Lonjakan COVID-19 di Semarang, Klaster Pernikahan Terus Bertambah 

Giatkan tracking di klaster-klaster penularan

Semarang, IDN Times - Lonjakan kasus pasien positif COVID-19 di Kota Semarang beberapa waktu belakangan ini merupakan penambahan dari klaster-klaster lama. Hasil tersebut diketahui dari tracking di klaster pasar, pernikahan, dan tenaga kesehatan. 

1. Banyak kasus positif tambahan dari klaster penularan sebelumnya

Lonjakan COVID-19 di Semarang, Klaster Pernikahan Terus Bertambah Ilustrasi tes COVID-19 massal di Java Mal Semarang. Dok. Pemkot Semarang

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 saat ini karena ada pengembangan dari klaster-klaster lama. Seperti pasar, pernikahan, dan tenaga kesehatan.

"Hajatan kemarin itu dari keluarga dan tetangganya yang terinfeksi COVID-19 jumlahnya masih nambah lagi nambah lagi," ungkapnya saat ditemui, Kamis (25/6). 

Demi menuntaskan kasus itu, Pemerintah Kota Semarang mengalihkan tenaga medis yang sebelumnya melakukan tes massal masif di area publik untuk tracking ke lokasi klaster penularan. 

Baca Juga: Klaster Tenaga Kesehatan Berasal dari 37 Puskesmas di Semarang

2. Sementara tes massal masif dialihkan untuk tracking ke klaster lama

Lonjakan COVID-19 di Semarang, Klaster Pernikahan Terus Bertambah Pasar Rejomulyo atau Pasar Kobong ditutup setelah ditetapkan sebagai klaster baru COVID-19 di Kota Semarang. Dok. Pemkot Semarang

"Ini kami lagi menyelesaikan tracking tersebut sampai tuntas. Termasuk yang nakes (tenaga kesehatan) itu kami tracking semua ke keluarga, tetangga, dan kawannya supaya mata rantainya benar-benar putus. Begitu penelusuran telah rampung, kami akan melanjutkan tes massal secara masif ke area publik," jelas Hendi panggilan akrab Hendrar Prihadi. 

Dalam melakukan penelusuran klaster-klaster lama, Pemkot Semarang melakukan kombinasi antara tes rapid dan swab. 

3. Ketersediaan alat uji COVID-19 masih aman

Lonjakan COVID-19 di Semarang, Klaster Pernikahan Terus Bertambah Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

"Jadi tenaga medis akan melakukan rapid test terlebih dahulu. Apabila hasil rapid test menunjukan reaktif maka akan ditindaklanjuti dengan swab test. Sebab, saat ini alat untuk mendiagnosa sampel swab di Semarang kapasitasnya masih terbatas. Hanya mampu menampung 300 sampel. Nanti kalau sudah normal lagi, alatnya sudah mampu melayani sampel lagi, kami lakukan semuanya dengan swab lagi," katanya. 

Sementara itu, ketersediaan alat uji COVID-19 masih mencukupi baik rapid atau swab. Stok reagen atau cairan untuk uji laboratorium juga masih banyak.

"Ketersediaan alat uji aman. Kami sudah membelanjakan keperluan penanganan COVID-19 untuk kepentingan masyarakat Kota Semarang," tandasnya. 

Baca Juga: Akad Nikah Jadi Klaster Baru COVID-19 Semarang, Keluarga Jadi Korban

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya