IMR 2022: Wawancara Gibran Bicara Transformasi Digital Hingga Keluarga

Digitalasi bakal pegang peran penting di masa depan

IDN Times merupakan media digital multiplatform yang menargetkan millennial dan gen Z yang saat ini memiliki pembaca hingga 51 juta setiap bulannya.

Salah satu program yang dimiliki IDN Times yakni Indonesia Millennial & Gen Z Report 2022. Yakni dengan melalui riset yang dilakukan oleh IDN Research Institute.

Indonesia Millennial & Gen Z Report 2022 ini juga melakukan wawancara terhadap para kepala daerah millenial di berbagai wilayah di Indonesia yang dibagi hingga 7 chapter. Mulai dari topik keagamaan, nilai dan tradisi, topik keluarga dan edukasi, topik profesi dan pekerjaan, topik hiburan dan rekreasi, topik keuangan dan konsumsi, dan juga pandangan politik.

Satu diantara kepala daerah yang IDN Times wawancara yakni Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Wawancara dilangsungkan di ruang kerja Wali Kota di Balai Kota Surakarta pada 2 Maret 2022 yang lalu.

Pada kesempatan tersebut Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka berbicara pentingnya upaya percepatan transformasi ke digitalisasi, yang bakal menjadi faktor penting pertumbuhan ekonomi hingga profesi apa di masa depan yang memiliki prospek cerah.

Putra Presiden Joko Widodo ini juga mengungkap kehidupan pribadinya di luar kesibukan pekerjaan sehari-harinya sebagai Wali Kota Surakarta. Berikut petikan wawancaranya dengan IDN Times Jateng.

Baca Juga: [WANSUS] Bangkitkan Ekonomi di Masa Pandemik Saatnya Menjadi Altruis

Indonesia dipenuhi masyarakat di usia produktif (Millennial dan Gen Z), apa keuntungan indonesia dari bonus demografi ini?

Gibran:

Kalau di Kota Solo misalnya putra mahkota Gusti Purboyo ada Gusti Bhre dari Mangkunegaran, ini kan tokoh-tokoh muda semua ya. Harapannya ke depan anak-anak muda mulai muncul, mulai menjadi orang yang bisa menginisiasi untuk kemajuan kota Solo saya kira bagus.

Sebuah kesempatan untuk kita, apalagi anak-anak muda sekarang banyak sekali yang pintar-pintar. Yang di 40 under 40 (Fortune Indonesia) saya lihat banyak sekali dibawah 30 masih 20 an, saya kita bagus.

Bagaimana pendapat anda tentang kondisi indonesia saat ini, khususnya di sektor ekonomi dan kesehatan?

Gibran:

Saya kira gak masalah sih, kalau saya lihat di 2020 kita strugling sekali, di 2021, 2022 sudah ada proses recovery.

Kalau saya lihat di 2021 ini kan tadi pagi saya baru rapat LKPJ saya lihat di indikator-indikatornya sudah memperlihatkan perbaikan, misalnya pertumbuhan ekonomi, untuk angka kemiskinan, saya kira di 2022 ini sudah bisa normal kembali atau akan ada peningkatan, jadi tenang aja.

Bagaimana pandangan anda tentang isu kesetaraan gender di Indonesia? apakah ini hal penting?

Gibran:

Jangan Indonesia dong, saya lingkup Solo saja, misalnya kalau di Pemkot aja, kepala dinasnya banyak yang perempuan, camat ada yang perempuan, lurah-lurah banyak yang perempuan, kontribusi kaum perempuan di Solo itu besar.

Dan saya lihat perempuan-perempuan yang menjadi kepala dinas di Pemkot Solo itu lebih ulet, lebih tekun terus kerjanya lebih detail lalu bisa tegas. Kadang-kadang bisa pakai perasaan juga lembut sangat bagus sekali saya rasa. Dan kalau di Solo di lingkup pemkot saya beri kesempatan seluas-luasnya kepada kaum wanita.

Seberapa penting nilai-nilai pancasila meredam perpecahan antar agama di kalangan anak muda?

Gibran:

Penting sekali, penting, penting sekali pokoke. Kalau saya lihat di kalangan anak-anak muda isu-isu radikalisme saya kira anak-anak muda sekarang lebih melek teknologi bisa lebih memilih dan memilah media-media apa yang mereka baca.

Media-media apa yang mereka jadikan referensi, jadi saya kira anak-anak muda lebih resilient terhadap ancaman-ancaman perpecahan antar agama, isu-isu yang agak membelok itu saya kira mereka lebih pintar lah.

Mereka lebih melek teknologi bisa melakukan cross reference kepada beberapa media-media, dan saya kira intinya mereka lebih melek dan open minded

Generasi muda semakin peduli isu krisis iklim dan lingkungan, langkah apa yang seharusnya diambil pemerintah dalam mendukung gerakan ini?

Gibran:

Kalau saya lihat anak-anak muda sekarang misalnya teman-teman anak-anak muda yang menjadi pengusaha, saya melihat mereka tidak melulu mengejar profit atau mengejar keuntungan, mereka ada yang lebih cenderung menjadi sociopreunerur.

Kalau misalnya mereka punya pabrik atau produk mereka packagingnya mulai menggunakan packaging yang ramah lingkungan, yang punya pabrik mereka juga mulai beralih ke bahan-bahan atau material yang ramah lingkungan juga, ini saya rasa mereka lebih melek untuk isu iklim dan lingkungan.

Saya kira inilah kita bisa melihat 5-10 tahun ke depan saya yakin anak muda terutama anak-anak muda di Solo hal-hal simpel aja misalnya kalau kendaraan pilih kendaraan listrik, mobil listrik, tapi nanti baru kelihatan hasilnya 5-10 tahun ke depan. Kita juga sudah menginisiasi dengan PLN kita juga sudah punya charging station

Apa pendapat anda tentang politik SARA?

Gibran:

Ra melu ngurusi itulah, jangan ikut-ikut, anak-anak muda jangan ikut-ikut. Politik SARA itu sangat merugikan saya juga termasuk korban politik SARA. Itu sudah menjadi makanan sehari-hari, ada yang percaya ada yang tidak. Ada yang sampai sekarang masih ngotot oh itu keluargnya pak Jokowi itu begini begini.

Tapi ya tak biarin ajalah, ya jangan ikut-ikutan, banyak yang gak benar soalnya. Untuk anak muda baca lebih banyak referensi dari luar. harus lebih pintar memilih dan memilah media, baca artikel-artikel yang tidak profokatif.

Tagar #PercumaLaporPolisi sempat viral, bagaimana pemerintah bisa menghadirkan penegakan hukum yang transparan, independen dan berkeadilan?

Gibran:

Ya kalau ini sih kita kembalikan lagi ya, kalau masalah penegakan hukum kita kembalikan yang berwajib, tapi yang jelas dengan adanya taggar #PercumaLaporPolisi kita harus  semualah, tadi pagi saya ingatkan juga, warga sekarang lebih melek teknologi apapun pasti dilaporkan, apapun pasti mereka mencoba akan memviralkan.

Misalnya mereka tidak merasa puas dengan pelayanan kami, dengan infrastruktur yang kita bangun jadi sangat hati-hati. Jadi kalau di Solo ada Ulas, mereka punya nomor hape saya, mereka bisa menghubungi DM di sosial media saya jadi semua serba transparan, serba bisa mengakses, semua bisa sambat, semua bisa mencoba untuk berkeluh kesah dan dibantu untuk mencarikan solusi.

Jangan sampai ada taggar-taggar seperti ini lagi. Kalau kita ini intinya pelayan publik jadi harus melayani dan harus siap melayani semua masukan, evaluasi atau kritikan dari warga

Apa aktivitas harian anda diluar pekerjaan sehari-sehari?

Gibran:

Nglumpukke dolanan (mengumpulkan mainan) gak koleksi, iki nglumpukke kat mbiyen (ini mengumpulkan dari dulu). Ada yang sebagian saya bawa ke sini (kantor) soalnya anak-anak saya masih kecil, kadang-kadang dipreteli makane tak gowo mrene (makanya saya bawa ke sini), suk mben nek wes gede tak gowo omah meneh (nanti kalau anak-anak sudah besar saya bawa pulang lagi).

Saya ngumpulin yang kecil-kecil dulu terus dirawat dilebokke (dimasukkan) lemari, kalau ada yang masih dalam bungkus atau kardus yang tak simpan juga. Pengene ya dirawat aja. Soal e kalau kaya gini nanti kan bisa dimainin anak-anak, apa malah disumbangke eman (sayang) kalau rusak. Aktivitas lain ya biasanya olahraga.

Adakah kegiatan khusus yang suka anda lakukan bersama anak-anak di hari libur atau akhir pekan?

Gibran:

Gak pernah liburan kok, dua tahun gak pernah jalan-jalan. Selama pandemik gak pernah jalan-jalan sama sekali.

Bagaimana cara anda membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan?

Gibran:

Ya dibagi aja, habis kerja pulang ke rumah, waktunya libur ya libur. Anak-anak gak protes, ya kalau saya dari dulu gitu, dulu malah lebih intens lagi. Dulu kan saya lebih banyak keluar kota, luar pulau.

Kalau sekarang lebih banyak di Solo, tapi memang ya podo wae ra tau na omah (sama juga sekarang juga jarang di rumah), tapi ya gak apa-apa.

Kalau istri saya kerja setengah hari aja PKK paling setengah hari saja, tapi gak masalah kok. Setengah hari biasane anak-anak saya masih sekolah atau les, jadi ya gampanglah bisa diatur

Apa tips anda membina rumah tangga yang harmonis bersama istri/suami anda?

Gibran:

Gak ada tips, ya jalani wae biasa-biasa aja, komunikasi ya standar-standar wae, jalani saja. Kalau marah ya hal biasa, kita cari solusi bareng-bareng

Menurut anda apa bidang pekerjaan yang paling menjanjikan di masa depan?

Gibran:

Pasti yang melibatkan dunia digital itu yang nanti ke depan harus lebih banyak digarap oleh anak-anak muda. Kalau kemarin sempat ada viral yang jualan foto di NFT itu ke depan pasti lebih gede lagi, atau teman-teman anak muda yang mulai sekarang sudah bisa memanfaatkan e-commerce itu pasti ke depan lebih gila lagi.

Jadi semuanya harus melek teknologi, melibatkan teknologi juga untuk pemasaran, penjualan untuk pengambilan keputusan itu juga harus melibatkan teknologi. Kaya kemarin Pak Kapolri baru saja meresmikan smart city di Solo seperti ini kan bisa kelihatan dipantau trafficnya seperti apa.

Kalau di tempat e pak Satlantas (Polresta Surakarta) itu lebih detail, kalau seperti ini kita bisa tahu oh ini harus dibangun elevated rail, itu yang di Pasar Nongko trafficnya seperti itu harus dibangun apa, nanti kelihatan semua dan itu based on data semua untuk disusun, ya itu pemanfaatan teknologi.

Bagaimana peran pemerintah membantu generasi muda bersiap masuk ke dunia kerja?

Gibran:

Yang jelas kita sekarang ini sudah banyak membuat pelatihan-pelatihan jadi bukan hanya untuk masuk dunia kerja tetapi juga masuk ke dunia bisnis, dunia enterpreuner, kayak tadi pagi habis pelantikan saya ke ada pelatihan Ralali itu bagus juga.

Lalu kita banyak tempat-tempat pelatihan UMKM dan lain-lain, jadi saya rasa tempat-tempat untuk belajar, tempat-tempat untuk mempersiapkan diri untuk masuk dunia kerja itu sudah banyak sekali.

Di Techno Park itu kita juga baru saja buka pelatihan cyber security, itukan bagus sekali, di dunia itu kan belum banyak, maksudnya dunia yang belum banyak orang berkecimpung di situ jadi ini sebuah kesempatan. Dan saya yakin itu nanti cari kerjanya gampang banget karena sudah menguasai apa yang dipelajari di techno park.

Di situ bisa belajar macam-macam, belajar cyber security ada Garena juga, teman-teman atau anak-anak muda yang pengen belajar, pengen tahu tentang e-sport masuk ke e-sport secara profesional juga bisa belajar dari situ.

Kita berusaha mempersiapkan sebaik mungkin, sebelum masuk dunia kerja mereka benar-benar kita siapkan dan kalau di Techno Park itu lebih ke teknologi jadi mereka benar-benar belajar di situ bisa menjawab tantangan zaman

Menurut anda, apa sih tantangan utama transformasi digital di Indonesia?

Gibran:

Saya rasa di masa pandemik ini kita ambil sisi positifnya saja, jadi orang yang sebelumnya tidak melek teknologi ada pandemi malah mempercepat dan sedikit memaksa mereka untuk melek teknologi.

Misalnya mbok-mbok yang di Pasar Gede awalnya kan gak ngerti apa itu pembayar lewat QRIS atau belanja lewat GrabAssistant itu kan gak ada yang tahu. Nah ini ada pandemi orang jadi takut keluar rumah, orang jadi takut, jadi lebih berhati-hati, malah antara pedagang dan pembeli jadi melek teknologi.

Jadi mereka benar-benar memanfaatkan aplikasi-aplikasi yang sudah tersedia yang mana transaksi penjualan, pembayaran, pembelian semua sekarang serba digital, dan pandemi ini kita ambil baiknya aja, mempercepat proses digitalisasi

Jika diminta untuk menyebutkan 1 youtuber yang paling anda sukai, siapa orang tersebut? dan apa alasannya?

Gibran:

Saya paling suka, ini bukan YouTuber sih, tapi setiap hari dia posting upload video-video pendek animasi, nama akunnya Tekotok.

Saya rasa dia produktif sekali soalnya dia bisa upload tiap hari, memang saya suka yang genre hiburan, iya wong kene wes mumet kerjo kon delok (sudah disibukkan dengan kerja gak sempat lihat) podcast

Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terpukul karena pandemi, langkah apa yang harus kita ambil untuk menggairahkan sektor pariwisata ini?

Gibran:

Ini terjadi di semua kota, di semua negara. Di 2022 ini sudah tegaskan ke dinas-dinas terkait event harus jalan terus dengan protokol kesehatan, dengan risiko yang harus ditanggung.

Yang jelas kita gak ingin teman-teman pegiat pariwisata, teman-teman seniman ini merasakan apa yang terjadi tahun lalu. Pokoknya kita tahun ini mau proses recovery, proses percepatan pemulihan ekonomi jadi untuk tahun ini kegiatan-kegiatan pariwisata tidak ada yang kita cancel, kita tunda, kita hilangkan. Kita tetap jalan seperti normal tapi tetap dengan prokes yang ketat.

Apa jenis olahraga yang anda sukai? dan kenapa?

Gibran:

Sepakbola, kenapa? ya semua orang suka, ya standar lah. Klub yang disukai Persis Solo, Liverpool

Salah satu industri yang lekat dengan anak muda adalah gaming industry, apa pendapat anda tentang perkembangan industri game di indonesia?

Gibran:

Di Technopark sekarang ada Garena, kalau Garena kan Free Fire sama Tour of Duty, ini kan sekarang pemainnya sudah banyak banget. Ke depan yang harus kita dorong adalah pembuat gamenya. Jadi orang-orang, karena pemainnya sudah ada ya anak-anak itu Indonesia harus bermain game asli buatan Indonesia juga, itu nanti ke depan harus didorong seperti itu.

Kalau sekarang kita kan hanya jadi konsumen, ke depan kita sebagai pemakai juga sebagai kreator. Jadi saya rasa sudah ada arah ke situ kok. Sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan teknologi, nanti technopark juga kita ada pelatihan membuat game.

Jadi bukan hanya bermain game saja tapi membuatnya juga. Itu nanti ada di technopark juga. Rencana tahun ini, tahun ini pokoke Techno Park Oktober jadi semua, tenant-tenant nya akan masuk semua

Bagaimana peran anak muda menumbuhkan ekonomi di Indonesia?

Gibran:

Tadi saya bilang masalah transaksi digital itu butuh dorongan dari anak muda, kemarin kita baru saja dapat rekor MURI transaksi digital terbanyak di pasar tradisional, itu kalau yang dorong bukan anak-anak muda ya gak mungkin tercapai.

Jadi transaksi digital, transaksi online, penggunaan e-commerce anak muda semua itu, crypto, bitcoin semuanya itu anak muda semua

Apa tantangan terbesar transformasi bank digital? apakah literasi digital yang rendah?

Gibran:

Ya literasi digital masih rendah, kalau di Solo ya kita saat ini masih berproses, dan prosesnya kan gak instan kita harus mendorong warga, mendorong anak-anak muda. Kita harus melakukan edukasi.

Dan edukasi itu yang paling lama soalnya sekali lagi belum semuanya punya akses ke smartphone, belum semuanya punya akses ke internet cepat, belum semuanya mengerti kegunaan-kegunaan tiap-tiap aplikasi yang ada di smartphone, ya jadi ini harus lebih banyak edukasi.

Jadi ke depannya kalau sekarang kan pengguna smartphone kebanyakan untuk sosial media dan lain-lain, untuk chatting, untuk Instagram, facebook tapi untuk yang sifatnya untuk produktivitas itu masih kurang, tapi kita sudah ada arah ke sana, itu membutuhkan waktu untuk edukasi.

Anda lebih suka belanja secara langsung / secara online? apa alasannya?

Gibran: Ya tergantung barangnya ada yang lebih enak online soalnya bisa membandingkan harga, bisa menunggu flash sale, bisa dapat cash back kalau pakai GoPay, pakai Ovo nah itu lebih enak, gak usah ribet.

Gak takut tertipu? sekarang di e-commerce sudah ada misalnya toko yang official, terus kita bisa lihat rating penjualnya. Kalau sekarang penipuan online itu sangat-sangat dikit banget terutama di e-commerce, saya hampir tidak pernah dikecewakan atau ditipu sih gak pernah.

Atau kalau barangnya yang datang tidak sesuai kita sering retur barang duitnya dikembalikan itu hal yang biasa, sekarang jarang sekali kok penipuan-penipuan online itu

Apakah anda punya tips untuk anak muda supaya mampu membeli rumah?

Gibran:

Pokoknya nglumpukke duit, menabung. Saya dulu kan juga, saya nikah itu umur 28 itu beberapa bulan sebelum menikah itu saya juga KPR.

Memang harus memberanikan diri, mengangsur tiap bulan kalau gak ya gak kebeli-kebeli, soalnya kalau sekarang anak-anak muda itu beli mobil dulu padahal rumah itu lebih penting

Menurut anda, minat generasi muda indonesia untuk aktif di dunia politik semakin meningkat/menurun? dan apa alasannya?

Gibran:

Kalau saya lihat semakin meningkat, sekarang yang lebih muda dari saya banyak banget. Yang sudah jadi anggota DPR RI, jadi bupati banyak banget, yang lebih berprestasi juga banyak banget. Saya kira partisipasi anak muda di dunia politik makin banyak, makin banyak juga yang tidak apatis, makin banyak yang melek dan itu bagus.

Politik itu dinamis dan sudah tidak seperti dulu lagi, kalau sekarang kan pejabat-pejabat juga lebih luwes semua. Maksudnya apa kalau warga, kalau di sosial media tidak sekaku dulu semuanya lebih cair, mau ketemu ya gampang.

Kita misalnya masuk, mau blusukan ya tidak perlu yang formal-formal banget atau harus pakai pakain yang formal, jadi lebih membaur dan kalau sekarang itu apa-apa lebih cair.

Kalau saya lihat juga warga Solo itu lebih intens untuk ngasih masukan, ngasih kritikan itu lebih cair lebih terbuka. Dan kita juga pengennya terbuka semua jadi semua punya andil dan partisipasi untuk bangun kotanya.

Penting bagi pjabat untuk memiliki media sosial, sekarang kita kalau gak ada sosmed kan gak pernah tahu di sana ada permasalahan apa, dan hal-hal kecil saja misal jalan berlubang atau lampu PJU mati kan kita tidak tiap hari bisa muter-muter, kita kalau gak ada laporan warga ya gak tahu misalnya ulas itu kan penting banget, kalau gak ada ulas kita kadang-kadang juga, bukannya kita tidak tahu tapi ya kandag-kadang kecolongan.

Kadang-kadang karena kesibukan masing-masing kita gak sampai lihat misalnya di pinggiran kota, di dalam kampung, tapi dengan adanya prtisipasi warga semua sekarang bisa tercakup semua.

Baca Juga: Solo Masuk 10 Besar Kota Toleran, Gibran: Semua Rukun

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya