Kasus COVID-19 Melonjak di Semarang, New Normal Tak Jadi 8 Juni 

Pelaksanaan new normal bisa jadi ditunda

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang tengah mempertimbangkan kembali penerapan new normal yang semula rencananya akan dilaksanakan setelah pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) berakhir 7 Juni mendatang. Kondisi itu karena, kasus pasien positif COVID-19 di ibu kota Jawa Tengah tersebut kembali melonjak dalam 10 hari terakhir.

1. Kasus pasien positif COVID-19 melonjak dalam 10 hari terakhir

Kasus COVID-19 Melonjak di Semarang, New Normal Tak Jadi 8 Juni Ilustrasi orang yang terdeteksi reaktif COVID-19 melalui rapid test di Pasar Rejomulyo Semarang akan diisolasi. Dok. Dinkes Kota Semarang

Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi mengatakan, sesuai rencana pemberlakuan skema new normal akan dimulai pada 8 Juni. Namun, karena kasus virus corona masih tinggi normal baru ini masih menjadi kemungkinan, yang berarti opsi memperpanjang kembali pemberlakuan PKM, atau bahkan menetapkan PSBB masih terbuka. 

‘’Saat angka positif COVID-19 di Semarang menyentuh titik terendah sebanyak 47 orang pada tanggal 19 Mei 2020 kami optimistis bisa menerapkan new normal. Akan tetapi, jelang Lebaran hingga saat ini kasus pasien positif virus corona justru terus mengalami tren berbalik arah atau semakin bertambah. Puncaknya, pada Kamis (28/5) tercatat positif COVID-19 hampir mencapai dua kali lipat dari titik terendah, yaitu sebanyak 86 orang,’’ jelasnya melalui rekaman resmi, Jumat (29/5).

Baca Juga: Wali Kota: New Normal di Semarang Mulai 8 Juni 2020

2. Penerapan new normal tergantung pada Ro COVID-19 di Semarang

Kasus COVID-19 Melonjak di Semarang, New Normal Tak Jadi 8 Juni Ilustrasi rapid test (IDN Times / Haikal)

Sejak melonjaknya penderita COVID-19 di Kota Semarang pada masa jelang lebaran hingga hari ini, Pemkot Semarang belum dapat memastikan apakah Ro atau tingkat penularan COVID-19 di ibu kota Jateng dapat berada di bawah angka ambang 1. ‘’Ketika PKM tahap kedua berakhir pada 7 Juni 2020, kami belum tahu hasilnya apakah Ro virus corona bisa di bawah 1 atau tidak. Kalau di bawah 1 ya new normal kita jalankan, tapi kalau tidak ya mohon maaf, PKM kita perpanjang atau bahkan PSBB," tuturnya.

Lelaki yang akrab disapa Hendi itu menegaskan, bahwa semua ini tergantung masyarakat, mau tertib atau tidak. ‘’Kalau tidak mau ya kita seperti ini saja, di rumah terus, tidak ada aktivitas yang bisa dijalankan," imbuhnya.

3. Masih banyak warga yang tidak tertib terhadap protokol kesehatan COVID-19

Kasus COVID-19 Melonjak di Semarang, New Normal Tak Jadi 8 Juni Pedagang pasar dicek suhu tubuh oleh Polisi COVID-19. Dok. Satpol PP Semarang

Dalam kondisi pandemik COVID-19 ini, semakin banyak masyarakat yang tidak tertib dalam masa PKM, maka Ro di Kota Semarang akan semakin sulit dikendalikan. Artinya, kemungkinan menjalankan new normal pada 8 Juni mendatang akan semakin jauh. 

"Sejauh ini saat petugas berpatroli masih menemukan rombongan warga yang nongkrong di luar, tanpa masker, diingatkan malah marah - marah. Saya rasa sulit kalau yang berupaya menuju new normal hanya pemerintah dan sebagian masyarakat saja, sedangkan lainnya masih abai dengan keadaan pandemik ini. Sehingga, perlu upaya bersama, perlu pengorbanan bersama, perlu saling mengingatkan, dan perlu saling mengimbau," ujarnya.

Sementara, apabila normal baru jadi diterapkan, Pemkot  Semarang tak akan langsung melepas segala aturan yang diberlakukan. ‘’Misalnya untuk sekolah, karena tahun ajaran baru akan dimulai Juli, ya nanti di bulan Juli kita lihat. Apakah angka COVID-19 trennya konsisten turun, atau bahkan melonjak lagi. Intinya, tetap pada SOP Kesehatan. Jika hal itu sulit dijalankan, lalu angka positifnya justru tinggi, yang kita akan ambil kebijakan baru," tandasnya.

Baca Juga: 26 Orang Reaktif, Pasar Kobong Semarang Jadi Klaster Baru COVID-19

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya