Target Bangun 7 Ribu Rumah di Jateng Baru Terealisasi 2.900

Program pembangunan satu juta rumah terkendala corona

Semarang, IDN Times - Program pembangunan satu juta rumah yang digulirkan pemerintah terdampak COVID-19. Dari target 7.000 rumah yang akan dibangun tahun 2020, hingga bulan Agustus baru terserap 2.900 rumah.

1. Penyaluran KPR tersendat karena COVID-19

Target Bangun 7 Ribu Rumah di Jateng Baru Terealisasi 2.900Ilustrasi perumahan. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Ketua DPD REI Jawa Tengah, MR Prijanto mengungkapkan, pemerintah melalui BTN diminta menyalurkan dana untuk KPR sebesar Rp 5 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 15 triliun. BTN pun telah menyiapkan kuota pembiayaan untuk 4.000 unit rumah untuk di Jawa Tengah. 

‘’Namun, sampai bulan Agustus baru terserap 2.900 unit. Padahal ini ada tambahan 3.000 ribu dan ditargetkan harus habis pada bulan November 2020,’’ ungkapnya pada pameran Property Expo Semarang di Mal Paragon, Jumat (21/8/2020).

Tersendatnya penyaluran kredit itu karena kondisi pandemik COVID-19 yang terjadi sekarang ini. Meskipun, dana ada tapi diketahui perbankan menerapkan seleksi yang ketat pada calon konsumen perumahan.

Baca Juga: Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam Tertunda

2. Pengembang dorong perbankan beri kelonggaran untuk syarat KPR di masa pandemik

Target Bangun 7 Ribu Rumah di Jateng Baru Terealisasi 2.900Warga melintas di depan rumah komplek KPR bersubsidi di Desa Lam Ujong Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, Aceh, Senin (3/8/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

‘’Walaupun sudah disiapkan dan dana sudah turun, tapi kini perbankan lebih hati-hati dalam pencairan kredit saat kondisi seperti sekarang. Misalnya, mau mencairkan dana ke pekerja pabrik atau industri, mereka menjadi banyak pertimbangan karena ada COVID-19 ini. Sebab, banyak kejadian para pekerja turut terdampak virus corona, seperti tiba-tiba omzet perusahaan turun atau bahkan ada yang tutup. Kemudian, ada juga yang dipotong gajinya,’’ jelas Prijanto.

Kendati demikian, DPD REI Jateng tetap meminta perbankan untuk bersama-sama berusaha untuk membangkitkan kembali sektor properti yang kemarin sempat terdampak COVID-19. Pengembang perumahan akan berupaya untuk menyiapkan lahan untuk membangun rumah dan perbankan diminta jangan terlalu ketat menentukan syarat kredit. 

‘’Upaya ini agar target pembangunan rumah bisa tercapai. Kalau tidak ada kelonggaran dari bank tentu target juga sulit tercapai, karena tidak ada pembeli, pengembang juga tidak bisa menjual produk, dan anggaran pemerintah yang disalurkan bank tidak bisa terserap,’’ katanya.

3. Pengembang perumahan beralih ke promosi online

Target Bangun 7 Ribu Rumah di Jateng Baru Terealisasi 2.900Ilustrasi pameran perumahan di mal Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum

Sementara itu, selama terdampak COVID-19 para pengembang perumahan berusaha menjual produk properti secara online.  DPD REI Jateng bekerja sama dengan platform digital properti Pinhome Indonesia. Disini Pinhome tidak hanya berperan mengiklankan sebuah properti saja, namun juga turut berupaya mencarikan pembeli bagi properti tersebut. 

Prijanto menambahkan, selama masa pandemik kerja sama dengan Pinhome merupakan satu diantara langkah-langkah yang dilakukan DPD REI Jateng untuk menggenjot transaksi properti.

‘’Namun, bulan ini kami mulai menggelar promosi secara offline seperti adanya pelaksanaan pameran Property Expo Semarang dari 20-31 Agustus di Mal Paragon. Sebab, melalui pameran ini kami ingin turut mendorong perekonomian daerah,’’ tandasnya.

Baca Juga: Hadapi COVID-19, Bisnis Properti Ubah Pola Pemasaran ke Digital Marketing 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya