Gejala Flu Babi, Fakta Virus yang Merenggut Nyawa Pasien RSUP Kariadi

Semarang, IDN Times - Hasil diagnosa terbaru terhadap meninggalnya pasien yang sempat menjalani karantina virus Corona (Covid-19) menyebutkan yang bersangkutan meninggal karena virus H1N1 atau flu babi.
Pihak RSUP dr Kariadi Semarang menyebutkan hasil diagnosa dari Litbangkes pada RAbu (26/2) malam, di paru-paru pasien ada virus influenza tipe A. Virus tersebut merupakan turunan dari H1N1 alias flu babi.
Baca Juga: Pasien Meninggal di Kariadi Semarang Karena Virus Babi dari Spanyol
1. Pasien meninggal karena Flu Babi di RS Kariadi habis bepergian dari Spanyol
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan di RSUP dr Kariadi, Fathur Nur Kholis mengungkapkan pasien yang meninggal karena flu babi tersebut berusia 37 tahun. Ia diduga tertular saat sedang berpergian ke Spanyol. Ketika menjalani pemeriksaan medis di rumah sakit, pasien juga mengaku sempat transit ke Dubai sebelum melanjutkan perjalanan ke Semarang.
"Hasil lab-nya sudah kita terima semalam. Dia positif menderita influenza tipe A atau H1N1. Itu kita dapatkan setelah ada kepastian kalau si pasien berumur 37 tahun ini negatif Covid-19. Di sampel yang sama menunjukan bahwa ada virus H1N1," ujar Fathur, saat memberikan keterangan di RSUP dr Kariadi Semarang, Kamis (27/2).
Flu babi, menurutnya pernah mewabah sekitar tahun 2009-2010. Di tahun ini, flu babi kembali muncul dengan menginfeksi pasien yang sempat menjalani karantina Corona.
"Virusnya ada di Spanyol dan bapak ini kan WNI yang pernah dari Spanyol juga," imbuhnya.
Fathur mengatakan meski masa pandeminya sudah lewat, tetapi flu babi masih bisa ditularkan melalui saluran transmisi udara. Dengan kata lain, setiap orang di Indonesia bisa tertular flu babi meski tidak berpergian ke luar negeri.
2. Apa itu flu babi dan penyebabnya?
Mengutip dari berbagai sumber flu babi atau swine flu ini muncul karena gen virus penyebabnya mirip dengan virus influenza yang menyebabkan penyakit flu pada babi.
Editor’s picks
Flu babi menyebar dari manusia ke manusia dan pada tahun 2009, penularan virus influenza A (H1N1) atau dikenal dengan flu babi terjadi secara global.
Virus flu babi sendiri oleh WHO dinyatakan telah berakhir sejak 2010, meski demikian langkah-langkah pencegahan terus dilakukan dengan cara vaksinasi influenza tahunan.
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan di RSUP dr Kariadi, Fathur Nur Kholis menyebutkan penyebab penularan flu babi ada tiga faktor.
"Penyebabnya karena ada tiga faktor. Bisa virus, bakteri dan jamur atau enzim lainnya seperti mikroorganisme atau non mikro. Itu bisa menyebabkan si penderitanya mengalami stadium ringan hingga berat. Tapi flu babi masa pandemi sudah lewat. Cuma virus itu akan mengalami mutasi," terangnya.
3. Kenali gejala Flu Babi
Sementara itu seperti dilansir dari laman BBC, virus flu babi pertama kali muncul di Meksiko, gejala flu babi pada manusia hampir sama dengan gejala flu biasa. Diantaranya
- Panas tinggi sekitar 38 derajat celcius
- Batuk
- Sakit tenggorokan
- Bersin
- Nyeri di seluruh tubuh dan persendian
- Mual dan diare
- Sesak nafas
Masa inkubasi Flu babi atau swine flu bisa hanya sekitar 2 hari saja. Sebagian besar orang hanya menderita gejala ringan bisa pulih kembali dalam waktu sekitar seminggu.
Penyakit flu babi bisa menjadi sangat fatal jika menjangkiti anak-anak berusia di bawah 5 tahun atau di atas 65 tahun, Ibu hamil, Penderita penyakit kronis seperti asma, penyakit jantung, pneumonia, atau diabetes. Atau orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah misalnya karena menderita HIV/AIDS.
4. Bagaimana pengobatan flu babi?
Pengobatan flu babi tiap pasien berbeda-beda. Hal ini ditentukan berdasarkan gejala yang dialami dan tingkat keparahannya, riwayat kesehatan, serta kondisi fisik pasien.
Pada umumnya, penderita flu babi dapat melakukan pengobatan sendiri di rumah. Langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan meliputi cukup beristirahat, minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Obat-obatan biasanya adalah untuk mengurangi intensitas gejala pasien.
Baca Juga: Mirip Corona, Ini Penyebab Meninggalnya Pasien Isolasi RSUP Kariadi