat menjadi Atase Militer Israel untuk AS itu menilai, prinsip yang dipegang oleh Biden sebagai representasi Partai Demokrat sangat berbanding terbalik dengan pendahulunya, Donald Trump.

“Trump melihat orang Palestina harus disalahkan atas segalanya,” kata Yadlin tentang Trump dan kebijakan Partai Republik di Israel.

“Tetapi mereka (Partai Demokrat) melihat Hamas sebagai teroris dan mereka juga mendukung hak Israel untuk membela diri. Tapi mereka tidak menyukai perang di Gaza dan mereka akan, menurut penilaian saya, mendorong gencatan senjata setelah akhir pekan,” papar Yadlin tentang Biden dan Partai Demokrat.

2. Tekanan internasional sangat penting

Mantan Intel Israel Ungkap Satu-Satunya Cara Hentikan Konflik di GazaSerangan di jalur Gaza yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. (Twitter.com/askar_amera)

Mariam Barghouti, seorang penulis Palestina yang berbasis di Ramallah, mengartikan komentar Yadlin sebagai keharusan komunitas internasional untuk memberi tekanan kepada Isarel.

"Ini menunjukkan bahwa Israel tidak akan berhenti karena menghargai kehidupan manusia. Ia tidak akan berhenti karena melihat apa yang dilakukannya terhadap Palestina sebagai kejahatan perang. Itu akan berhenti dengan tekanan internasional,” kata dia.

"Inilah mengapa komunitas internasional sangat penting dalam semua ini," tambah Barghouti.

Komentar Yadlin muncul ketika beberapa pemangku kebijakan AS meminta House of Representatives untuk mendesak Biden, agar mengedepankan pendakatan dialog dalam konflik Israel-Palestina. Mereka juga menolak pengusiran warga muslim Palestina dari Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur.

Sejak penyerangan Gaza dimulai, Biden dikritik karena mengeluarkan pernyataan yang membela Israel dan tidak melihat proporsional kekuatan antara kedua pihak.

Baca Juga: Hamas Luncurkan Roket, Israel Kerahkan Pasukan Tempur di Gaza 

3. Menyalahkan Hamas atas konflik dan menyebut invasi Gaza tidak akan terjadi

Mantan Intel Israel Ungkap Satu-Satunya Cara Hentikan Konflik di GazaFasilitas Hamas di Gaza yang dibom Jet Tempur Israel, pada hari Senin (03/08). twitter.com/julianamscastro

Menanggapi laporan massa terkait penyerangan pasukan Israel yang menyerang Palestina, termasuk penghancuran toko dan penyeburan rumah, Yadlin menyalahkan Hamas yang menjadi justru memicu eskalasi konflik.

"Media didasarkan pada peringkat," katanya kepada audiens Afrika Selatan.

"Mereka ingin menjual, izinkan saya terus terang, darah, api, segala sesuatu yang terlihat dramatis, pada akhirnya mereka yang memimpin kerusuhan dari sisi Arab terhubung dengan Hamas."

Yadlin mengatakan bahwa prioritas konflik saat ini adalah "memenangkan perang (dan), nanti tinggal masalah PR (public relations)."

Menurut Yadlin, serangan Israel saat ini tidak berarti negara yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu itu hendak merebut kembali Gaza. Mereka hanya ingin menegakkan kembali perjanjian yang pernah disepakati kedua pihak.

"Kami tidak ingin mengontrol mereka lagi. Tapi [kami ingin] memulihkan persyaratan. Kadang-kadang, ketika Anda melakukan operasi untuk memulihkan persyaratan, Anda tidak mencapai tujuan, Anda perlu melakukan invasi darat," tutup Yadlin

Baca Juga: Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur Palestina

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya