Klaster Perusahaan Semarang, PDP yang Kerja di Pabrik Tulari 300 Orang
Ilustrasi. Buruh pabrik di Cikupa, Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Kemunculan klaster perusahaan langsung berdampak pada lonjakan kasus positif COVID-19 di Kota Semarang. Hingga kini, diketahui ada ratusan orang karyawan dari tiga perusahaan di sektor garmen, BUMN dan migas terinfeksi virus corona. Bagaimana kronologis sebenarnya hingga muncul klaster di lingkungan padat karya tersebut?
1. Berawal dari karyawan yang PDP COVID-19 dirawat di rumah sakit
Ilustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish SiddiquiKepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, munculnya klaster perusahaan berawal dari tiga karyawan di perusahaan A, B, dan C yang menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) di salah satu rumah sakit di Semarang. Saat diperiksa, ketiganya ternyata mereka bekerja di pabrik.
‘’Dari hasil pemeriksaan, kami melakukan penelusuran di perusahaan-perusahaan itu sampai akhirnya menemukan klaster baru,’’ ungkapnya melalui rekaman resmi yang didapat IDN Times, Kamis (9/7/2020).
Dari hasil penelusuran yang dilakukan petugas Dinkes Semarang, awal penularan terjadi dari rumah atau kos-kosan tempat PDP tersebut bekerja di pabrik hingga menularkan ke pekerja lainnya.
‘’Dari hasil penelusuran di 3 lingkungan perusahaan, rumah ataupun kos-kosan, sampai sekarang ada sekitar 300 orang yang terkonfirmasi positif dari klaster tersebut. Mereka adalah pekerja di perusahaan maupun kontak erat di lingkungan tempat tinggalnya,’’ tuturnya.
Baca Juga: Muncul Klaster Virus Corona Perusahaan Migas dan BUMN di Semarang
2. Penderita positif virus corona dari klaster perusahaan mencapai 300 orang
Ilustrasi pemeriksaan tes swab di Palembang (IDN Times/Dokumen BNI)Adapun, penderita yang terinfeksi COVID-19 tersebut adalah pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang tanpa gejala (OTG). Hanya saja, tambah Hakam, jumlah OTG lebih mendominasi, yakni mencapai 99 persen dari jumlah kasus klaster perusahaan itu.
Editor’s picks
Ia menjelaskan, saat ini yang masuk dalam OTG mayoritas melakukan isolasi mandiri yang difasilitasi oleh perusahaan masing-masing. Selain itu, sebagian ada yang melakukan isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang.
‘’Karyawan yang dinyatakan positif dari klaster perusahaan ini tidak semuanya warga Kota Semarang. Seperti di perusahaan A banyak yang dari luar kota, lalu di perusahaan C lebih banyak yang dari Kota Semarang,’’ terangnya.
3. Klaster perusahaan jadi klaster terbesar di Kota Semarang
ilustrasi ruang isolasi COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria WijayaMelansir dari berita sebelumnya, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyatakan, lonjakan kasus positif belakangan ini dari klaster perusahaan.
‘’Klaster industri atau pabrik jadi yang terbesar sejauh ini, karena awalnya kasus positif COVID-19 di angka 500-600, sekarang tiba-tiba sudah 900. Maka, itu akan kami jadikan fokus untuk diputus mata rantainya,’’ ungkapnya, Rabu (8/7/2020).
Adapun, penyebaran virus corona di klaster tersebut diketahui dari beberapa perusahaan atau industri di Kota Semarang.
‘’Ada di industri garmen, BUMN, dan migas,’’ tutur lelaki yang akrab disapa Hendi.
Pemkot Semarang berupaya untuk fokus memantau dan berpatroli di klaster-klaster penyebaran COVID-19 baik yang sudah lama maupun yang baru-baru saja terjadi.
‘’Kami akan memantau berdasarkan histori klaster seperti klaster pasar, tenaga medis, rumah sakit, puskesmas, pernikahan, dan yang terakhir pabrik,’’ tandasnya.
Melansir dari laman siagacorona.semarangkota.go.id, per Kamis (9/7/2020) pukul 11.00 WIB, pasien positif COVID-19 di Kota Semarang telah mencapai 899 orang. Jumlah tersebut terdiri atas 876 pasien dalam perawatan dan 23 pasien dalam perbaikan klinis. Secara kumulatif jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Semarang dari awal pandemik virus corona sampai sekarang mencapai 2.255 kasus.
Baca Juga: Penyebab Klaster Perusahaan di Semarang Menurut Apindo
