Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? 

Kasus Aktif COVID-19 di Kota Semarang diklaim tertinggi

Semarang, IDN Times - Permasalahan data COVID-19 di Indonesia masih terus terjadi hingga saat ini. Ada kesenjangan data antara pusat dan daerah seiring dengan jumlah kasus baru pasien positif yang terus menanjak.

1. Data positif COVID-19 antara Satgas COVID-19 pusat, Jateng dan Semarang tidak sama

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Ilustrasi keramaian di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake)

Seperti contoh kasus antara Satgas Penanganan COVID-19 Pusat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hingga tiga hari belakangan data yang dirilis oleh pihak tersebut berbeda alias tidak ada yang sama.

Pada Selasa (15/9/2020), Satgas Penanganan COVID-19 Pusat merilis jumlah pasien positif kumulatif di Jawa Tengah mencapai 18.111 kasus, tapi versi Dinas Kesehatan(Dinkes) Provinsi Jawa Tengah yang selalu diperbaharui setiap hari pukul 12.00 WIB jumlahnya 18.389 kasus. Kondisi itu menunjukkan ada selisih data positif COVID-19 sebanyak 278 kasus antara pusat dan provinsi. 

Demikian pula, jumlah kasus pasien positif kumulatif Kota Semarang versi Dinkes Jateng dan Dinkes Kota Semarang juga berbeda. Pada hari yang sama Dinkes Jateng mencatat jumlah pasien positif kumulatif Kota Semarang 4.668 kasus, sedangkan versi Dinkes Kota Semarang melalui website siagacorona.semarangkota.go.id jumlahnya 7.094 kasus. Dengan demikian, selisih data positif COVID-19 antara provinsi dan kota mencapai 2.426 kasus.

Baca Juga: Keterisian Tempat Tidur Pasien COVID-19 di Semarang Sudah 58,3 Persen

2. Ada selisih data antara 100 kasus hingga 2.000 kasus

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Petugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan uji usap pada pekerja konstruksi untuk uji antigen cepat di lokasi konstruksi, ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Ahmedabad, India, Rabu (9/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Pada Rabu (16/9/2020), melansir data dari Satgas Penanganan COVID-19 Pusat melalui website covid.go.id jumlah pasien positif kumulatif di Jawa Tengah mencapai 18.451 kasus, ada penambahan 340 kasus dari hari sebelumnya. Namun, versi Dinas Kesehatan(Dinkes) Provinsi Jawa Tengah melalui website corona.jatengprov.go.id kasus positif terkonfirmasi 18.595 kasus dan naik 386 kasus dari hari sebelumnya. Ada selisih data antara pusat dan provinsi sebanyak 144 kasus. 

Demikian pula, jumlah kasus pasien positif kumulatif Kota Semarang versi Dinkes Jateng dan Dinkes Kota Semarang juga berbeda per Rabu (16/9/2020). Pada hari yang sama Dinkes Jateng mencatat jumlah pasien positif kumulatif Kota Semarang 4.681 kasus, sedangkan versi Dinkes Kota Semarang melalui website siagacorona.semarangkota.go.id jumlahnya 7.190 kasus. Sehingga selisih data antara provinsi dan kota ada 2.509 kasus.

Pada Kamis (17/9/2020), melansir data dari Satgas Penanganan COVID-19 Pusat melalui website covid.go.id jumlah pasien positif kumulatif di Jawa Tengah mencapai 18.744 kasus, ada penambahan 293 kasus dari hari sebelumnya. Namun, versi Dinas Kesehatan(Dinkes) Provinsi Jawa Tengah melalui website corona.jatengprov.go.id kasus positif terkonfirmasi 18.921 kasus dan naik 592 kasus dari hari sebelumnya. Selisih data antara pusat dan provinsi mencapai 177 kasus. 

3. Perbedaan data juga terjadi antara Satgas COVID-19 Pusat dan Kota Semarang

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Demikian pula, jumlah kasus pasien positif kumulatif Kota Semarang versi Dinkes Jateng dan Dinkes Kota Semarang juga berbeda per Kamis (16/9/2020). Pada hari yang sama Dinkes Jateng mencatat jumlah pasien positif kumulatif Kota Semarang 4.724 kasus, sedangkan versi Dinkes Kota Semarang melalui website siagacorona.semarangkota.go.id jumlahnya 7.271 kasus. Sehingga, ada selisih data sebanyak 2.547 kasus antara provinsi dan kota. 

Sebelumnya, kasus selisih data juga terjadi antara Satgas Penanganan COVID-19 pusat dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Juru bicara pemerintah dan Satgas COVID-19, Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers harian, Senin (31/8/2020) menyebutkan Kota Semarang memiliki kasus aktif positif virus corona tertinggi sebanyak 2.317 kasus. Padahal, pada waktu yang sama kasus aktif di Kota Semarang tercatat hanya 489 kasus.

4. Kota Semarang diklaim memiliki kasus aktif tertinggi Se-Indonesia

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Seorang perajin mengamplas peti mati untuk jenazah COVID-19 di Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Lalu, sepekan kemudian pada Selasa (8/9/2020), Satgas Penanganan COVID-19 Pusat kembali merilis Kota Semarang masih menjadi salah satu daerah dengan kasus aktif tertinggi dengan jumlah 2.591 kasus. Padahal, pada waktu yang sama jumlah kasus aktif versi siagacorona.semarangkota.go.id di angka 523 kasus.

Atas kejadian tersebut Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pengamatan dan penelusuran data yang disampaikan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Pusat tersebut. Adapun, melalui komunikasi dan analisa serta pencocokan data dengan pusat, ternyata ada temuan-temuan yang kurang pas dengan data kasus COVID-19 di Kota Semarang.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 per 5 September 2020, tercatat kasus kumulatif pasien positif di Ibu Kota Jawa Tengah sebanyak 8.635 kasus. Padahal, dari website siagacorona.semarangkota.go.id jumlah pasien kumulatif di angka 6.424 kasus. Terjadi selisih data hingga 2.211 kasus. 

5. Ditemukan data yang sudah non aktif di Semarang masih dikonfirmasi aktif di pusat

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

‘’Dari jumlah data 8.635 kasus itu kami cocokkan, ternyata yang sudah non aktif atau pasien yang sudah sembuh dan meninggal dunia ada 5.969 kasus. Kemudian, data non aktif di Semarang, tapi di pusat masih aktif ada 927 kasus. Lalu, data di pusat yang tidak ditemukan di data COVID-19 Semarang maupun Jateng ada 1.467 kasus.

Ada juga data discarded yang artinya kasus suspek hasil swabnya negatif di Semarang, tapi di pusat dikonfirmasi positif ada 56 kasus. Serta data yang masih aktif baik di pusat maupun Semarang ada 216 kasus,’’ jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dokter Abdul Hakam.

Data aktif sebanyak 216 kasus itu pada 5 September hingga kini masih bergerak. Sebab, per Rabu (9/9/2020), pukul 17.00 WIB jumlah pasien positif aktif di Kota Semarang mencapai 540 kasus. 

6. Ada hasil laboratorium yang masih kosong tapi disampaikan terkonfirmasi positif COVID-19

Data COVID-19 Pusat dan Daerah Masih Beda, Mana yang Benar? Kepala Dinkes Kota Semarang Abdul Hakam (kanan). IDN Times/Fariz Fardianto

Selain data yang kurang pas, ada masalah lain dari perbedaan data antara yang disampaikan Satgas Penanganan COVID-19 dengan data siagacorona.semarangkota.go.id. ‘’Kami menemukan dari data yang disampaikan pusat ada 3.882 kasus hasil laboratorium yang masih kosong. Jadi, di sana ada kasus pasien dikonfirmasi positif, tapi hasil laboratoriumnya masih kosong,’’ tuturnya.

Kemudian, imbuh dia, ditemukan juga data sebanyak 8.854 kasus COVID-19 dengan alamat kosong dari 8.961 kasus hasil cut off per 5 September yang disampaikan satgas. Sebanyak 8.961 kasus itu merupakan kumulatif dari 8.635 kasus dari Kota Semarang dan 326 kasus dari Kabupaten Semarang. Disamping itu, masih ada lagi masalah dobel data yang dicatat oleh pusat. 

Baca Juga: Positif COVID-19 dari Klaster Warung Makan Semarang, 1 Orang Meninggal

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya