10,5 Persen Penderita COVID-19 di Semarang Yakni Usia Anak-anak 

Batasi kegiatan di luar rumah selama pandemik

Semarang, IDN Times - Orang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Semarang per hari ini Selasa (28/7/2020) secara kumulatif mencapai 3.752 kasus. Dari jumlah tersebut 10,5 persen penderita adalah mereka yang berusia anak-anak.

1. Kalangan anak-anak menyumbang 10,5 persen terhadap penularan COVID-19 di Kota Semarang

10,5 Persen Penderita COVID-19 di Semarang Yakni Usia Anak-anak Ilustrasi anak-anak di Taiwan (IDN Times/Vanny El-Rahman)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam mengatakan, kalangan usia anak-anak ini juga rentan terhadap penularan virus corona. Prosentasenya mencapai 10,5 persen dari total jumlah penderita COVID-19 yang ada di Kota Semarang.

‘’Virus corona ini bisa menyerang semua umur. Meskipun, mayoritas yang terkonfirmasi positif ada di usia dewasa dan lansia, tapi ada juga kasus dari usia anak-anak,’’ ungkapnya pada acara webinar mencegah penularan COVID-19 pada anak melalui YouTube Streaming, Selasa (28/7/2020). 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang, penderita positif COVID-19 di Kota Semarang sebanyak 89,5 persen adalah usia dewasa dan lansia, kemudian usia anak-anak sebesar 10,5 persen. Dari usia anak-anak ini terdiri atas balita (5,6 persen), remaja (3,9 persen), usia sekolah (0,8 persen) dan usia pra sekolah (0,2 persen). 

Baca Juga: Pemkot Semarang Minta Bantuan Brimob Awasi 1.000 Pasien OTG dan ODP

2. Kalangan usia remaja memiliki imunitas yang lebih baik tapi rentan menjadi OTG

10,5 Persen Penderita COVID-19 di Semarang Yakni Usia Anak-anak Ilustrasi remaja-remaja perempuan sedang belajar. unsplash.com/Pocky Lee

Menurut Hakam, dari kalangan di usia anak tersebut, remaja adalah kalangan yang mempunyai daya tahan dan imunitas tubuh yang lebih baik ketimbang usia lainnya. ‘’Namun demikian, bukan berarti tidak rentan terkena COVID-19. Sebab, pada usia ini sering ditemukan dengan kondisi tanpa gejala (OTG). Artinya, mereka bisa membawa virus corona dan menularkan kepada orang lain,’’ jelasnya.

Kemudian, usia anak sekolah dan remaja ini pada situasi pandemik ini juga rentan pada sejumlah masalah. Sehingga, kondisi itu berisiko tinggi terhadap paparan virus corona.

‘’Masalah yang dihadapi anak-anak selama pandemik COVID-19 ini antara lain, pemahaman anak-anak pada wabah ini kurang. Kemudian, mereka jadi takut atau justru cuek dalam menghadapi pandemik. Lalu, masalah lainnya mereka rentan terhadap perubahan emosional selama pandemik karena social distancing, sehingga akibatnya mereka menggunakan gadget dengan durasi yang lama,’’ kata Hakam.

3. Perlu membatasi anak-anak berkegiatan di luar rumah

10,5 Persen Penderita COVID-19 di Semarang Yakni Usia Anak-anak Ilustrasi anak belajar di rumah selama pandemik COVID-19 (IDN Times/Ita Malau)

Melalui kondisi tersebut perlu ada solusi dan pencegahan agar anak-anak tidak rentan tertular COVID-19. 

Founder and Chairman Junior Doctors Network Indonesia, dokter Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, dari sejumlah kasus yang terjadi di Indonesia penularan virus corona kepada anak-anak diketahui karena tertular dari orang tuanya atau dari lingkungan terdekatnya.

‘’Maka, sekarang ini perlu membatasi anak-anak berkegiatan di luar rumah, tapi jangan terlalu keras dalam memberikan pemahaman kepada mereka. Jika memang harus keluar rumah jangan terlalu lama dan wajib pakai masker. Kita harus memberikan pemahaman dan menerapkan kebiasaan baru serta menyesuaikan diri terhadap kondisi pandemik saat ini,’’ katanya.

Baca Juga: Ibu dan Anak Positif COVID-19, 10 Momen Tak Terpisahkan Aishwarya Rai dan Sang Putri

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya