Air Dari Liang Kubur Bekas Tapa Pendem Mbah Supani Jadi Buruan Warga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Laporan Oetoro Aji
Pati, IDN Times - Liang kubur bekas tapa pendem Mbah Supani warga Desa Bendar Kecamatan Juwana Kabupaten Pati mengeluarkan banyak air.
Baca Juga: 10 Kali Jalani Tapa Pendem, Mbah Supani Ceritakan Alasannya
1. Air yang awalnya asin berubah rasanya menjadi tawar
Keanehan dirasakan oleh Mbah Supani yakni air yang semula dirasakan asin tiba-tiba menjadi tawar.
Hal tersebut lantas menjadi buruan warga sekitar. Mereka percaya air tersebut memiliki banyak manfaat untuk pengobatan.
Mbah Pani membeberkan keanehan tersebut. Ia mengatakan ada perbedaan rasa air yang berada di liang kubur bekasnya melakukan tapa pendem
Sebelumnya saat hendak dicangkul air tersebut rasanya asin. Namun rasa tersebut tiba-tiba berubah menjadi tawar.
“Wingi pas diambil airnya oleh orang tukang macul. Airnya rasanya asin. Tapi saya pikir airnya itu tawar buat pertolongan. Kemudian dikehendaki oleh yang Kuasa berubah menjadi tawar,” ucapnya.
2. Mbah Supani siapkan tempat khusus untuk penampungan air
Editor’s picks
Lantas air tersebut menjadi buruan warga. Mbah Pani tidak mau menyebutkan air tersebut untuk pengobatan secara khusus.
Namun menurutnya air itu memiliki berbagai khasiat untuk masyarakat.
“Kemarin juga sudah disiapkan genuk untuk tempat air. Ada dua di kiri dan sebelah kanan,” kata dia.
Untuk air tersebut, kata dia baru tahun ini saja. Sebelumnya, sembilan kali melakukan tapa pendem tidak pernah mengalami keanahan tersebut.
“Baru tahun ini. Kemarin yang ambil banyak. Gunanya tergantung yang mau makai buat pengobatan apa. Ning kulo sak katehing kulo kabejan kamulyan diparangi mari waras. Kados wingi-wingi,” tutupnya.
3. Selama lima hari Mbah Supani lakukan tapa pendem
Seperti yang diketahui, mbah Pani melakukan tapa pendem sejak hari Senin (16/9/2019) petang kemarin. Dalam tapa pendem ini, sebelumnya adalah prosesnya sama seperti jenazah yang akan dikubur.
Supani sebelumnya dikafani kemudian disedikan bunga tujuh rupa. Untuk kedalamannya liang kubur sedalam tiga meter dengan lebarnya kurang lebih 1,5 meter.
Di dalam kubur itu sudah disediakan peti untuk tempat pertapaan. Pada posisi di liang tersebut Mbah Pani juga dibekali bantal dari tanah atau orang Jawa menyebutnya gelu.
Mbah Pani ditinggal sendirian di dalam tanah, kemudian petinya ditutup. Hanya diberi lubang untuk pernapasan.
Baca Juga: Selama Tapa Pendem Mbah Pani Ngaku Diajak Pergi ke Alam Lain