Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga Pelaku

Kedua tersangka juga berbaiat dengan ISIS

Jakarta, IDN Times - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali menangkap dua terduga teroris terkait kasus upaya pengeboman pos pengamanan (Pospam) Lebaran Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Senin (3/6) lalu.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol. Asep Adi Saputra, mengatakan bahwa kedua terduga teroris ini ditangkap berdasarkan hasil pemeriksaan dari Rofik Ansharuddin (RA) yang sebelumnya telah diamankan.

"Densus segera melakukan upaya-upaya pengembangan kasus ini dengan melakukan penangkapan terhadap dua pelaku aksi teror yang lainnya. Penangkapan ini dilaksanakan pada hari Minggu yang lalu tanggal 9 Juni 2019," ungkap Asep dalam konferensi pers di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/6).

1. Kedua tersangka mengetahui rencana pengeboman di Kartasura

Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga PelakuIDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Asep menjelaskan, kedua pelaku ditangkap di dua lokasi yang berbeda. Yang pertama, tersangka berinisial AA alias Umar, 30, ditangkap di daerah Lampung, Sumatera. Dan yang kedua tersangka berinisial S, 31, yang ditangkap di daerah Sukoharjo, Jawa Tengah.

Kedua tersangka ini, kata Asep, merupakan bagian dari upaya pelaksanaan aksi bom bunuh diri di Kartasura pada tanggal 3 Juni lalu.

"Peran dari kedua tersangka ini yang pertama adalah mengetahui tentang rencana aksi yang akan dilakukan oleh Rofik untuk melakukan aksi upaya pembunuh diri di depan pos pantau Kartasura pada tanggal 3 Juni yang lalu," kata Asep.

"Selain itu, kedua tersangka ini juga adalah merupakan bagian orang-orang yang turut secara bersama-sama merakit bom yang akan diledakkan pada tanggal 3 Juni itu," sambungnya.

2. Kedua tersangka juga berbaiat dengan ISIS

Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga PelakuIDN Times/Axel Jo Harianja

Asep mengungkapkan, awalnya Densus 88 menyimpulkan, kasus ini sebuah upaya lone wolf. Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif secara keseluruhan, kasus tersebut terjadi karena adanya sebuah kerja sama dari ketiga tersangka yang telah ditangkap saat ini.

"Berdasarkan pengembangan dari pemeriksaan yang ada, mereka sama-sama simpatisan dari ISIS dan berbaiat langsung kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Saat ini seluruh tersangka masih dalam pemeriksaan intensif. Kemudian bagaimana proses mereka secara bersama-sama lalu merencanakan itu juga masih dalam pendalaman lebih lanjut karena tersangka kan baru tertangkap kemarin," ungkapnya.

Asep menjelaskan, kedua tersangka juga tidak berbaiat secara langsung. Melainkan melalui media sosial. Metode pemapar dalam hal teroris, kata Asep, ada dua. Yang pertama, langsung dengan cara mempelajari dari para amir atau pemimpinnya.

"Dengan juga dikuatkan melalui buku-buku, baik panduan masalah jihad dasar-dasar hukum jihad dan seterusnya, itu langsung," kata Asep.

Sedangkan yang kedua, yaitu membaiatkan diri dengan mempelajari berbagai hal melalui metode media sosial.

"Sebagai contoh, RA sudah mengatakan bahwa dia mempelajari rangkaian bom ini dengan bahan-bahan yang dibutuhkan. Itu semua melalui YouTube yang dia pelajari kemudian baiat tadi melalui media sosial," jelas Asep.

Lebih lanjut, kedua tersangka yang ditangkap pada minggu kemarin, tidak berafiliasi dengan kelompok teroris yang ada di Indonesia.

"Keterangan sementara yang kita dapat, dia tidak berafiliasi kepada beberapa jaringan terorisme yang ada di Indonesia. Tetapi, langsung bersimpati kepada ISIS dengan membaiatkan diri kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Sementara keterkaitan yang jaringan-jaringan Indonesia masih terus kita dalami," jelasnya.

Baca Juga: Polri Pastikan Pelaku Bom Kartasura Gunakan Bom Low Explosive

3. Polisi dalami akun Facebook pelaku pengeboman Kartasura

Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga PelakuIDN Times/Axel Jo Harianja

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Dedi Prasetyo, sebelumnya mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menelusuri akun facebook Rofik Asharuddin (RA), 22, pelaku yang meledakkan bom di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Senin(3/6) lalu.

Dedi mengaku, kepolisian sempat mengalami hambatan dalam menggali informasi dari pelaku, sebab salah satu barang bukti yakni handphone (HP) milik Rofik telah dirusak.

"Kondisi tersangka RA dalam kondisi yang cukup stabil. Kesehatannya membaik namun belum bisa dimintai keterangan secara full. Barusan tim Densus 88 hari ini memintai keterangan tapi belum full menjelaskan karena HP yang bersangkutan sudah dirusak. Sehingga dari laboratorium forensik kita agak sedikit mengalami hambatan," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat(7/6).

"Namun, aparat kepolisian mencoba semaksimal mungkin untuk membuka jaringan komunikasi tersangka RA dengan menggunakan akun Facebook yang bersangkutan," sambungnya.

4. Rofik berkomunikasi dengan pimpinan ISIS melalui Facebook

Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga PelakuANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Dedi mengatakan, Rofik juga melakukan komunikasi dengan pimpinan ISIS melalui akun Facebook-nya. Untuk itu, pihaknya akan mendalami jaringan komunikasi Rofik melalui akun Facebook tersebut.

"Iya (komuniksasi dengan pimpinan ISIS) melalui Facebook. Dari hasil pemeriksaan sementara, kemudian hasil keterangan orang tuanya," katanya.

Dedi menjelaskan, orang tua Rofik juga sempat diajak oleh anaknya itu untuk berbaiat kepada jaringan ISIS. "Orang tuanya sempet diajak untuk mendukung suicide bomber, tapi orang tuanya menolak," jelas Dedi.

Menurut Dedi, orang tua Rofik saat itu tidak segera melapor ke polisi karena belum dapat memastikan apakah anaknya itu benar-benar terpapar dengan paham radikal yang dikembangkan oleh ISIS tersebut. Meski begitu, orang tua Rofik sudah berupaya mengingatkannya agar tak mengikuti hal-hal yang sifatnya radikal.

"Orang tua sudah mengingatkan kepada anaknya untuk tidak usah mengikuti hal-hal yang sifatnya radikalnya, terlalu ekstrem, itu membahayakan. Karena, memang tingkat pengetahuan yang bersangkutan (Rofik) terhadap pemahaman agama itu sangat kurang," jelasnya.

Berdasarkan hasil pendalaman polisi, Rofik, kata Dedi, masih termasuk lone wolf atau tidak terafiliasi jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau kelompok organisasi teroris yang terstruktur.

Akan tetapi, Rofik memiliki jaringan komunikasi dengan lone wolf lainnya untuk tukar menukar pengalaman merakit bom.

"Merakit bom itu didapat dari latihan dan belajar dari YouTube. Itu ada automate bom, itu sudah ada di situ berapa paket sampai membuat detonator itu sudah ada. Saat ini lagi didalami Densus 88," ucap Dedi.

5. Detik-detik sebelum Pospam Kartasura kena bom

Terkait Bom di Kartasura, Polisi Tangkap Dua Terduga PelakuCCTV Dishub Sukoharjo

Dedi sebelumnya membeberkan detik-detik sebelum Rofik Ansharuddin (RA), 22 melakukan pengeboman di Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dedi mengatakan, saat kejadian, ada seorang saksi yang bernama Rangga yang melihat pelaku.

"Pada saat kejadian, saksi (Rangga) membantu aparat kepolisian memasang lampu. Yang bersangkutan melihat pelaku sedang berjalan ke arah pos pukul 22.35 WIB dengan mengenakan kaos hitam dan celana jeans serta yang bersangkutan memakai headset," beber Dedi.

Dedi menjelaskan, berdasarkan perkiraan dari saksi, Rofik duduk di trotoar di depan Pospam selama kurang lebih 5-10 menit.

"Tiba-tiba pukul 22.45 WIB terjadi ledakan yang cukup kencang. Mengakibatkan pelaku mengalami luka. Terluka di depan pos. Kemudian saksi bersama sejumlah personel Polri berjumlah 8 orang segera keluar dari pos untuk menghindari ledakan susulan," jelas Dedi.

Sekitar pukul 23.30 WIB, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polda Jateng kemudian melakukan pengecekan CCTV milik dari Dinas Perhubungan Kabupaten setempat.

Dalam CCTV tersebut, lanjut Dedi, pelaku terlihat berjalan dari arah pos 10 atau Pos Tugu sambil meninggalkan sepeda motor berwarna silver dengan nomor polisi AD 4051 WK.

Setelah selesai melakukan pengamanan di lokasi kejadian, tim dari Polres Sukoharjo bersama pasukan dari Brimob melakukan evakuasi terhadap pelaku.

"Ketika TKP dinyatakan sudah aman, maka pelaku dilakukan evakuasi ke RS di Muardi Solo untuk dilakukan perawatan secara intensif," kata Dedi.

Dedi menuturkan, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kemudian langsung melakukan proses investigasi untuk melakukan penyelidikan terhadap pelaku serta peristiwa bom bunuh diri di depan Pospam tersebut.

"Demikian juga Labfor langsung melakukan olah TKP di lokasi. Menemukan beberapa serpihan dan beberapa partikel terkait masalah bom," tutur Dedi.

Pada pukul 01.25 WIB, tim Densus 88 bersama Antiteror Polda Jateng melakukan penggeledahan serta penyitaan barang bukti di rumah pelaku.

"Dari hasil penyitaan tersebut dan identifikasi yang dilakukan oleh Inafis, diketemukan bahwa pelaku berhasil diidentifikasi atas nama RA. Diambil dari sidik jari yang bersangkutan dan ijazah yang bersangkutan pernah mengikuti pendidikan," jelas Dedi.

Dari hasil penyitaan di rumah pelaku, pihaknya, kata Dedi berhasil menemukan beberapa barang bukti yang digunakan untuk membuat bom berdaya ledak rendah.

"Hasil temuan yang ada di kediaman pelaku, kemudian hasil analisis labfor yang menemukan beberapa serpihan di TKP, hasil simpulan sementara bahwa itu bom jenis low explosive," katanya.

"Kemudian juga, dicek ulang kembali dari labfor, sisa- sisa serbuk yang melekat di tubuh pelaku baik di dekat sekitar perut mau pun sekitar luka yang ada di tangan sebelah kanan. Semua identik. Maka ditarik satu kesimpulan ini (bom) low explosive," sambung Dedi.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari orang tua dan kakak pelaku, dia memiliki sifat yang cenderung pendiam serta jarang melakukan komunikasi dan bersosilasasi.

"Keluar kadang-kadang juga pamitan dan kadang gak pamitan. Kejadian dia bom bunuh diri kemarin itu, dia tidak berpamitan. Cuma keluar menggunakan sepeda motor, lalu tahu-tahu terjadi ledakan di depan Pospam itu," ungkap Dedi.

Lebih lanjut, pelaku kata Dedi kemungkinan akan dibawa ke Jakarta jika memang terafiliasi dengan kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Baca Juga: Komunikasi ISIS Lewat Facebook, Polisi Lacak Akun Pelaku Bom Kartasura

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya