Bilik Thrift di Semarang Rela Keliling Kota Berburu Baju Bekas Korean Look 

Bisnis awul-awul makin cuan di masa pandemik

Semarang, IDN Times - Bisnis thrift shop memang tak lekang waktu. Seiring mengikuti perkembangan zaman bisnis penjualan baju seken ini tampil lebih menarik dan makin digandrungi anak muda terutama generasi millennial dan Z.

1. Pelaku usaha baju awul-awul muncul saat pandemik

Bilik Thrift di Semarang Rela Keliling Kota Berburu Baju Bekas Korean Look Konsumen memilih baju second hand di pameran Thrift and Clothing Expo di Plasa Simpang Lima Semarang, Jumat (3/6/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Tren thrift shop atau toko barang bekas khususnya yang menjual baju second hand kembali marak di Kota Semarang. Para pelaku usaha baju awul-awul–begitu bahasa akrab di Semarang–bermunculan apalagi di masa pandemik COVID-19.

Seperti Bilik Thrift Shop milik Syamsul Hidayat yang baru buka tahun 2020. Lelaki asal Jambi itu mulai merintis bisnis baju seken saat virus corona mewabah dan pekerjaan sebagai desain grafis terdampak pandemik.

Syamsul melakoni usaha itu bersama sang istri. Bahkan, istri Syamsul lebih dulu menjual barang-barang busana miliknya yang tidak terpakai di lemari ke konsumen.

Baca Juga: 15 Inspirasi Padu Padan Celana Jeans ala Wonyoung IVE yang Catchy Abis

2. Bilik Thrift Shop berawal dari hobi berburu baju second hand

Bilik Thrift di Semarang Rela Keliling Kota Berburu Baju Bekas Korean Look Syamsul Hidayat pemilik Bilik Thrift Shop menunjukkan busana second hand yang dijual di pameran Thrift and Clothing Expo di Plasa Simpang Lima Semarang, Jumat (3/6/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

‘’Jadi Bilik Thrift Shop ini mulai dari menjual barang-barang preloved milik kami sendiri. Saat lemari pakaian kami penuh lalu coba jualin. Eh kok laku, terus pas pandemik itu kan kami banyak work from home (WFH) dan banyak waktu luang, akhirnya berburu baju-baju bekas yang masih layak pakai dan dijual kembali,’’ ungkapnya saat ditemui di pameran Thrift and Clothing Expo di Plasa Simpang Lima Semarang, Jumat (3/6/2022).

Berburu baju seken di thrift shop inipun sudah menjadi kegemaran Syamsul sejak duduk di bangku kuliah. Aktivitas itu dilakukan untuk menunjang penampilan sebagai mahasiswa saat itu.

‘’Dari sejak kuliah memang suka ngawul (berburu baju di thrift shop). Demi pengen tampil modis dengan baju branded ya mengakalinya dengan pakai barang thrift yang harganya lebih miring dan sesuai kantong mahasiswa,’’ tuturnya.

3. Pasarkan lewat online dan offline

Bilik Thrift di Semarang Rela Keliling Kota Berburu Baju Bekas Korean Look Konsumen memilih baju second hand di pameran Thrift and Clothing Expo di Plasa Simpang Lima Semarang, Jumat (3/6/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Hal itu berlanjut hingga sekarang, bahkan saat melakoni sebagai penjual barang thrift. Demi berburu hidden gem baju-baju branded second hand, Syamsul ditemani sang istri rela berkeliling kota seperti ke Bandung, Malang, Surabaya, Yogyakarta, hingga Jakarta.

Apabila barang belanjaan sedikit ia membawa sendiri baju-baju tersebut, tapi kalau banyak ia kirim menggunakan ekspedisi.

Tidak selesai dengan membawa pulang baju-baju tersebut di rumah. Setelah itu Syamsul mencuci baju tersebut di laundry. Namun, kalau ada baju yang butuh perawatan khusus seperti ada noda, ia mencucinya sendiri.

Baju-baju yang sudah bersih kemudian dijual di Bilik Thrift Shop baik secara online di Instagram @bilik.thrift atau offline store yang berlokasi di Jalan Supriyadi No 124 Semarang. Mayoritas baju-baju yang dijual adalah busana perempuan bergaya Korean Style.

4. Jual mulai harga Rp 35 ribu

Bilik Thrift di Semarang Rela Keliling Kota Berburu Baju Bekas Korean Look Pameran Thrift and Clothing Expo di Plasa Simpang Lima Semarang, Jumat (3/6/2022). (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Syamsul membandrol sebuah blouse mulai harga Rp35 ribu, dress mulai harga Rp70 ribu–Rp80 ribu, celana Rp80 ribu. Dari pakaian itu ia bisa mengambil untung sekitar 60 persen hingga 75 persen

‘’Saya mengambil pasar penyuka baju-baju Korea karena memang lagi tren sekarang. Konsumen saya pun beragam mulai remaja usia SMP bahkan ada juga usia 50 tahun karena anaknya beli ibunya jadi pengen. Selain itu, juga ada mahasiswa atau pekerja kantoran,’’ jelasnya.

Syamsul menambahkan, bagi ia dan konsumen thrift shop memakai baju seken ini kepuasan tersendiri. Apalagi, bagi mereka yang senang memakai baju bermerek. Ketika hunting lalu menemukan sesuatu yang menarik dan mahal kalau beli baru pasti memuaskan.

Baca Juga: 15 Ide Padu Padan Outfit Warna Pink ala Member BLACKPINK, Catchy Abis

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya